visitaaponce.com

Miliki Agrowisata, UMSU akan Menjadi Percontohan Kampus Hijau di Indonesia

Miliki Agrowisata, UMSU akan Menjadi Percontohan Kampus Hijau di Indonesia
Ilustrasi(ANTARA/NOVRIAN ARBI)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) bekerja sama dengan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Utara mengadakan Seminar Nasional Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan penanaman pohon menyongsong Muktamar ke-49 Muhammadiyah.

Ketua Panitia Muktamar Muhammadiyah ke-49, Agussani mengatakan UMSU akan menjadi model kawasan kampus hijau di Indonesia. Saat ini, UMSU juga telah memiliki agrowisata yang nantinya akan menjadi lokasi pembangunan kampus hijau dan lokasi pelaksanaan Muktamar ke-49.

“Di arena seluas 24 Ha ini, telah ditanam lebih dari 500 tanaman yag terdiri dari pohon durian dan lengkeng beserta tanaman lainnya. Dis amping itu akan dibangun auditorium yang akan menampung 8.000 peserta muktamar beserta fasilitas penunjang laninnya,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Selasa (2/7).

Baca juga : Armada Ramah Lingkungan Turunkan Polusi Udara di Kampus Universitas Indonesia

Agus juga menambahkan, sebagai kampus Islam, UMSU juga terlibat dalam kegiatan sertifikasi produk halal dan telah memiiki 800 orang pendamping serta membangun pusat inkubasi bisnis sebagai sarana wirausaha bagi mahasiswa. Selain itu, memiliki pusat pengolahan limbah plastik yang diolah menjadi bahan bakar biofuel.

Pernyataan ini menegaskan komitmen dalam mendukung lingkungan berkelanjutan dan pengembangan kampus yang ramah lingkungan. Selain itu, dia juga menegaskan bahwa UMSU dengan berbagai keberhasilannya meraih penghargaan baik dalam negeri maupun luar negeri akan sangat siap ikut serta dalam menyukseskan Muktamar Muhammadiyah.

Sementara itu, Ketua MLH PP Muhammadiyah, M. Azrul Tanjung menekankan pentingnya ekonomi hijau sebagai solusi menghadapi krisis iklim dan kelangkaan sumber daya.

Baca juga : Pakar: Pertamina Kunci Pembangunan Nusantara Sustainability Hub di IKN

“Untuk itu,seluruh elemen Muhammadiyah untuk dapat berperan aktif dalam implementasi ekonomi hijau demi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Azrul.

Azrul menambahkan ekonomi hijau merupakan model pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, menciptakan keadilan sosial, dan melestarikan lingkungan alam.

"Ekonomi hijau mencakup praktik ekonomi berkelanjutan yang fokus pada penggunaan sumber daya secara efisien dan pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan," jelas dia.

Baca juga : PFsains 2024 Usung Tema Inovasi Teknologi dan Energi Berkelanjutan

Tujuan utama dari ekonomi hijau adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Ini termasuk upaya meminimalkan emisi gas rumah kaca, mengurangi limbah, dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

Krisis iklim dan kelangkaan sumber daya alam adalah dua tantangan utama yang dihadapi saat ini. Krisis iklim disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Dampaknya meliputi kenaikan suhu global, perubahan pola hujan, penurunan keanekaragaman hayati, dan ancaman terhadap infrastruktur serta kesehatan manusia.

Kelangkaan sumber daya alam terjadi karena eksploitasi berlebihan dan konsumsi yang tidak berkelanjutan terhadap air, tanah, mineral, dan bahan bakar fosil. Hal ini menyebabkan peningkatan biaya produksi, gangguan pasokan bahan baku industri, serta kerentanan ekonomi terhadap fluktuasi harga dan ketersediaan sumber daya.

Baca juga :  Indonesia harus Maksimalkan Penerapan Batu Bara Bersih dan Ramah Lingkungan

Azrul menekankan bahwa solusi terhadap krisis ini adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi hijau, seperti efisiensi penggunaan sumber daya, transisi ke energi terbarukan, daur ulang, dan minimalisasi emisi serta limbah.

"Menerapkan teknologi dan praktik yang mengurangi emisi gas rumah kaca serta limbah industri sangat penting untuk mengurangi dampak lingkungan," tambahnya.

Ekonomi hijau memiliki berbagai manfaat, termasuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, peningkatan lapangan kerja, dan pelestarian sumber daya alam. Investasi dalam teknologi hijau dan energi terbarukan tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga menciptakan inovasi baru dan meningkatkan daya saing ekonomi.

Azrul juga memaparkan tentang pentingnya peran pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong ekonomi hijau. Pemerintah harus mengatur batas emisi karbon dan menyediakan insentif finansial untuk pengembangan dan adopsi teknologi energi terbarukan. Sementara itu, sektor swasta perlu berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan dan meningkatkan tanggung jawab sosial perusahaan dengan fokus pada praktik bisnis yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. (H-2)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat