Daftar Mitos dan Fakta Terkait Penyakit Menular Seksual
Infeksi atau penyakit menular seksual (IMS/PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dalam bahasa Inggris, istilah IMS/PMS dikenal dengan nama Sexually Transmitted Infection (STI). Penularannya bisa melalui sperma, cairan vagina, darah dan cairan lainnya. Bahkan, PMS juga dapat ditularkan melalui jarum suntik, kelahiran dan menyusui.
Seringkali infeksi menular seksual muncul tanpa ada gejala yang dirasakan sebelumnya, sehingga penyakit berkembang tanpa diketahui penderita. Selain penting mengetahui gejala PMS, Anda juga perlu mengetahui mitos-mitos tentang PMS dan faktanya, agar semakin waspada terhadap penyebaran PMS.
1. Mitos: hanya orang ‘jorok’ yang terkena PMS
Fakta: PMS tidak membeda-bedakan. Orang kaya tertular PMS, orang miskin tertular PMS. Atlet pun terkena. Pecinta matematika juga. Demikian juga dengan CEO dan profesor. Bahkan orang yang pertama kalinya berhubungan seks juga bisa terkena PMS.
Apa yang bisa dilakukan? Jika memutuskan untuk melakukan hubungan seks, selalu gunakan kondom. Bahkan jika pelakunya sudah menggunakan pengendali kehamilan lainnya semisal pil KB. Alasannya, kondom menjadi satu-satunya jenis alat KB yang menurunkan risiko terkena PMS.
Baca juga: Tak Hanya Sifilis, Ini Daftar Penyakit Menular Seksual Akibat Virus dan Bakeri yang Perlu Diwaspadai
2. Mitos: kalau pasangan terkena PMS, kita bisa melihatnya
Fakta: Kadang-kadang tidak ada tandanya seseorang tertular PMS. Bahkan dokterpun tidak dapat mengatakan seseorang memiliki PMS hanya dengan melihat, sehingga mereka melakukan pengujian semisal pemeriksaan darah.
Bukan hanya itu, orang yang terkena PMS pun bisa tak sadar memiliki PMS, karena PMS memang tidak selalu menunjukkan gejala. Tapi tetap mungkin membawa dan menyebarkan virus penyakit tanpa adanya wabah. PMS yang tidak ditangani dapat menjadi masalah kesehatan yang serius, misalnya kemandulan, atau penyakit radang pelvik (pelvic inflammatory disease, PID) yang memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Apa yang bisa dilakukan? Bahkan jika seseorang dan pasangannya menyangka bebas PMS, periksakan diri sebelum melakukan seks. Lalu, gunakan kondom setiap kali melakukan hubungan seks, hanya untuk memastikan. Ingat, PMS bisa saja baru menunjukkan gejala setelah jangka waktu yang cukup lama.
3. Mitos: seseorang bisa terhindar dari PMS dengan melakukan hubungan seksual secara oral (melalui mulut) ataupun anal (melalui liang dubur)
Fakta: Kapanpun ada hubungan seks—baik oral, anal, maupun vaginal, ataupun sekedar sentuhan seksual—selalu ada kemungkinan PMS.
Virus ataupun bakteri penyebab PMS dapat memasuki tubuh melalui luka ataupun robek kecil di dalam mulut ataupun dubur, dan juga di alat kelamin. Beberapa jenis PMS, seperti herpes ataupun kutil kelamin, dapat menyebar melalui sentuhan kulit-ke-kulit pada bagian yang terinfeksi ataupun ruam.
Baca juga: Selain HIV/AIDS, Penyakit Menular Seks ini juga Berbahaya
Apa yang bisa dilakukan? Gunakan kondom ataupun tapis gigi (dental dam) setiap kali melakukan hubungan seks secara oral maupun anal. Jika rasa karet dirasa tidak menyenangkan, ada sejumlah kondom aneka rasa yang dirancang khusus untuk hubungan seksual secara oral.
4. Mitos: kalau pernah terkena PMS, tidak mungkin terkena lagi
Fakta: beberapa jenis PMS bertahan seumur hidup seseorang, misalnya herpes dan HIV. Jenis lainnya, misalnya chlamydia dan gonorrhea, dapat disembuhkan, tapi orang bisa tertular lagi kalau melakukan hubungan seksual dengan seseorang yang memilikinya.
Apa yang bisa dilakukan? Tentu saja, melindungi diri dengan kondom. Dan jika melakukan seks, beritahukan kepada dokter sehingga bisa diperiksa secara teratur. Jika seseorang mendapatkan diagnosa PMS, pasangan juga harus dirawat pada waktu bersamaan. Dengan demikian, pasangan dapat menghindari masalah di kemudian hari dan tidak menginfeksi ulang pasangannya.
5. Mitos: Jika diperiksa dokter dan dinyatakan bebas PMS, pasangan tidak perlu ikut diperiksa
Fakta: Pasangan bisa saja tertular PMS dan tidak mengetahuinya. Lagipula siapa yang sudi bersusah payah memeriksakan diri, lega terbebas dari PMS, tapi kemudian malah ketularan oleh pasangan sendiri?
Apa yang bisa dilakukan? Periksalah bersama-sama. Mungkin memang bukan menjadi kencan yang paling romantis ketika diperiksa bersama, tapi ini menjadi tanda kepedulian dan berusaha melindungi pasangan dari penyakit.
Ada begitu banyak mitos beredar tentang seks dan PMS, tapi ingatlah beberapa kiat yang penting: berpantang seks. Ketika melakukan seks, gunakan kondom setiap saat. Kalau pernah melakukan hubungan seks, periksakan diri terkait PMS.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Triple Elimination Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Menular Seksual Pada Ibu
Ini Bahaya Infeksi HPV, Cegah dengan Skrining dan Vaksinasi
Kondom Tak Mengurangi Risiko Penularan HPV, Kok Bisa?
Angka Kasus HIV di Bengkulu Terus Meningkat
Mengenal 11 Fakta Tentang Penyakit Klamida
Terus Bertambah, Jumlah Kasus Cacar Monyet di Jakarta Jadi 8 Kasus
Kenali Penyakit Gondongan dan Cara Mencegahnya
Ditemukan Kasus Flu Burung Varian Baru H5N2, Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan
Flu Burung Ternyata Dapat Menular ke Kucing, Ini Tindakan yang Dapat Dilakukan Pemilik Hewan
27 Jemaah Haji Embarkasi Solo Dipulangkan karena Demensia hingga TBC
IKN akan Tiru Freeport dalam Pengentasan Malaria
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap