Sorong Selatan Kabupaten Pertama di Papua yang Berhasil Eliminasi Malaria
![Sorong Selatan Kabupaten Pertama di Papua yang Berhasil Eliminasi Malaria](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/66d13147b9a2a662e36f0d378fa72456.jpg)
Sorong Selatan menjadi kabupaten pertama di Papua yang berhasil mengeliminasi malaria. Kementerian Kesehatan mencatat, pada 2022, kasus malaria di wilayah tersebut hanya terjadi pada 21 orang.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Kontribusi terbesar datang dari wilayah timur seperti seluruh wilayah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Angkanya mencapai 89%.
Namun, ternyata, ada satu kabupaten di Papua Barat Daya yaitu Sorong Selatan yang bisa mencapai eliminasi.
Baca juga: 5 Provinsi Ini Berhasil Eliminasi Malaria
"Kami harapkan adanya satu kabupaten yang berhasil eliminasi malaria menjadi pendorong. Kami harap di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi," kata Maxi dalam keterangannya, Kamis (4/5).
Peran pemerintah daerah dan lintas sektor diperlukan untuk mendorong percepatan eliminasi malaria. Maxi meminta kepada pemerintah daerah khususnya di wilayah Timur Indonesia untuk segera melakukan program-program yang efektif sebagaiman dilakukan Sorong Selatan.
Baca juga: Ancaman Malaria Meningkat di Musim Kemarau, Ini Gejala dan Tanda Bahayanya
"Harapan kami malaria di Indonesia betul-betul bisa dikendalikan, khususnya di wilayah timur. Kami harapkan tentu peran daripada bupati, walikota, dan juga gubernur untuk mendorong daerah melakukan percepatan eliminasi malaria," ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sorong Selatan Dance Nauw menjelaskan eliminasi malaria di wilayahnya telah melalui proses panjang yakni dari 2009 sampai 2022.
"Kami pernah mencapai angka tertinggi yakni 8.000 kasus pada 2012 dan 2013. Kemudian mulai turun pada 2016. Di 2022, tercatat hanya 21 kasus," ungkap Dance.
Ia menyebut ada berbagai upaya yang dilakukan sejak selama 13 untuk mengeliminasi malaria.
Pertama, pemerintah kabupaten melakukan distribusi kelambu massal hingga 87.480 unit.
"Pada rentang 2009-2017, kami juga melakukan mass blood survey (MBS) dan indoor residual spraying (IRS) di wilayah endemis tinggi," tuturnya.
MBS merupakan upaya pencarian dan penemuan penderita malaria yang dilakukan melalui survey malaria pada penduduk yang tidak menunjukkan gejala klinis. Sementara IRS adalah praktik penyemprotan insektisida pada dinding interior rumah di daerah yang terkena malaria.
Sejak 2009 sampai 2015 pemerintah daerah juga melakukan pelatihan kepada 19 analis, 17 surveilans, 12 bidan, dan 3 dokter terkait penanganan malaria. (Z-11)
Terkini Lainnya
Imunitas masih Rendah, Bahaya Malaria masih Intai Anak
Papua Masih jadi Daerah Terbanyak Malaria
Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Wabah Malaria
Kasus Malaria Lokal Pertama Ditemukan di AS, Warga Diminta Waspada
5 Provinsi Ini Berhasil Eliminasi Malaria
Pemerintah Perlu Kerjar Target Eliminasi Malaria di Kabupaten/Kota
Pemerintah Diminta Serius Eliminasi Malaria untuk Capai Target di 2030
Malaria di Kalimantan Selatan Masih Tinggi
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap