visitaaponce.com

Resmi Menjadi Guru Besar, Prof Hamsal Angkat Filosofi Yin-Yang

Resmi Menjadi Guru Besar, Prof Hamsal Angkat Filosofi Yin-Yang
Prof.Mohammad Hamsal dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen Stratejik, Binus University.r(Ist)

FENOMENA paradoks telah menjadi suatu fenomena tidak terpisahkan dari masyarakat. Pada dasarnya, paradoks merupakan sebuah pernyataan yang seolah-olah berlawanan atau bertentangan dengan asumsi umum, namun di dalam kenyataannya pernyataan itu mengandung sebuah kebenaran.

Umumnya, penyebutan kata paradoks sering digunakan dengan kontradiksi, tetapi kontradiksi oleh definisi yang tidak benar.

Di samping itu, banyak pula paradoks yang memiliki sebuah jawaban, meski tetap saja tidak terpecahkan atau hanya mampu dipecahkan melalui perdebatan terlebih dahulu.

“Paradoks didasarkan pada persepsi organisasi dicirikan dengan elemen yang acap kali bertentangan tapi terjalin satu sama lain dan merupakan fakta yang tidak dapat diabaikan," ujar Prof Dr Mohammad Hamsal MSE MQM MBA CISCP dalam orasi ilmiah berjudul “Paradoxical Strategies: Using Both/And Thinking to Lead Business Transformation,” di Binus University, Kampus Anggrek, baru-baru ini.

Mohammad Hamsal resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Manajemen Stratejik.

Melalui keterangan resminya, Jumat (10/2), Prof Hamsal memaparkan orasi ilmiah yang mengangkat strategi paradoks sebagai kontradiksi (pertentangan) yang dapat diselesaikan, dalam arti memperkaya pemahaman fakta atau memberi manfaat peluang baru, nilai baru atau inovasi.

Ini berdasar pada fenomena tekanan yang terus muncul antara kebutuhan hari ini dan besok (paradoks inovasi), antara integrasi global dan kepentingan lokal (paradoks globalisasi), serta antara misi sosial dan tekanan keuangan (paradoks kewajiban).

Elemen kontradiktif yang diadopsi sebagai salah satu dasar paradoks ini adalah "yin-yang" yang dalam filsafat China digunakan untuk menggambarkan bagaimana kutub berlawanan bergantung satu sama lain. "Yin" mewakili kekuatan feminin dan "yang" mewakili kekuatan maskulin.

Model "yin-yang" menggambarkan kontradiksi dan dualitas dalam keseimbangan, yang mencerminkan realitas dan persistensi dalam pergerakan yang terus-menerus. Ini menunjukkan bagian-bagian yang berlawanan secara konsisten mengalir dan memperkuat satu sama lain.

Mengutip dari PwC (2020), Prof. Hamsal mencatat ada enam paradoks yang semakin penting untuk dikelola untuk mendukung keberhasilan pemimpin.

Pertama adalah globally-minded localist bahwa pPemimpin harus bisa berkiprah secara efektif di pasar lokal dan terhubung dengan baik di seluruh dunia pada saat bersamaan.

Kedua, high-integrity versus hypocrisy politicia. Paradoksnya dalam lingkungan politis, pemimpin bisa kehilangan integritasnya karena fokus memenuhi kebutuhan orang lain dan manajemen politik.

Ketiga, humble versus arrogant hero. Paradoksnya dalam situasi kritis, pemimpin harus tampil seperti pahlawan, tapi juga harus menerima saran dan meminta bantuan.

Keempat, strategic-executor. Paradoksnya orang cenderung lebih memperhatikan strategi atau eksekusi. Pemimpin harus mengartikulasikan strategi, memahami pengembangannya, dan melaksanakan dengan baik.

Kelima adalah tech-savvy humanist. Paradoksnya keterampilan teknis dan pemahaman aspek kemanusiaan seringkali bertentangan.

Keenam adalah traditioned innovator dengan paradoks pemimpin harus menemukan keseimbangan antara mempertahankan hal-hal yang sudah baik dalam bisnis dan membuka peluang untuk inovasi baru yang relevan. 

Sebagai penutup, Prof Hamsal menyampaikan kegiatan penelitian di bidang manajemen stratejik dan kerjasama industri terus digalakkan dan didukung industri dan lembaga pemerintah untuk mencapai level global.

"Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberi pengakuan internasional dan membantu Binus University dalam memenuhi visi untuk membina dan memberdayakan masyarakat. Ini akan meningkatkan daya saing dan keunggulan sebagai perguruan tinggi Indonesia yang berkualitas dunia. Menjadi guru besar untuk kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat," jelas Prof Hamsal.

Prof Hamsal merupakan Guru Besar Tetap ke-18 yang dikukuhkan Binus University. Upacara pengukuhan dilakukan pada Sidang Terbuka yang dipimpin Ketua Senat dan Rektor BInus University Prof Dr Ir Harjanto Prabowo MM serta dihadiri Dewan Guru Besar Binus University dan Guru Besar Tamu, pimpinan Bina Nusantara, keluarga, dan tamu undangan.

“Sungguh bangga, Prof Hamsal berkontribusi lebih banyak mewujudkan visi fostering & empowering. Semoga semakin banyak karya, pemikiran untuk Binusian, Binus, dan masyarakat Indonesia,” ungkap Prof Harjanto.

Salah satu Guru Besar Tamu Prof Rhenald Kasali PhD dari Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia berpesan untuk Prof. Hamsal .

“Jadilah bukan manusia yang pintar untuk diri sendiri, namun jadilah pintar dan berguna bagi orang lain,” pesannya.

Wali Kota Bogor Dr H Bima Arya Sugiarto turut menyampaikan kesan atas Prof Hamsal.

“Prof. Hamsal menyampaikan pemikiran jenius.Paradoks itu bisa ditafsirkan menegaskan satu sama lain sekaligus menjadi kekuatan jika kita bisa meramu dan mentransformasikan menjadi suatu strategi,” tutur Bima Arya.

Saat ini Prof Hamsal tercatat sebagai Faculty Member di Doctor of Research in Management Binus University Business School.

“Saya ingin mendedikasikan pencapaian ini untuk lembaga, yaitu Binus University. Indonesia ke depan memerlukan pemimpin yang dapat mengelola paradoks dengan baik, karena kita negara majemuk dengan latar belakang masyarakat berbeda-beda." jelas Prof.Hamsal.

"Ini merupakan bentuk rasa terima kasih atas kebaikan guru dan dosen-dosen yang membentuk saya menjadi seperti sekarang ini. Saya ingin meneruskannya dengan pendidik generasi muda sehingga mereka juga dapat berdampak bagi orang lain,” tutur Prof Hamsal. (RO/OL-09)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat