Memahami Jenis Penyakit Degeneratif dan Gejalanya
PENYAKIT degeneratif adalah sebuah kondisi kesehatan organ atau jaringan yang keadaannya terus menurun seiring waktu. Kondisi ini diakibatkan oleh perubahan sel-sel tubuh yang akhirnya memengaruhi fungsi organ secara menyeluruh.
Salah satu penyakit degeneratif yang paling umum adalah proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, fungsi jaringan dan organ tubuh akan semakin mengalami penurunan. Itulah salah satu alasan orang lanjut usia memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami berbagai jenis penyakit degeneratif dibanding dengan orang yang lebih muda.
Jenis-jenis Penyakit Degeneratif
Baca juga: Teknologi Kesehatan Terintegrasi Jadi Solusi Indikasi Awal Penyakit Degeneratif
1.Penyakit kardiovakuler
Penyakit kardiovakuler adalah penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah di sekitarnya. Bertambahnya usia dapat menempatkan seseorang pada risiko penyempitan pembuluh darah dan otot jantung yang melemah atau menebal.
Gejala penyakit kardiovakuler pada lansia
Baca juga: Konsep Karnus Mengatasi Berbagai Penyakit Degeneratif
-Lansia dengan penyakit jantung sangat umum mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, pusing, denyut jantung tidak beraturan, pembengkakan pada bagian tubuh, dan pingsan.
-Bagi lansia yang mengidap hipertensi biasanya tidak menunjukkan gejala. Kemungkinan sakit kepala, sesak napas, dan mimisan bisa saja terjadi jika hipertensi sudah bertambah parah.
-Stroke yang menyerang lansia menimbulkan gejala sakit kepala dan kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan, dan tungkai sehingga membuat mereka kesulitan berbicara dan berjalan.
2.Sistem endokrin yang bermasalah
Sistem endokrin Anda mencakup delapan kelenjar utama di seluruh tubuh Anda, seperti kelenjar tiroid, kelenjar pituitari, kelenjar adrenal, dan pankreas. Sistem ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, fungsi seksual, dan suasana hati.
Gejala masalah endokrin pada lansia:
-Diabetes melitus yang menyerang lansia menyebabkan gejala terus-menerus haus, sering buang air kecil, kelelahan, pandangan kabur, dan mudah infeksi tapi sulit untuk sembuh dari luka.
-Malnutrisi pada lansia menimbulkan gejala badan kurus atau kegemukan, nafsu makan buruk, sering mengalami sembelit, dan tubuh kelelahan sepanjang hari.
3.Neoplasma
Neoplasma adalah sebutan lain untuk tumor, yakni massa atau benjolan yang tumbuh akibat sel-sel membelah dan tumbuh secara berlebihan di dalam tubuh. Neoplasma (tumor) bisa bersifat jinak atau ganas. Tumpor jinak berarti bukan kanker, sedangkan kanker ganas dapat menjadi kanker karena perkembangan sel tidak bisa dikendalikan, menyebar, dan merusak jaringan sehat di sekitarnya.
Gejala neoplasma (tumor) pada lansia:
Gejala tumor jinak pada lansia sama dengan usia lain, seperti menimbulkan benjolan padat yang bisa terlihat oleh mata atau tidak jika terjadi di dalam tubuh. Pada kasus tumor ganas, ukurannya akan semakin membesar, bahkan bisa mengubah bentuk atau ukuran jaringan/organ di dekatnya. Selain itu, akan ada gejala lain yang menyertai seperti kelelahan, pembengkakan, perdarahan, perubahan kulit, dan gejala lainnya.
4.Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif yang menandakan pengeroposan tulang karena tulang semakin lemah dan rapuh. Kondisi ini umumnya membuat lansia bertubuh bungkuk atau rentan mengalami patah tulang pada tulang pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.
Gejala osteoporosis pada lansia:
Gejala osteoporosis yang menyerang lansia umumnya berupa nyeri punggung, postur tubuh membungkuk, tinggi badan berkurang, dan rentan mengalami patah tulang.
5.Obesitas
Obesitas adalah kondisi yang menandakan berat badan berlebihan. Meski dapat menyerang segala usia, lansia yang paling rentan mengalaminya. Seiring bertambahnya usia, perubahan hormonal dan gaya hidup yang kurang aktif meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, jumlah otot di tubuh Anda cenderung menurun seiring bertambahnya usia karena penurunan metabolisme. Kondisi ini membuat lansia kesulitan menjaga berat badan ideal.
Gejala obesitas pada lansia:
Gejala khas dari obesitas adalah berat badan yang berlebihan. Cara mengetahui indeks massa tubuh adalah menghitung berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter (kg/m2). Jika hasilnya 30 – 39,9 maka Anda mengalami obesitas, sedangkan > 40 menandakan obesitas sudah ekstrem. (Z-10)
Terkini Lainnya
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
7 Tips Berolahraga Aman Bagi Penderita Penyakit Jantung
Kelelahan Kronis Tanpa Sebab? Bisa Jadi Ini Gejala Penyakit Jantung
Jangan Abai, Minum Obat Hipertensi hingga Tekanan Darah Normal
Waspada, Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Rawan Malanutrisi
Ini Kriteria Penyakit Jantung yang Memerlukan Pemasangan Ring
Gaya Hidup Sehat Cegah Penyakit Jantung Koroner
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap