visitaaponce.com

Ratusan Mahasiswa Generasi Z di Jatim Tingkatkan Literasi Digital

Ratusan Mahasiswa Generasi Z di Jatim Tingkatkan Literasi Digital
Kemenkominfo menggelar literasi digital bagi mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi Jawa Timur, Politeknik Negeri Jember, Senin (10/4).(Ist)

KEMENTERIAN Komunikasi dan Informatika bersama dengan Politeknik Negeri Jember (Polije) menyelenggarakan kegiatan literasi digital bagi mahasiswa generasi Z di lingkungan perguruan tinggi Provinsi Jawa Timur 2023 secara hibrida di Aula Soetrisno Widjaja, Polije, Senin (10/4).

Kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 800 peserta secara luring dan daring bertujuan untuk meningkatkan kapasitas literasi digital mahasiswa generasi z agar mampu menggunakan media sosial secara positif, produktif, serta bermanfaat dengan mengedepankan etika dan moral.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada 2022 lalu yang menunjukkan bahwa kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia dinilai sebesar 3.54 dari 5.00. Tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori 'sedang'.

Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk meliterasi masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Wakil Direktur 3 Polije Wahyu Kurnia Dewanto yang menyampaikan bahwa literasi digital merupakan kecakapan yang perlu dimiliki seluruh masyarakat dalam menghadapi arus informasi yang semakin deras.

"Kecakapan digital sangat penting untuk kita dalam mencari dan menemukan informasi yang tepat," tegasnya.

Wahyu juga mengapresiasi kerja sama antara Kemenkominfo dan Polije yang telah berjalan sejak 2018 dengan program terdahulu yaitu Digital Talent Scholarship (DTS) dan Vocational School Graduate Academy (VSGA).

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo  Bonifasius Wahyu Pudjianto, dalam keterangan yang diterima Kamis (14/4), mengatakan bahwa transformasi digital telah mengubah setiap aspek kehidupan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab untuk memfasilitasi adaptasi tersebut salah satunya dengan program literasi digital.


Baca juga: Puluhan Ribu di Wilayah Guru 3T Kembangkan Potensi melalui SDO-PSF


"Literasi digital merupakan kecakapan yang perlu dimiliki seluruh masyarakat. Kecakapan ini diharapkan dapat mengantar masyarakat
menjadi masyarakat yang beretika, berbudaya, aman dan tenteram dalam memanfaatkan teknologi informasi," katanya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan literasi digital mahasiswa dalam menghadapi arus informasi yang semakin kompleks. "Mahasiswa ditantang untuk memahami ilmu pengetahuan dan membangun usaha bisnis. Targetnya, ketika Anda lulus bukan hanya mencari kerja tetapi juga menciptakan lapangan kerja," ujar Bonifasius.

Literasi digital menjadi hal yang semakin penting dalam era digital seperti sekarang ini. Hal itu disampaikan oleh Co-Founder dan Kepala 'Sekolah Perempuan Jember' Wiwin Riza Kurnia saat mengisi materi sesi pertama. Menurut Wiwin, kegiatan literasi digital tidak sebatas membuat konten yang berhubungan dengan hobi dan penggunaan internet, tetapi juga memahami etika bermedia sosial atau berinternet.

"Ada enam etika bermedia sosial atau berinternet yang perlu dipahami, yaitu bertanggung jawab untuk setiap konten yang diakses maupun diunggah di internet, menghargai orang lain, menghindari ujaran kebencian, menghindari pembajakan, menghindari plagiarisme, menjaga privasi, dan berpikir kritis," paparnya.

Ia menjelaskan prinsip etika bermedia digital yang perlu dipahami, yaitu kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan. Selain itu, Wiwin mengajak peserta yang hadir untuk terus produktif di media sosial karena produktivitas akan menghasilkan keuntungan-keuntungan
tersendiri.

Sesi kedua, Chief Operation Officer (COO) Abersoft Technologies, Cong Fandi, membawakan materi personal branding dan menjelaskan pentingnya hal tersebut dalam dunia marketing.

"Pentingnya personal branding adalah membantu diri kita lebih mencolok jika dibanding dengan yang lain, mengarahkan kepada peluang, dan audiens kita akan lebih percaya dengan apa yang kita lakukan," jelasnya.

Ketua Tim Startup Digital Kemenkominfo Sonny Sudaryana mengatakan dalam paparannya bahwa Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan 746 cara untuk menyapa di dalamnya dan keberagaman yang sangat terlihat. Sonny mengungkapkan bahwa 77% penduduk Indonesia sudah terkoneksi ke internet merupakan pasar yang sangat besar di bidang teknologi. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat