visitaaponce.com

Butuh Kolaborasi Dorong Obat Tradisional Jadi Modal Ketahanan Kesehatan

Butuh Kolaborasi Dorong Obat Tradisional Jadi Modal Ketahanan Kesehatan
Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jakarta Selatan menggelar seminar dan rapat kerja cabang PC IAI Jaksel, Sabtu (18/3).(Dok. PC IAI Jaksel)

KOLABORASI pentahelix (kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, media, dan komunitas masyarakat) dinilai sangat penting untuk mengakselerasi obat tradisional menjadi kategori fitofarmaka.

"Secara umum, obat tradisional terbagi tiga kategori yakni jamu, obat herbal terstandar (OHT), dan fitofarmaka," kata Ketua Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jakarta Selatan Dr apt Novi Yantih MSi pada seminar dan rapat kerja cabang PC IAI Jakarta Selatan, di Century Park Hotel, Jakarta, hari ini.

"Untuk fitofarmaka, memiliki grade paling tinggi karena harus sampai  uji klinik. Dengan kolaborasi secara baik, bisa mengakselerasi obat tradisional menjadi fitofarmaka. Dalam hal ini, dibutuhkan kolaborasi pentahelix," ujar Novi melalui keterangannya.

Novi menjelaskan potensi mendorong obat tradisional menuju kategori fitofarmaka di Indonesia amat besar. Sebab, bahan baku yang tersedia amat banyak dan berkelanjutan dengan kondisi keanekaragaman hayati di Indonesia yang begitu tinggi.

"Melalui seminar bertemakan Ketahanan kesehatan dengan produk herbal Indonesia ini, kami ingin mendorong para apoteker lebih intens dalam mengakselerasi serta berkontribusi dalam ketahanan kesehatan dengan produk-produk herbal Indonesia," terang Novi.

Karena itu, dalam seminar tersebut, PC IAI Jakarta Selatan mengundang sejumlah pembicara. Di antaranya ialah, Dr apt Agung Eru Wibowo MSi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi (Herb) dari Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PD POTJI), dan apt Dra Dwi Indriati MFarm selaku praktisi, apoteker, dan pebisnis obat tradisional.

"Dengan kehadiran tiga pembicara yang beragam ini dan didukung para sponsor, kami berharap nantinya ada kolaborasi yang baik, terutama dengan dunia usaha atau industri, untuk membawa obat tradisional lebih cepat ke pangsa pasar," urai Novi.

Ia juga berharap melalui seminar ini bisa mendorong obat tradisional di Indonesia mendunia dan benar-benar jadi modal ketahanan kesehatan di Indonesia, sehingga tidak kalah bersaing dengan obat modern dari luar negeri, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo.

Ketua Panitia seminar dan rapat kerja cabang PC IAI Jakarta Selatan Zainur Rahman Hakim menambahkan acara itu dihadiri sekitar 300 peserta yang terdiri dari 250 peserta secara daring dan 25 orang secara luring.

"Para peserta ialah pengurus PC IAI Jaksel periode 2022-2026 dan para apoteker anggota PC IAI Jaksel. Juga diundang para pimpinan perguruan tinggi dari Universitas Indonesia, Universitas Pancasila, dan ISTN," katanya.

Dalam rakercab, kata Zainur, juga akan disusun berbagai program kerja antara lain yang mendukung ketahanan kesehatan secara umum dan upaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi apoteker dalam penggunaan obat tradisional.

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah IAI DKI Jakarta apt Drs Muhamad Yamin M Farm yang turut hadir mengapresiasi seminar dan rapat kerja cabang PC IAI Jakarta Selatan.

Pasalnya, hal itu sebagai bentuk tanggung jawab organisasi untuk terus memperbarui keilmuan dan pengetahuan seorang apoteker. Selain perlunya memperbarui pengetahuan, IAI sebagai organisasi pun perlu meningkatkan layanan kepada anggotanya agar terjadi zero complaint.

"IAI sejak 2019 sudah melakukan pelayanan secara online untuk mengurus surat rekomendasi, pengurusan dokumen hingga pengurusan izin praktik."

Ia juga mengingatkan agar IAI tetap melakukan pengabdian masyarakat. Hal itu misalnya dilakukan IAI DKI Jakarta secara bergantian setiap pengurus cabang, dengan memberikan santunan obat dan alat kesehatan kepada masyarakat korban kebakaran di Depo Plumpang, Jakarta Utara. (RO/S-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat