Upaya Atasi Perundungan, Program Roots Diikuti Ribuan Siswa
![Upaya Atasi Perundungan, Program Roots Diikuti Ribuan Siswa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/d466bb8456748db1305ab2df2835800e.jpg)
PUSAT Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) bekerja sama dengan United Nations Children’s Fund (UNICEF) serta berkolaborasi dengan Direktorat SMP, SMA, SMK, dan dinas pendidikan melaksanakan program pencegahan perundungan berbasis sekolah atau dikenal dengan Roots.
Program Roots telah dilaksanakan rutin dalam dua tahun terakhir. Sejak tahun 2021, telah dilakukan pendampingan kepada 7.369 sekolah jenjang SMP dan SMA/ SMK yang berasal dari 489 kabupaten/ kota di 34 provinsi di Indonesia.
Program tersebut juga telah melatih 4.517 fasilitator guru anti-perundungan di jenjang SMP, dan 9.273 guru pada jenjang SMA dan SMK.
Kepala Puspeka Kemendikbud-Ristek, Rusprita Putri Utami menjelaskan program Roots Anti-Perundungan Kemendikbud-Ristek bertujuan untuk memberdayakan peran siswa di sekolah sebagai agen perubahan.
Hal itu untuk menyebarluaskan pesan dan perilaku baik di lingkungan sekolah, khususnya kepada teman sebaya.
“Melalui program Roots, Kemendikbud-Ristek terus mendorong lahirnya siswa agen perubahan. Harapannya setelah mendapatkan materi dari modul pembelajaran saat Roots, mereka akan mampu menjadi penggerak upaya-upaya pencegahan terjadinya perundungan atau kekerasan di sekolah,” ujar Rusprita dalam keterangannya, Minggu (26/2).
Baca juga: Pentingnya Sinergi Semua Pihak untuk Perangi Perundungan Online
Siswa agen perubahan adalah 30 siswa paling berpengaruh di sekolahnya yang dipilih oleh siswa-siswi lain berdasarkan teori jejaring sosial. Berdasarkan data hasil monitoring program Roots tahun 2021, telah terbentuk 43.442 agen perubahan.
“Program Roots tahun 2022 juga telah kita perluas dan telah melahirkan lebih banyak agen perubahan anti perundungan," kata Rusprita.
"Tentu harapannya, Roots di tahun-tahun mendatang akan menghasilkan semakin banyak lagi siswa agen perubahan yang dapat turut menyuarakan pesan anti-perundungan,” imbuhnya.
Sebagai wujud aksi nyata dalam mencegah terjadinya perundungan di sekolah, agen perubahan mengadakan Hari Deklarasi Anti Perundungan (Roots Day).
Roots Day dipimpin oleh agen perubahan dengan melibatkan semua elemen sekolah, termasuk siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, penjaga sekolah, dan lain-lain.
Salah seorang Agen Perubahan Angkatan ke-2 SMP Islam Al Azhar 1, Mahira Shafa Kamila mengaku sangat bangga dan senang bisa mengikuti Roots dan menjadi agen perubahan.
“Selain mendapatkan materi cara menangani dan mengatasi perundungan yang terjadi di sekolah ataupun lingkungan yang lain, di Roots Day kami juga menampilkan orkestra, parodi, nasyid, dan masih banyak lagi untuk menyuarakan pesan anti-perundungan,” terangnya.
Koordinator Ketahanan Sekolah SMP Islam Al Azhar 1, Windi Maratunsholiha menambahkan, pihak sekolah dalam hal ini termasuk Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, telah berkomitmen dan memberikan dukungan penuh bagi upaya pencegahan dan penanganan perundungan di sekolah.
“Bukan hanya dari sisi keleluasaan waktu bagi fasilitator guru maupun siswa agen perubahan dalam melaksanakan praktik baik di sekolah, melainkan juga dari segi pembiayaan program,” tuturnya.
Fasilitator Guru dari SMK Negeri 1 Mopuya, Sulawesi Utara, Dwi Retnowati mengungkapkan hal senada. Menurutnya, sekolah menilai penting program Roots sehingga memasukkannya ke dalam alokasi anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Dengan adanya program Roots dan agen-agen perubahan, anak-anak menjadi lebih mengenal dan paham soal perundungan karena mereka mendapatkan informasi itu langsung dari teman-temannya sendiri,” tuturnya.
Senada dengan itu, fasilitator guru dari SMP Negeri 1 Jayapura, Hariati turut menyambut baik agen perubahan yang telah terbentuk di sekolahnya.
Dikatakan Hariati, para agen perubahan telah sangat aktif melakukan sosialisasi ke setiap kelas untuk menyuarakan upaya pencegahan perundungan.
“Mereka membuat poster-poster anti-perundungan yang dikampanyekan di seluruh lingkungan sekolah. Kita semua berharap, program Roots ini dapat terus dilaksanakan dan anak-anak memahami kalau sekolah kami sudah menjadi sekolah anti-perundungan sesuai hasil deklarasi yang sudah ditandatangani bersama,” kata dia. (Van/OL-09)
Terkini Lainnya
Andien: Tunda Akses Gadget Anak agar Tumbuh Kembang Maksimal
Ini yang Perlu Dilakukan Orangtua Hadapi Penggunaan Media Sosial dan Perundungan Terkait Berat Badan pada Remaja
Pangeran Harry dan Meghan Markle Soroti Bahaya Cyberbullying Anak
Anak Korban Kekerasan akan Lakukan Hal Serupa pada yang Lebih Lemah
Aksi Luluk Nuril Bentak Siswi SMK Langgar UU Perlindungan Anak
Di Mabes TNI, Presiden Jokowi Soroti Kejahatan Siber yang Terus Meningkat
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Gelar Kumpul Komunitas Karawo
PDNS Diserang, Kemendikbudristek Jamin Data Penerima KIP Kuliah Aman
Gerakan Sekolah Sehat Tingkatkan Edukasi Sampah Plastik
Pemerintah Tak Henti Dorong Terwujudnya PPDB yang Objektif, Akuntabel, dan Transparan
Jaga Semangat Inklusivitas dan Berkeadilan Sekolah Melalui PPDB
Hilmar Farid: Menjaga Peradaban Melalui Kerja Kebudayaan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap