Sarapan tidak Boleh Hanya Asal Kenyang
![Sarapan tidak Boleh Hanya Asal Kenyang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/3f698b4b1520c091c979f83ada4ef468.jpg)
DOKTER spesialis gizi klinik Juwalita Surapsari mengingatkan bahwa sarapan tidak boleh hanya asal kenyang namun juga harus memperhatikan nutrisi mulai dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, serta sayur dan buah sesuai prinsip Isi Piringku.
"Konsepnya adalah gizi seimbang atau balanced diet," kata lulusan Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia itu dalam sebuah acara temu media di Jakarta, Selasa (28/2).
Juwalita menjelaskan gizi seimbang untuk anak-anak tentu berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak membutuhkan lebih banyak karbohidrat, berbeda dengan orang dewasa yang lebih banyak membutuhkan protein.
Baca juga: Pentingnya Sarapan yang Bernutrisi Sejak Dini, Ini Kata Pakar
"Kalau anak-anak itu memang komposisi karbohidratnya lebih banyak karena mereka butuh energi lebih banyak untuk aktivitas harian mereka yang sangat banyak," ujarnya.
Menurut Juwalita, menu sarapan tidak harus selalu berisi nasi sebagai sumber karbohidrat dan ayam sebagai sumber protein hewani. Namun, orangtua juga dapat melakukan berbagai kreasi menu sarapan bergizi.
"Karbohidratnya bisa kita variasikan, tidak hanya nasi tapi bisa juga roti, karena ini juga mudah di pagi hari. Proteinnya bisa pakai telur, dan sayuran juga bisa kita masukkan dan kita bikin omelette. Lalu, dibikin seperti sandwich," katanya.
Juwalita mengatakan, dalam mempersiapkan menu sarapan, perlu juga memperhatikan kandungan garamnya. Ingat, batasan garam atau natrium per hari untuk anak usia empat sampai delapan tahun adalah 1.200 miligram atau 3 gram garam, setara dengan setengah sendok teh.
Sedangkan pada orang dewasa, batasan per harinya adalah 2.000 miligram natrium atau 5 gram garam, setara dengan satu sendok teh.
Juwalita juga mengingatkan bahwa menu sarapan sebaiknya bervariasi agar semua nutrisi bisa terpenuhi terutama vitamin dan mineral. Terutama anak-anak, saat mengonsumsi bahan makanan olahan, ia menganjurkan agar tidak hanya terpapar dengan satu jenis rasa.,
"At some point, kadang-kadang anak menjadi sulit beradaptasi dengan makanan di sekelilingnya. Kalau dia terbiasa makan gurih terus, lalu dia harus ke luar rumah dan makan di tempat lain, dia akan cari terus makanan yang biasa dia makan, dia akan kesulitan," katanya.
Adapun waktu sarapan terbaik, menurut Juwalita, adalah maksimal dua jam setelah bangun tidur. Sebab, jika ditunda atau bahkan melewatkan sarapan, dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi tubuh. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
UGM Siapkan Sarapan Gratis Selama Masa Ujian
Daftar 8 Camilan Pagi yang Ramah untuk Penderita Diabetes
Bingung Cari Sarapan Pagi untuk Penderita Ginjal? Berikut 6 Ide Sarapan Pagi Ramah Ginjal
5 Cara Menjaga Berat Badan Tetap Stabil saat Hari Raya Idul Fitri
Zeelandia Rayakan Hari Sarapan Nasional dengan Gelar Acara Sarapan Gratis
Program Semangat Pagi Indonesia Beri 21 Ribu Paket Sarapan Bagi Anak Panti Sosial
Judi Online Mengancam Kualitas Bonus Demografi
FM7 Resort Hotel Hadirkan Kid’s Challenges untuk Anak-Anak
Pencegahan Judi Online terhadap Anak Harus Segera Dilakukan
Anak Bertanya tentang Kasus Kekerasan, Menteri PPPA Menjawab
Gejala Hepatitis pada Anak tidak Selalu Mata Kuning
6 Cara Mengajarkan Kesabaran pada Anak
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap