Mamah Oday, Penerima Kalpataru, Dorong Pemanfaatan Obat Nusantara
ODAY Kodariyah atau yang akrab dipanggil Mamah Oday, merupakan penerima penghargaan Kalpataru 2018 ada kategori Perintis Lingkungan Pelestari Sumber Daya GenetikTanaman Obat. Kontribusi Mamah Oday dalam melestarikan dan memperkenalkan tanaman obat nusantara sangat besar. Sejak lama Mamah Oday tak kenal lelah memberikan edukasi dan pelatihan tentang pemanfaatan obat tradisional kepada khalayak luas.
Oleh karena itu, Yayasan KEHATI meresmikan Tugu Kalpataru di Taman Herbal Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam di Desa Cukanggenteng Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung Jawa Barat (30/4). Tugu Kalpataru ini dibangun sebagai simbolis dari penghargaan Kalpataru 2018 yang diterima oleh Mamah Oday. Semangat Mamah Oday sejalan dengan pengembangan program bioprospeksi yang dijalankan oleh Yayasan KEHATI.
“Merupakan suatu kehormatan Yayasan KEHATI dapat diberikan kepercayaan untuk meresmikan Tugu kalpataru Oday Kodariyah ini. Tugu ini merupakan simbol perempuan pejuang lingkungan dan tanaman obat di Indonesia. Hal ini tentunya dapat menjadi salah satu momentum dalam memperkenalkan tanaman obat nusantara dan khasiatnya untuk menjadi primadona dan mendukung pembangunan berkelanjutan karena dapat melindungi keanekaragaman hayati Indonesia, serta melindungi kearifan lokal,” ujar Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos.
Baca juga : Temulawak akan Diproyeksikan Saingi Ginseng dari Korsel
Peresmian Tugu Kalpataru ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya antara Yayasan KEHATI dan Mamah Oday, terutama pada kegiatan edukasi jenis tanaman obat dan pemanfatannya.
Ke depannya, Yayasan KEHATI berencana mendukung kegiatan yang dikelola Mamah Oday, antara lain inventarisasi pengetahuan tradisional, eksplorasi sumber daya genetik, serta koleksi spesimen. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya genetik lokal dan pengetahuan tradisional dalam pemanafaatan berkelanjutan tanaman obat.
Sampai saat ini sudah terdapat lebih dari 900 jenis tanaman obat, 418 spesimen koleksi tanaman obat dari 102 famili (suku) dan 341 spesies yang sudah dikoleksi di Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam dengan luasan +/- 5 hektar. Selain gencar mempromosikan khasiat dari tanaman obat nusantara, Mamah Oday juga aktif mempelajari beragam seluk beluk tanaman obat, baik secara tradisional atau ilmiah.
Baca juga : Pengembangan Obat Herbal Dalam Negeri Perlu Kontrol Kualitas Bahan Baku
Mamah Oday menuturkan untuk menambah keahliannya, dia pernah menempuh beragam pendidikan pelatihan, mulai dari tanaman obat profesional, tanaman obat kelas pengobatan, diagnosa penyakit dengan cara kedokteran kelas pengobatan herbal, dan meramu jamu sesuai diagnosa kedokteran.
Semangat ini yang membuat KTO Sari Alam menjadi pusat konsultasi dan pengobatan berbasis tanaman obat di Indonesia. Tidak hanya pasien dari dalam negeri, pasien dari luar negeri pun turut berdatangan. Mamah Oday memanfaatkan kebun tanaman obatnya sebagai kebun koleksi, produksi dan klinik tanaman obat. Artinya kebun tersebut memiliki 3 fungsi, yaitu pelestarian, pengambangan dan pemanfaatan.
Di sela-sela acara peresmian, Riki mengatakan bahwa Indonesia harus dapat memanfaatkan potensi bioprospeksi Indonesia yang sangat tinggi. Dalam perkembangannya, nilai ekonomi bioprospeksi diperkirakan mencapai USD 500 miliar per tahun yang mencakup sektor farmasi, produk pertanian, tanaman hias, kosmetik, dan berbagai produk bioteknologi lainnya.
Baca juga : Manfaat Daun Afrika, Cara Mengomsumsi dan Efek Sampingnya
“Keberhasilan bioprospeksi bergantung pada informasi awal yang didapat dari masyarakat lokal (local knowledge) yang secara turun temurun memanfaatkan sumber daya keanekaragaman hayati untuk berbagai kebutuhan. Tak kalah penting, masyarakat harus mendapat manfaat dan memberi persetujuan terhadap pengembangan produksi bioprospeksi ini, sehingga tidak terjadi pembajakan kanekaragaman hayati (biopiracy),” jelas Riki.
Tanpa adanya dukungan dari banyak pihak dan payung hukum yang kuat dalam pengelolaan sumber daya genetik, maka masyarakat lokal sulit memperoleh manfaat dari bioprospeksi ini, terutama dari sisi komersil. Alhasil, Indonesia akan berpotensi kehilangan sumber daya genetik yang secara alami menjaga proses-proses ekosistem fundamental.
Pada acara peresmian ini, semua tamu undangan diajak untuk melihat herbarium tanaman obat, serta fasilitas informasi dan pengobatan di KTO Sari Alam. Di akhir perjalanan keliling kebun tanaman obatnya, Mamah Oday mengatakan bahwa penghargaan ini hanyalah bonus dari kerja keras yang dilakukan, dan tugu yang dilakukan sebagai pengingat bahwa perjuangan harus terus dilakukan agar dapat bermanfaat bagi generasi muda. (H-2)
Terkini Lainnya
Indonesia Punya Banyak Bahan Alami untuk Atasi Nyeri Haid
BRIN Dorong Percepatan Riset untuk Obat-Obatan Tradisional
5 Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan
2 Sisi Kecubung, Tumbuhan dengan Zat Halusinogen yang Bisa Jadi Obat Sekaligus Racun
PDPOTJI Tegaskan Kecubung tidak Lagi Digunakan Sebagai Obat Tradisional
Sulit Dapat Izin Edar Badan POM? Berikut 5 Hal yang Perlu Diperhatikan
Etnis Madura Miliki Kekayaan Warisan Ramuan untuk Kesehatan Perempuan
BRIN Eksplorasi Kekayaan Biodiversitas Indonesia untuk Bidang Kesehatan
Peneliti UGM Ungkap Gagal Ginjal Anak Bisa Dicegah dengan Ekstrak Buah Jenitri
Tujuh Khasiat Daun Kelor bagi Kesehatan
Kebun Raya Bogor, Wisata Alam Terindah di Indonesia
Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Mendialogkan Pemikiran Fransiskan dengan Perspektif Sufi Yunus Emre
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap