visitaaponce.com

Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat

Vaksinasi DBD Dipastikan Kurangi Risiko Anak Alami Gejala Berat
Ilustrasi(Dok MI)

KETUA Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia Anggraini Alam mengatakan vaksinasi demam berdarah dengue (DBD) dapat mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi DBD berat sehingga menyebabkan kematian.

Menurut Anggraini, melalui keterangan tertulis, dikutip Rabu (7/6), infeksi DBD yang berat bisa menyebabkan kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok. Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus DBD.

"Dengan adanya vaksin yang dapat diberikan tanpa melihat pengalaman demam berdarah sebelumnya, diharapkan akan lebih banyak anak yang dapat terlindungi dari demam berdarah," kata Anggraini.

Baca juga: Program Wolbachia Berhasil Tanggulangi DBD di Yogyakarta

Anggraini juga menuturkan bahwa vaksinasi dapat menurunkan tingkat rawat inap karena DBD sehingga akan mengurangi beban biaya rawat yang signifikan serta kehilangan waktu kerja dan sekolah karena rawat inap.

Vaksinasi DBD untuk anak dan dewasa saat ini telah mendapat rekomendasi dari IDAI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Vaksinasi dapat diberikan pada setiap orang dengan rentan umur 6 - 45 tahun, dengan anjuran dari dokter.

Anggraini mengingatkan tidak ada pengobatan yang spesifik untuk DBD sehingga orang-orang sebaiknya tidak menyepelekan gejala DBD. Gejala penyakit itu dapat berupa sakit kepala disertai demam tinggi dan nyeri pada otot, tulang, dan sendi.

Baca juga: Ini Tiga Faktor Penyebab Anak Terkena DBD

Terkait vaksin, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi, melalui keterangan tertulis yang sama, mengatakan, walau belum menjadi program, tetapi vaksin DBD sudah menjadi imunisasi pilihan yang direkomendasikan.

Kementerian Kesehatan menargetkan angka kasus DBD kurang dari 10 per 100.000 penduduk pada 2024, dan akan menjadi 0 kasus kematian pada 2030. 

Selain Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus, Kementerian Kesehatan juga memanfaatkan teknologi Wolbachia, yakni bakteri yang dapat tumbuh alami pada serangga terutama nyamuk.

Nadia menambahkan, kerja sama dengan dukungan mitra antara pemerintah dan pihak swasta akan membantu mempercepat tercapainya target eliminasi demam berdarah di Indonesia. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat