visitaaponce.com

Cegah Anak Konsumsi Junk Food dengan Asupan Protein Hewani dan Serat

Cegah Anak Konsumsi Junk Food dengan Asupan Protein Hewani dan Serat
Ilustrasi(Freepik)

KETUA Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, menyarankan supaya asupan protein hewani dan serat dari sumber alami untuk anak-anak dapat tercukupi agar anak tidak menyantap camilan rendah nutrisi atau junk food. 

Menurut dia, protein hewani seperti telur dan ikan yang kemudian diolah menjadi makanan tradisional semisal pindang telur, rendang, dan lainnya serta sumber serat misalnya sayuran hijau serta buah-buahan memiliki indeks glikemik rendah, yang berarti membuat seseorang kenyang lebih lama.

"Makanan tradisional dari real food ini akan mengenyangkan, kenyangnya lama dan kalau sudah kenyangnya lama dia tidak akan snacking (yang tidak sehat)," ujar Piprim, dikutip Selasa (28/3).

Baca juga: IDAI Sebut Junk Food Jadi Masalah Perbaikan Gizi Anak

Piprim mengingatkan orangtua untuk mengenalkan protein hewani pada anak sejak masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Karena, selain membantu mencegah anak terkena obesitas, juga mengatasi stunting atau kondisi perkembangan otak dan tumbuh kembang anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Jenis makanan sendiri sangat berpengaruh pada perilaku makan berlebih atau overeating dan obesitas. 

Studi sejak 24 tahun lalu dengan melibatkan anak-anak memperlihatkan partisipan yang diberi makanan indeks glikemik tinggi, gula darahnya meningkat dan turun secara cepat. Begitu juga dengan insulinnya.

Baca juga: Penderita Diabetes Jangan Kebanyakan Makan Snack dan Junk Food

"Anak-anak yang mendapat makanan indeks glikemik tinggi itu lebih cepat lapar maka energy cumulative intake-nya jadi tinggi. Sedangkan anak yang diberi makanan dengan indeks glikemik rendah, hunger rating-nya rendah atau tidak gampang lapar," jelas Piprim.

Menurut Kementerian Kesehatan, indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Studi yang dipublikasikan melalui JAMA Network pada 2007 menunjukkan, makanan dengan indeks glikemik tinggi meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan, sehingga meningkatkan permintaan insulin. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada pankreas yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes.

"Indeks glikemik kalau makin tinggi itu makanan yang begitu dimakan langsung jadi gula seperti instant oatmeal, susu. Junk food, ultra-processed food yang tinggi gula selain membahayakan kesehatan, juga bikin anak kecanduan," kata Piprim.

Makanan indeks glikemik tinggi juga dikatakan dapat meningkatkan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko obesitas. Pada kondisi obesitas, terjadi penumpukan lemak akibat kelebihan kalori dalam bentuk lemak.

Lemak kemudian menumpuk pada daerah tubuh yang seharusnya tidak ada lemak seperti selaput luar jantung, di dalam otot jantung dan hati yang dapat berujung masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan hati. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat