visitaaponce.com

Begini Sejarah dan Tema Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN

Begini Sejarah dan Tema Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN
Setiap tanggal 15 Juni diperingati sebagai Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN. Berikut sejarah, tema, dan gejala penyakit ini.(Medcom)

PADA 15 Juni 2023 diperingati sebagai hari Demam Berdarah Dengue se-ASEAN. Penyakit yang dibawa nyamuk itu masih banyak masih banyak terjadi di Indonesia.

Hingga minggu ke-22 tahun 2023, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia pada tahun ini mencapai 35.694 dengan 270 kematian. Fenomena El Nino diperkirakan akan meningkatkan jumlah kasus DBD di Tanah Air.

Dalam memperingati hari demam berdarah Dengue ASEAN, adapun sejarah dan temanya sebagai berikut.

Baca juga: Potensi Ancaman Peningkatan Kasus DBD Harus Segera Diantisipasi

Sejarah 

Mengutip dari situs resmi Perpustakaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ASEAN merupakan organisasi yang menjadi pelopor ditetapkannya Hari Demam Berdarah Dengue. Sejak 15 Juni 2010, Hari Deman Berdarah Dengue ASEAN secara resmi diperingati untuk pertama kalinya.

Baca juga: Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat

Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN atau ASEAN Dengue Day (ADD) sendiri digagas pertama kali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010. Indonesia menjadi pelopor peringatan Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN pada 15 Juni 2011.

Deklarasi Jakarta melawan DBD disepakati 11 negara ASEAN untuk memperkuat kerjasama dan komitmen regional dalam upaya pengendalian DBD. Adanya Hari DBD ASEAN bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit demam berdarah dengue secara berkelanjutan.

Menurut situs resmi ASEAN, mengingat DBD masih lazim terjadi di negara-negara anggota ASEAN. Maka saat Pertemuan Menteri Kesehatan ASEAN ke-10 tahun 2010 dideklarasikan dan 15 Juni diperingati sebagai Hari Demam Berdarah ASEAN.

Peringatan ini sebagai advokasi regional utama untuk memperkuat pertukaran informasi yang relevan, meningkatkan kesadaran tentang langkah-langkah pencegahan, dan pengendalian, serta intervensi terhadap demam berdarah.

Tema

Tahun 2023 ini, tema nasional ADD yang digagas adalah ‘Wujudkan Indonesia Bebas Dengue’. Tema itu dipilih bukan tanpa alasan, pasalnya masih banyak penderita demam berdarah ini dialami anak-anak.

Gejala

1. Gejala demam berdarah klasik

  • Demam tinggi hingga 40 derajat celcius
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)
  • Nyeri ulu hati, otot & sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam (muncul setelah demam hari ke-4)

2.Gejala dengue hemorrhagic fever

  • Meliputi gejala DBD klasik, ditambah :
  • Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
  • Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna keunguan 

3.Gejala dengue shock syndrome

  • Meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic fever, ditambah :
  • Kebocoran di luar pembuluh darah
  • Perdarahan parah
  • Shock (tekanan darah sangat rendah)

Apabila mengalami tanda/gejala berikut, segera di bawa ke rumah sakit.

  • Demam tinggi 3 hari terus menerus
  • Nyeri perut/muntah
  • Terjadi perdarahan
  • Tidak enak badan (lesu, mengantuk /kesulitan bernapas)
  • Nafsu makan/minum buruk
  • Kedinginan yang ekstrem

(Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat