visitaaponce.com

Memahami Jenis Penyakit Degeneratif dan Gejalanya

Memahami Jenis Penyakit Degeneratif dan Gejalanya
Penyakit degeneratif diakibatkan oleh perubahan sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara menyeluruh.(Dok.The Asiaparent)

PENYAKIT degeneratif adalah sebuah kondisi kesehatan organ atau jaringan yang keadaannya terus menurun seiring waktu. Kondisi ini diakibatkan oleh perubahan sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara menyeluruh.

Salah satu penyakit degeneratif yang paling umum adalah proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, fungsi jaringan dan organ tubuh akan semakin mengalami penurunan. Itulah salah satu alasan orang lanjut usia memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami berbagai jenis penyakit degeneratif dibanding dengan orang yang lebih muda.

Jenis-jenis Penyakit Degeneratif

Baca juga: Teknologi Kesehatan Terintegrasi Jadi Solusi Indikasi Awal Penyakit Degeneratif

1.Penyakit kardiovakuler
Penyakit kardiovakuler adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah di sekitarnya. Bertambahnya usia dapat menempatkan seseorang pada risiko penyempitan pembuluh darah dan otot jantung yang melemah atau menebal.

Gejala penyakit kardiovakuler pada lansia

Baca juga: Konsep Karnus Mengatasi Berbagai Penyakit Degeneratif
 
-Lansia dengan penyakit jantung sangat umum mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, pusing, denyut jantung tidak beraturan, pembengkakan pada bagian tubuh, dan pingsan.

-Bagi lansia yang mengidap hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala. Kemungkinan sakit kepala, sesak napas, dan mimisan bisa saja terjadi jika hipertensi sudah bertambah parah.

-Stroke yang menyerang lansia menimbulkan gejala sakit kepala dan kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan, dan tungkai sehingga membuat mereka kesulitan berbicara dan berjalan.

2.Sistem endokrin yang bermasalah
Sistem endokrin Anda mencakup delapan kelenjar utama di seluruh tubuh Anda, seperti kelenjar tiroid, kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, dan pankreas. Sistem ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, fungsi seksual, dan suasana hati.

Gejala masalah endokrin pada lansia:
-Diabetes melitus yang menyerang lansia menyebabkan gejala terus-menerus haus, sering buang air kecil, kelelahan, pandangan kabur, dan mudah infeksi tapi sulit untuk sembuh dari luka.

-Malnutrisi pada lansia menimbulkan gejala badan kurus atau kegemukan, nafsu makan buruk, sering mengalami sembelit, dan tubuh kelelahan sepanjang hari.

3.Neoplasma
Neoplasma adalah sebutan lain untuk tumor, yakni massa atau benjolan yang tumbuh akibat sel-sel membelah dan tumbuh secara berlebihan di dalam tubuh. Neoplasma (tumor) bisa bersifat jinak atau ganas. Tumpor jinak berarti bukan kanker, sedangkan kanker ganas dapat menjadi kanker karena perkembangan sel tidak bisa dikendalikan, menyebar, dan merusak jaringan sehat di sekitarnya.

Gejala neoplasma (tumor) pada lansia:
 

Gejala tumor jinak pada lansia sama dengan usia lain, seperti menimbulkan benjolan padat yang bisa terlihat oleh mata atau tidak jika terjadi di dalam tubuh. Pada kasus tumor ganas, ukurannya akan semakin membesar, bahkan bisa mengubah bentuk atau ukuran jaringan/organ di dekatnya. Selain itu, akan ada gejala lain yang menyertai seperti kelelahan, pembengkakan, perdarahan, perubahan kulit, dan gejala lainnya.

4.Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif  yang menandakan pengeroposan tulang karena tulang semakin lemah dan rapuh. Kondisi ini umumnya membuat lansia bertubuh bungkuk atau rentan mengalami patah tulang pada tulang pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.

Gejala osteoporosis pada lansia:
 
Gejala osteoporosis yang menyerang lansia umumnya berupa nyeri punggung, postur tubuh membungkuk, tinggi badan berkurang, dan rentan mengalami patah tulang.

5.Obesitas
Obesitas adalah kondisi yang menandakan berat badan berlebihan. Meski dapat menyerang segala usia, lansia yang paling rentan mengalaminya. Seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal dan gaya hidup yang kurang aktif meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, jumlah otot di tubuh Anda cenderung menurun seiring bertambahnya usia karena penurunan metabolisme. Kondisi ini membuat lansia kesulitan menjaga berat badan ideal.

Gejala obesitas pada lansia:
 
Gejala khas dari obesitas adalah berat badan yang berlebihan. Cara mengetahui indeks massa tubuh adalah menghitung berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m2). Jika hasilnya 30 – 39,9 maka Anda mengalami obesitas, sedangkan > 40 menandakan obesitas sudah ekstrem. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat