visitaaponce.com

UGM Lepas Varietas Padi Gamagora 7 ke Publik

UGM Lepas Varietas Padi Gamagora 7 ke Publik
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamanyeleng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (12/12/2022).(ANTARA/ARNAS PADDA)

UNIVERSITAS Gadjah Mada (UGM) melepas varietas padi unggul inbrida G7 dengan nama Gamagora 7 ke publik setelah mengantongi surat keputusan (SK) pelepasan varietas dari Menteri Pertanian RI pada 28 Maret 2023. Dalam surat keputusan tersebut, padi Gamagora 7 dipandang memiliki beberapa keunggulan.

Varietas Gamagora 7 disebut mampu untuk meningkatkan produksi padi.Gamagora 7 juga dianggap varietas unggul yang memiliki peranan penting dan potensial dalam usaha meningkatkan ketahanan pangan karena memiliki
keunggulan hasil produksi tinggi dan memiliki ketahanan terhadap hama wereng dan penyakit serta cocok ditanam pada lahan sawah maupun tadah hujan.

Anggota tim peneliti Dr. Taryono dan Dr. Supriyanta mengaku bersyukur jika padi Gamagora akhirnya mendapat persetujuan untuk dilepas sebagai varietas baru. "Kita ikut senang. Semakin menyemangati kita bahwa apa yang kita lakukan sudah membuahkan hasil," kata Taryono yang telah melakukan riset tersebut sejak 2006, Kamis (30/3).

Baca juga: Kelompok Gajah Dipasangi GPS Sebagai Upaya Migitasi

Taryono menuturkan nama Gamagora merupakan kependekan dari nama Gama Gogo Rancah yang awalnya diteliti oleh empat orang namun pada perkembangannya menjadi 10 orang. "Awalnya kita menanam di kebun fakultas. Lalu uji multilokasi di Piat (Pusat Inovasi Agroteknologi) UGM hingga berbagai tempat," ungkap dia.

Dengan diluncurkan pada Gamagora 7 ini menurut Taryono maka sudah ada tiga padi varietas padi yang pernah dilepas secara resmi oleh UGM. "Padi ini jadi varietas ketiga yang pernah diluncurkan oleh UGM," jelasnya.

Taryono bercerita bahwa produk Gamagora berasal dari hasil mutan radiasi dari padi induknya, Rajalele yang terkenal sebagai padi dengan rasanya yang pulen. Varietas padi Amphibi ini menurutnya bisa untuk menyiasati penurunan produksi padi di Indonesia diakibatkan adanya fenomena perubahan iklim global baik karena el-nino dan la-nina dan dampak pengalihan fungsi lahan sawah ke non-sawah yang mencapai 96.512 hektare per tahun.

Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan uji multilokasi sebanyak 14 lokasi di seluruh indonesia. Bahkan, padi ini diuji di delapan lokasi pada lahan sawah dan enam lokasi pada tanah tadah hujan. Kegiatan uji multilokasi dilakukan untuk mendapatkan izin edar dan izin rilis varietas baru dari Kementerian Pertanian.

Seperti diketahui dalam SK yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan RI, Suwandi, di Jakarta pada 28 maret lalu dijelaskan bahwa padi Gamagora 7 memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe 2 dan memiliki ketahanan terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III, penyakit blast ras 033, ras 073 dan ras 133 serta cocok ditanam pada lahan sawah maupun tadah hujan.

Selain itu, padi Gamagora 7 ini disebutkan berasal dari hasil mutan Rajalele Klaten dari golongan Indica. Padi ini memiliki potensi produksi mencapai 9,80 ton per hektare. Sedangkan rata-rata hasil kurang lebih 7,95 ton per hektare. Sedangkan umur panen sekitar 119 hari setelah semai. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat