visitaaponce.com

Soal SNBT Sebaiknya tidak Sekadar Utamakan Penalaran

Soal SNBT Sebaiknya tidak Sekadar Utamakan Penalaran
Petugas mengawasi Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021.(ANTARA/MAKNA ZAEZAR )

SOAL ujian tulis masuk perguruan tinggi negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun ini mengutamakan penalaran. Namun, tipe soal itu dikritisi oleh pengamat pendidikan Cecep Darmawan karena menyeleksi mahasiswa seharusnya tidak hanya sekadar mengutamakan aspek kecerdasan penalaran.

Cecep berpendapat semestinya harus ada juga soal yang dapat mengukur calon mahasiswa dari aspek kecerdasan emosional, keterampilan dan spritualitas.

“Idealnya literasi, numerasi dan macam-macam itu silakan saja dipilih. Tetapi, aspek yang dinilai atau yang diukur itu jangan hanya aspek kognitif. Tetapi juga ada aspek afektif dan psikomotor. Kalau hanya kognitif nanti hanya kecerdasan sepihak saja. IQ saja. Padahal harusnya seimbang,” kata Cecep kepada Media Indonesia, Jumat (24/3).

Baca juga: Sistem Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) Dinilai Bermasalah

Jika hanya mengandalkan satu aspek, yaitu kecerdasan, kata Cecep, dikhawatirkan kelak akan lahir sosok-sosok yang tidak memiliki keseimbangan kecerdasan.

Padahal tujuan dari pendidikan nasional itu semestinya bisa menyeimbangkan antara kecerdasan IQ, kecerdasan emosional hingga spiritual.

“Itu penting sekali. Makanya jangan sekadar aspek kognisi saja. Kecerdasan IQ saja. kecerdasan emosional itu juga penting, keterampilan juga penting, supaya lahir sosok yang dia patut atau tepat di perguruan tinggi. Dia bisa bersaing nanti,” ujar Cecep.

Baca juga: Skema Baru SNPMB 2023, Quipper Sediakan Materi Tes SNBT

Dia juga mengingatkan soal ketimpangan lain yang mungkin saja akan muncul ketika calon mahasiswa hanya diuji dari aspek nalar. Ketimpangan itu, kata Cecep, mungkin saja yang akan lolos masuk perguruan tinggi negeri hanya anak-anak perkotaan yang sebelumnya telah mendapatkan fasilitas dan mutu pendidikan yang baik semasa di bangku SLTA.

“Kalau hanya sekadar IQ, kecerdasan seperti itu ya nanti tetap anak-anak yang di sekolah unggul, di perkotaan, peluang untuk masuknya lebih besar nantinya. Padahal harusnya melihatnya Indonesia. Harus ada proporsi menurut saya,” jelas Cecep.

“Kalau saya melihatnya bukan hanya melihat hasil tes murni, harusnya juga dilihat rekam jejak anak ketika dalam konteks sekolah. Itu semestinya diperhitungkan,” pungkas dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat