visitaaponce.com

Meski Tergagap-gagap, Media Harus Masuki Ekosistem Digital

Meski Tergagap-gagap, Media Harus Masuki Ekosistem Digital
Sejumlah peserta berfoto bersama usai mengikuti acara The Coffeenomic CEO Talks(METRO TV/AGUS MULYADI)

CHIEF Innovation Officer (CIO) Media Group Network, Agus Mulyadi mengatakan semua pihak harus mempelajari digitalitasi meski harus tergagap-gagap. Agus mengungkapkan ia dan tim media di Media Group Network juga mengalami hal yang sama dalam menjawab tantangan digital saat ini, namun bukan berarti kita harus menutup diri dengan tantangan digitalisasi tersebut.

"Saya mengalami ketika memutuskan untuk memasuki dunia digitalisasi, mengalami suatu proses yang dimana kita 'tergagap-gagap' untuk mengenali apa itu ekosistem digital. Mungkin kita terpapar dengan digitalisasi selama ini namun ketika kita coba running coba membuat sebuah sistem dan strategi tentu akan sangat berbeda sekali (keadaannya)," ungkap Agus Mulyadi dalam acara The Coffeenomic CEO Talks di Google Head Quarter, SCBD, Jakarta Selatan pada Rabu sore (29/3).

Agus juga mengatakan bahwa pihaknya sudah menduga bahwa digitalisasi ini pasti akan terjadi. Namun datangnya pandemi covid-19 yang membuat akselerasi digitalisasi terjadi sangat cepat.

"Kami sudah membayangkan dan memprediksi bahwa digitalisasi ini pasti akan terjadi namun dalam 10 tahun ke depan. Ketika pandemi terjadi maka itu semua terjadi dengan sangat cepat. Bahkan terjadi saat ini," ungkap Agus

Sebagai insan pertelevisian, Agus membagi makna televisi kepada dua perspektif yaitu televisi sebagai medium, juga televisi sebagai  tele dan visi atau berarti melihat dari jauh. Melihat konten televisi sekarang tidak harus melalui televisi. Karena sejatinya industri televisi juga sebagai pembuat konten yang setiap produknya dapat dinimmati melalui media apapun. Justru sebagai media yang menghasilkan konten televisi berguna sebagai alat pemenuhan fungsi jurnalistik yaitu sebagai verifikasi dan akttialisasi.

"Televisi itu artinya adalah melihat dari jauh sehingga kita tidak bisa memaksakam orang untuk menonton dari televisi tetapi. Jurnalistiknya yang kami jaga," tutur Agus Mulyadi.

Baca juga: Kuasai Literasi Digital Cegah Plagiarisme

Di kesempatan lain, CEO Zeals Asia Tommy Teguh Susetio mengatakan digitalisasi saat ini juga perlu didukung dengan pembentukan ekosistem digital. Karena diperlukan kolaborasi secara mendalam dalam mendukung terciptanya ekosistem digital yang inklusif di skala nasional. Ia berharap melalui acara The Coffeenomic Talks ini dapat mendukung tercitanya kolaborasi dalam ekosistem digital di Indonesia.

"Acara ini adalah suatu journey menuju best brand digital award (BBDA). BBDA ini akan kita lakukan untuk acara tahunan tapi dimulai dari The Coffeenomics Talks dulu. Kita mau melihat ekosistem kita itu bagaimana, kita sharing bersama apa sih yang dihadapi saat ini di dunia digital dan nextnya akan seperti apa kita akan berbagi satu sama lain." ucal Tommy.

Salah satu peserta The Coffeenomic Talks CEO Simas Insurtech, Teguh Aria Djana mengatakan digitalisasi akan memberikan dampak positif bagi ekosistem asuransi dan juga para klien asuransi. Menurutnya digitalisasi akan membantu pelayanan di industri asuransi yang terkesan sulit dipahami. Digitalisasi jugalah yang mampu menarik minat masyarakat berasuransi.

"Tentunya kita melihat ini sebagai advantage ya untuk digitalisasi juga merambah ke industri asuransi. Kita harus betul-betul mempunyai ekosistem digital baik dari sisi penerbitan polis, proses claim, maupun juga CRM nya." ungkap CEO Simas Insurtech, Teguh Aria Djan. (A-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat