visitaaponce.com

Kisah Inspiratif Bahlil Lahadalia, dari Penjual Kue, Sopir Angkot, Hingga Jadi Menteri

Kisah Inspiratif Bahlil Lahadalia, dari Penjual Kue, Sopir Angkot, Hingga Jadi Menteri
Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia(MI/RAMDANI)

MENTERI Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merupakan sosok menteri kabinet Indonesia Maju. Menteri asal Papua itu ternyata memiliki kisah yang cukup unik.

Bahlil membagikan kisah inspiratif pada masa lalunya yang penuh perjuangan, mulai dari saat masih sekolah di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Untuk bisa melanjutkan pendidikan, Bahlil tidak malu berjualan kue dan menjadi sopir angkot saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca juga: Bahlil Didukung Kawal Investasi BASF dan VW 

"Kebetulan saya dari keluarga yang ekonominya nggak bagus-bagus banget lah gitu. Jadi, saya sejak kecil sudah biasa bekerja sudah jualan kue di SMP pun saya kondektur angkot, sopir angkot dengan penumpangnya adalah teman-teman sekolah saya," ujar Bahlil saat menjadi bintang tamu pada acara podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (25/4).

 

Masa remaja Bahlil saat menempuh pendidikan lebih banyak dihabiskan di Papua. Saat menjadi mahasiswa, Bahlil dikenal sebagai aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menjadi ketua senat mahasiswa.

"Kemudian saya kuliah di Jayapura jadi aktivis. Saya pernah jadi ketua senat. pernah mengikuti bagian dalam reformasi hidupnya di asrama pernah," paparnya.

Baca juga: Indonesia Kembangkan Industri Hilirisasi Logam dan Ekosistem Kendaraan Listrik

Bahlil menceritakan. dalam hidupnya, tidak pernah bermimpi menjadi seorang menteri. Pasalnya, dia merasa kurang pantas menjadi pembantu seorang presiden.

"Saya nggak pernah bermimpi, tidak pernah terpikir, saya jadi menteri, karena saya harus tahu diri dong. Jadi orang itu harus tahu diri, tahu ukuran baju. Saya sekolahnya nggak pernah di luar negeri, sementara dalam persepsi saya, BKPM itu adalah promosi investasi di luar negeri. Jadi, saya nggak tahu, pergaulan luar negeri saya pun nggak bagus waktu itu," kata Bahlil.

Namun, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempercayai kualitas dan pengalaman Bahlil untuk mengurus hal yang menyangkut masalah investasi untuk segera dibenahi agar investasi Indonesia dapat berjalan lancar.

"Itu tantangan bagi saya. Tapi, kita inginkan ke depan ketika kita diberikan amanah untuk mengurus negara harus betul-betul dengan hati yang baik," ucapnya.

Bahlil menambahkan setelah 6 hari dilantik menjadi Menteri BKPM, Bahlil berkesempatan menghadap Presiden Jokowi untuk menerima mandat mengurai problematika di sektor investasi.

"Saya boleh cerita sedikit tentang ketika saya menjadi Menteri BKPM, saya lapor sama bapak presiden. Hari ke-6, saya diterima Bapak Presiden. Saya tanya kepada Bapak Presiden, apa perintah yang seharusnya saya lakukan terkait dengan tupoksi saya. Bapak Presiden memerintahkan saya terhadap investasi itu ada lima hal. Yang pertama Bapak Presiden mengatakan investasi harus inklusif dan berkualitas," kenangnya.

Menirukan ucapan Presiden Jokowi, Bahlil mengatakan ciri dari investasi yang eksklusif dan berkualitas adalah investasi tidak hanya di terpusat di Pulau Jawa. Investasi itu harus membangun Indonesia sentris.

"Bangsa kita itu dari Sabang sampai Merauke jangan ekonomi tumbuh pada suatu wilayah. Harus diakui bahwa ekonomi kita 50% lebih berkumpul di Pulau Jawa," urainya.

Lanjut Bahlil mengatakan, Presiden Jokowi memerintahkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat menciptakan kawasan ekonomi baru.

"Ketiga, Bapak Presiden menyampaikan juga kepada saya, ciptakan kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Karena itu, jangan ekonomi dikuasai satu kelompok tertentu, harus merata jangan itu-itu saja," jelasnya.

Tidak hanya mengurus investasi yang jumbo, mantan Ketua Umum HIPMI itu juga tetap memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan dari UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.

"Yang keempat, Presiden mengatakan kepada saya jangan mengurusi investasi yang besar-besar saja, karena UMKM juga investor dan UMKM itu kontribusinya 60% terhadap DJP dan 99,6% dari unit usaha," katanya.

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan perintah Presiden Jokowi sangat tegas mendorongnya untuk membuat gebrakan dan inovasi untuk menyelesaikan investasi yang macet atau mangkrak.

"Yang kelima, Mas Bahlil, kamu harus menerobos masalah-masalah yang selama ini menjadi problem antara perizinan yang lambat, termasuk kolaborasi antara pengusaha besar dan UMKM. Ini 5 perintah presiden kemudian kita dorong bagaimana realisasinya," terangnya.

Dari sejumlah perintah Presiden Jokowi tersebut, Bahlil bergerak cepat turun lapangan menemui para pengusaha menanyakan apa kendala dan mencari solusi agar investasi kembali berjalan.

"Lewat omnibus law, lebih simple, orang merasa nyaman investor masuk itu kan perlu ada kepastian kemudian efisiensi transparansi. Yang berikut, adalah kita jemput bola. Jadi ada masalah pengusaha kita datangi, apa masalahnya kita bantu. Jadi jangan seorang Kepala BKPM atau menteri investasi itu seperti raja-raja zaman dulu duduk saja pakai jas kemudian di belakang meja nanti orang itu datang. Bukan zamannya lagi harus melayani pemerintah itu harus melayani kenapa karena semua negara apalagi pandemi covid itu membutuhkan investasi," tuturnya.

Bahlil juga menyampaikan hampir semua negara membutuhkan yang namanya investasi agar pembangunan, lapangan pekerjaan terbuka lebar yang ujungnya untuk meningkatkan perekonomian nasional.

"Jadi, kalau kita terlambat gerakan akan diambil oleh negara lain dan ingat investasi ini adalah hulu menciptakan lapangan pekerjaan meningkatkan pendapatan negara membuat nilai tambah meningkatkan kompetensi kita dan segala macam," pungkasnya. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat