BNPT Ajak Pemuda Unfollow Akun Radikal di Media Sosial
![BNPT Ajak Pemuda Unfollow Akun Radikal di Media Sosial](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/f60019b4c6335b135c2acbf11a20d2e4.jpg)
DIREKTUR Deradikalisme BNPT RI, Brigjen Pol. R. Achmad Nurwakhid meminta pemuda dan masyarakat lebih aktif dalam menangkal radikalisme. Caranya dengan lebih selektif dalam mengikuti akun-akun di media sosial.
"Segera unfollow saja akun yang sudah menjurus radikal, seperti akun-akun yang terlalu fanatik pada agama tertentu, menyebar hoaks dan konten yang memecah belah persatuan dan toleransi," ajak Nurwakhid saat berbicara pada Kuliah Umum Pendidikan Anti Radikalisme, Selasa (14/03) di Universitas Tidar (UNTIDAR) Magelang, Jawa Tengah.
Kuliah umum tersebut diikuti oleh para mahasiswa UNTIDAR dan siswa SMA/SMK di Magelang di Gedung Kuliah Umum dr. H. R. Suparsono UNTIDAR.
Pada kesempatan itu, Achmad Nurwakhid menegaskan bahwa radikalisme tidak terkait dengan agama manapun. Radikalisme menurutnya meliputi ideologi-ideologi yang mengancam Pancasila dan mampu mengancam stabilitas dan konsensus negara. Radikalisme justru berhubungan dengan pemahaman dan cara beragama yang menyimpang yang menyalahi ajaran agama itu sendiri.
"Kasus yang terjadi sering kali terjadi adalah membela agama. Agama itu ada untuk diamalkan. Praktik beragamapun tidak akan bisa utuh dan khusyuk jika negara tidak aman dan damai," paparnya.
Bangsa Indonesia sebagai pemilik suku bangsa, bahasa daerah, dan pulau terbanyak di dunia tentu memiliki risiko tinggi. Terlebih, Indonesia memiliki enam kepercayaan dengan beragam aliran kepercayaan adat.
"Maka, kita harus berpedoman pada moderasi beragama. Pertama, komitmen kebangsaan. Apa itu komitmen kebangsaan? Berpedoman pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang-undang 1945. Kedua, toleransi. Jangan merasa paling agamis. Hormati sesama. Ketiga, mengakomodasi kebudayaan dan kearifan lokal. Terakhir, anti kekerasan," jelasnya.
Rektor UNTIDAR Prof. Sugiyarto, M.Si. dalam sambutannya menekankan pentingnya memahami bahaya radikalisme demi membangun jiwa nasionalisme pemuda. Terlebih, Magelang memiliki catatan sejarah yang luar biasa.
"Kita harus memberikan catatan terbaik. Teruskan perkembangan peradaban ini sesuai zamannya. Kalau dulu pada zaman Mataram Kuno ada Borobudur sebagai simbol kejayaan, apa yang kita tanam sekarang? Sebagai generasi sekarang, apa yang bisa kita berikan untuk generasi yang akan datang," kata Prof. Sugiyarto. (N-3)
Terkini Lainnya
BNPT: Teroris Sasar Generasi Muda, Perempuan, Anak, dan Remaja dalam Serangan Terbaru
Komisi 3 DPR RI Apresiasi Capaian BNPT dan Dukung Penuh Penambahan Aggaran Tahun 2025
Pendidikan Pancasila Kekinian Ajak Milenial Hindari Paparan Terorisme
BNPT Pastikan World Water Forum Ke-10 Berjalan Aman
18 Objek Vital Kantongi Sertifikat Penanggulangan Terorisme
Tingkatkan Kualitas Asesmen Sistem Pengamanan Guna Dukung Keamanan WWF Ke-10
Pusat Karir Untidar Jembatani Pencari Kerja dan Perusahaan
Peringati Nuzulul Quran Untidar Santuni Anak Yatim
Perubahan Iklim Dikhawatirkan Ancam Ketahanan Pangan
Peneliti Untidar Ciptakan Prototipe Coil untuk Cegah Pendarahan Otak
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap