Ketua Umum APTISI Keluhkan Sulit Bertemu Nadiem Makarim
![Ketua Umum APTISI Keluhkan Sulit Bertemu Nadiem Makarim](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/bee78131a9e23ee84044665aaea48bce.jpg)
KETUA Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Budi Djatmiko turut mengeluhkan betapa sulitnya bertemu dan berdiskusi dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim.
“Saya sependapat bahwa Mas Nadiem memang sulit sekali untuk ditemui, beberapa kali dengan APTISI bisa meeting. Tetapi ya sebentar, terus kalau diundang, undangan acara, pasti menggunakan video. Tidak pernah langsung tatap muka,” ungkap Budi kepada Media Indonesia, Minggu (28/5).
Begitu banyaknya persoalan pendidikan yang ada di Indonesia, kata Budi, semestinya Menteri Nadiem memiliki inisiatif untuk menemui para stakeholder untuk berdiskusi.
Baca juga: Perguruan Tinggi Swasta Bodong Harus Ditindak Tegas
Dia juga menuturkan ratusan guru yang berdemo pada November 2022 lalu juga menjadi penanda keluhan dan kritikan terhadap Menteri Nadiem memuncak.
Demonstrasi Para Guru Dipicu Mampatnya Komunikasi
“Demo kemarin itu memang akibat dari mampatnya komunikasi. Itu penyebabnya. Tentang lembaga akreditasi mandiri, tentang kinerja kelembagaan, uji kompetensi, tentang undang-undang. Orang internal Kemendikbud-Ristek sendiri juga susah,” kata Budi.
Baca juga: Nadiem Gaungkan MBKM dengan Industri dan Kampus di Inggris
“Artinya memang ini sudah attitude beliau memang begitu. Saya juga tidak mengerti, mungkin karena sesuatu yang baru buat Nadiem untuk bicara tentang pendidikan," katanya.
"Karena beliau juga orang bisnis, tidak memiliki record di sana. Saya bisa memahami kalau saya disuruh ngomong banyak di masjid, karena saya tidak punya latar belakang sebagai seorang santri atau latar belakang pendidikan agama pasti agak bingung kalau tidak ada record begitu,” tambah Budi.
Baca juga; Mendikbud-Ristek Rancang Marketplace untuk Perekrutan PPPK Guru
Budi berharap di satu tahun terakhir masa jabatannya, Menteri Nadiem dapat mengubah cara kepemimpinannya dan lebih banyak menemui asosiasi dan stakeholder untuk membicarakan masalah pendidikan.
“Asosiasi itu setiap hari yang diadukan, mendapatkan laporan dari berbagai masalah. Betul-betul ini tahun yang selama 36 tahun saya di pendidikan tinggi sebagai praktisi dan pengurus, baru kali ini Menteri agak sulit untuk mendengarkan, berkeluh kesah, mencari jalan keluar. Mudah-mudahan di akhir masa jabatan beliau ada perubahan agar menjadi baik pendidikan kita,” tuturnya. (Dis/S-4)
Terkini Lainnya
Gaji Dosen Swasta Rendah, Ini Sebabnya
Pemberhentian Dekan FK Unair Bisa Matikan Kebebasan Demokrasi
Pemerintah Diminta Adil dalam Mendukung Perguruan Tinggi
Indonesia-Prancis Perkuat Kolaborasi di Bidang Pendidikan Tinggi
Mahasiswa Gunakan Pinjol untuk Biaya Kuliah, Muhadjir: Kampus Bisa Bantu Subsidi Bunga
Pemerintah tak Merevisi Permendikbud 2/2024, Sebut Perguruan Tinggi Tax Spender
Pengertian Kewirausahaan dan Karakteristik
Jenis, Manfaat, dan Sumber Pendanaan Kewirausahaan
Universitas Alma Ata Raih Ranking ke-22 PTS Terbaik Indonesia
Soft Launching Oemah Herborist di Outlet Kimia Farma Apotek
Optimalkan Destinasi Wisata Coban Rondo, Perhutani Gandeng Bobobox
Pihak Swasta Dukung Penyiapan Tenaga Kerja Konstruksi IKN Nusantara
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap