visitaaponce.com

Sorong Selatan Kabupaten Pertama di Papua yang Berhasil Eliminasi Malaria

Sorong Selatan Kabupaten Pertama di Papua yang Berhasil Eliminasi Malaria
Seorang warga menerima kelambu Anti Nyamuk Malaria dari dinas kesehatan setempat.(Antara/Indrayadi)

Sorong Selatan menjadi kabupaten pertama di Papua yang berhasil mengeliminasi malaria. Kementerian Kesehatan mencatat, pada 2022, kasus malaria di wilayah tersebut hanya terjadi pada 21 orang.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat. Kontribusi terbesar datang dari wilayah timur seperti seluruh wilayah Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur. Angkanya mencapai 89%.

Namun, ternyata, ada satu kabupaten di Papua Barat Daya yaitu Sorong Selatan yang bisa mencapai eliminasi.

Baca juga: 5 Provinsi Ini Berhasil Eliminasi Malaria

"Kami harapkan adanya satu kabupaten yang berhasil eliminasi malaria menjadi pendorong. Kami harap di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi," kata Maxi dalam keterangannya, Kamis (4/5).

Peran pemerintah daerah dan lintas sektor diperlukan untuk mendorong percepatan eliminasi malaria. Maxi meminta kepada pemerintah daerah khususnya di wilayah Timur Indonesia untuk segera melakukan program-program yang efektif sebagaiman dilakukan Sorong Selatan.

Baca juga: Ancaman Malaria Meningkat di Musim Kemarau, Ini Gejala dan Tanda Bahayanya

"Harapan kami malaria di Indonesia betul-betul bisa dikendalikan, khususnya di wilayah timur. Kami harapkan tentu peran daripada bupati, walikota, dan juga gubernur untuk mendorong daerah melakukan percepatan eliminasi malaria," ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Sorong Selatan Dance Nauw menjelaskan eliminasi malaria di wilayahnya telah melalui proses panjang yakni dari 2009 sampai 2022.

"Kami pernah mencapai angka tertinggi yakni 8.000 kasus pada 2012 dan 2013. Kemudian mulai turun pada 2016. Di 2022, tercatat hanya 21 kasus," ungkap Dance.

Ia menyebut ada berbagai upaya yang dilakukan sejak selama 13 untuk mengeliminasi malaria.
Pertama, pemerintah kabupaten melakukan distribusi kelambu massal hingga 87.480 unit.

"Pada rentang 2009-2017, kami juga melakukan mass blood survey (MBS) dan indoor residual spraying (IRS) di wilayah endemis tinggi," tuturnya.

MBS merupakan upaya pencarian dan penemuan penderita malaria yang dilakukan melalui survey malaria pada penduduk yang tidak menunjukkan gejala klinis. Sementara IRS adalah praktik penyemprotan insektisida pada dinding interior rumah di daerah yang terkena malaria.

Sejak 2009 sampai 2015 pemerintah daerah juga melakukan pelatihan kepada 19 analis, 17 surveilans, 12 bidan, dan 3 dokter terkait penanganan malaria. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat