visitaaponce.com

WHO Sebut Pemanis Non-Gula Tak Dapat Kurangi Berat Badan dan Picu DM Tipe 2

WHO Sebut Pemanis Non-Gula Tak Dapat Kurangi Berat Badan dan Picu DM Tipe 2
Pengunjung supermarket melintas di depan lemari minuman berpemanis.(MI/Angga)

ORGANISASI Kesehatan Internasional (WHO) mengeluarkan panduan baru, yang menyebut bahwa pemanis buatan non-gula (NSS), tidak dapat menunjukan bukti empiris bisa mengurangi berat badan seseorang. Temuan baru WHO mengungkapkan pemanis buatan non-gula tidak punya keuntungan jangka panjang untuk mengurangi berat badan pada orang dewasa dan anak-anak. Malahan, penggunaan jangka panjangnya, dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian pada orang dewasa.

“Mengganti gula dengan NSS tidak dapat membantu mengontrol berat badan dalam jangka panjang. Orang-orang harus mempertimbangkan cara lain untuk mengurangi konsumsi gula, seperti mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami, seperti buah, atau makanan yang tak dibuat manis,” ungkap Direktur Nutrisi dan Keamanan Makanan WHO Francesco Branca, dikutip Senin (15/05).

Baca juga: Pemanis Buatan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

“NSS, secara esensial tidak punya nilai nutrisi. Orang-orang harus mengurangi konsumsi makanan manis, dimulai dari sekarang, untuk meningkatkan kesehatan,” lanjut Branca.

Pemanis buatan non-gula, umumnya ditemukan pada Asesulfam potasium, aspartam, advantame, natrium siklamat, neotam, dan sukralosa.

Kendati demikian, rekomendasi ini tidak termasuk pada barang-barang yang bersifat non-makanan, yang mengandung pemanis buatan non-gula, seperti pasta gigi, krim kulit, dan obat-obatan.

Baca juga: Solusi Pemanis yang Aman dan Sehat untuk Penderita Diabetes

Bahaya Diabetes

Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin dengan baik, sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi.

Pada penderita diabetes yang pankreasnya tidak bisa memproduksi insulin, mengakibatkan sel-sel tubuhnya tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Hal itulah yang membuat glukosa menjadi menumpuk di dalam darah.

Untuk mencegah bahaya diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Salah satunya adalah dengan menjaga pola hidup sehat. Menurut WHO diabetes dapat diobati dan konsekuensinya dihindari atau ditunda dengan diet, aktivitas fisik, obat-obatan dan pemeriksaan rutin.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat