visitaaponce.com

Mencegah Gangguan Kesehatan Selama Idul Adha dengan Telemedisin

Mencegah Gangguan Kesehatan Selama Idul Adha dengan Telemedisin
Selama perayaan Idul Adha, makanan olahan daging kambing menjadi salah satu favorit.(Ist/Ilustrasi. )

PEKAN depan lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha. Momen ini menjadi ajang kumpul bersama keluarga disertai beragam hidangan olahan daging yang menggugah selera.

Ada orang yang kalap menyantapnya sehingga mengalami gangguan kesehatan. Namun, ada juga yang ingin makan, tetapi takut kolesterol dan tekanan darah naik atau sakit maag kambuh.

Bagaimana caranya bisa tetap menikmati daging tanpa menimbulkan masalah kesehatan? Apabila Anda bingung harus bagaimana, Anda bisa mengandalkan aplikasi kesehatan digital seperti aplikasi Good Doctor.

Baca juga: Chef Stefu Beri Tips Mengolah Daging Kurban

Chief Medical Officer PT Good Doctor Technology Indonesia, dr. Adhiatma Gunawan, mengatakan, “Dari Idul Adha sebelumnya, di platform Good Doctor memang terjadi peningkatan tren telekonsultasi orang dengan gangguan kolesterol di samping penyakit maag yang sampai tiga bulan terakhir masih menjadi tren."

"Oleh karena itu, Good Doctor menyediakan spesialis gizi klinis dan klinik khusus atasi maag untuk memudahkan masyarakat memperoleh panduan pola makan sehat yang disesuaikan untuk pengelolaan kesehatan individu yang lebih baik," katanya.

"Sekaligus memperoleh informasi yang benar mengenai tips menjaga kesehatan selama Idul Adha sehingga mereka dapat tenang merayakannya,” jelas dr.Adhiatma dalam keterangan, Jumat (23/6).

Selama perayaan Idul Adha, makanan olahan daging kambing menjadi salah satu favorit. Dilansir dari gooddoctor.co.id, daging kambing memiliki kalori, lemak, dan kolesterol total yang cukup rendah dibandingkan daging sapi dan ayam.

Baca juga: Dokter Ingatkan, Saat Hari Raya Idul Adha, Harus Juga Konsumsi Serat

Dalam porsi 3 ons daging kambing terkandung 122 kalori dan 3,2 mg zat besi sedangkan dalam daging sapi terkandung 179 kalori dan 2,9 mg zat besi, serta dalam daging ayam terkandung 162 kalori dan 1,5 mg zat besi.

Protein dalam daging kambing juga besar. Porsi 3 ons daging kambing dapat memenuhi 46% dari nilai protein harian kebanyakan orang.

Daging Kambing Aman dari Sisi Lemak Jenuh dan Kolesterol 

Daging kambing juga aman dari sisi lemak jenuh dan kolesterol. Per porsi daging kambing mengandung 0,79 gram lemak jenuh yang aman untuk jantung dan 63,8 mg kolesterol.

Meski daging kambing terbilang aman untuk dikonsumsi, kita perlu memperhatikan cara mengolah dan menyantapnya untuk menghindari bahaya kesehatan yang mungkin terjadi.

Baca juga: BantuKurban Sebarkan Kurban dalam Kemasan ke Warga Membutuhkan

Daging kambing pada umumnya diolah menjadi sup, sate, dan gulai. Dikutip dari gooddoctor.co.id, dari ketiga jenis hidangan itu, daging kambing paling aman diolah menjadi sup karena dalam 1 mangkuk lengkap dengan daun bawang, seledri, dan tomat hanya memiliki 68 kkal.

Sementara itu dalam satu tusuk sate kambing terkandung kalori sebanyak 32 kkal dan dalam 100 gram daging kambing yang dijadikan gulai terdapat kalori sebanyak 125 kkal. Padahal asupan kalori harian yang disarankan adalah 2.000 kalori untuk wanita dan 2.500 untuk pria.

Berikut tips cara mengolah daging kambing agar lebih sehat untuk dimakan dari gooddoctor.co.id.

* Hindari menambahkan santan kental ke dalam olahan daging kambing karena dapat memicu naiknya tekanan darah

* Hindari menggoreng daging kambing karena dapat menambah kalori dan lemak pada daging kambing. Mengonsumsi makanan digoreng menyebabkan konsumsi minyak jenuh yang tidak sehat dalam jumlah berlebih. Selain itu, makan makanan yang digoreng dan berlemak mempunyai kemungkinan lebih besar menjadi penyebab asam lambung naik.

Baca juga: Konsumsi Serat Cegah Obesitas dan Turunkan Risiko Diabetes

* Kombinasikan olahan daging kambing dengan sayuran seperti tomat, bayam, dan sayuran hijau lainnya serta tambahkan rempah-rempah seperti bawang putih. Kandungan serat di dalam sayuran bisa memperlancar pencernaan dan mengurangi penyerapan kolesterol. Sementara bawang putih bisa menurunkan LDL (low density lipoprotein/kolesterol jahat) dan trigliserida hingga 20 mg/dL.

* Pilih bagian daging tanpa lemak seperti bagian tenderloin atau daging has tanpa lemak yang lebih cepat empuk saat dimasak.

* Siapkan minuman dan buah-buahan yang membantu menurunkan kolesterol. Misalnya, teh hijau yang kaya katekin (antioksidan flavonoid) dapat mengurangi penyerapan kolesterol dan meningkatkan kemampuan pembuangan kolesterol lewat feses.

Buah apel mengandung pektin, yaitu serat larut yang mampu menurunkan kadar LDL. Sementara itu, delima cukup ampuh untuk membantu penurunan penyerapan kolesterol dalam darah.

Ancaman lain yang tersembunyi dalam hidangan daging kambing adalah pemakaian garam, penyedap rasa, dan kecap yang berlebihan. Ketiga jenis bumbu tambahan ini mengandung natrium.

Dikutip dari website Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, peningkatan jumlah natrium dalam sel akan mengganggu keseimbangan cairan.

Masuknya cairan ke sel akan mengecilkan diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung harus memompa darah lebih kuat yang berakibat meningkatnya tekanan darah.

Beberapa tips berikut juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan selama Idul Adha.

* Sarapan dengan makanan rendah kalori dan buah-buahan.

Mengabaikan sarapan karena berpikir nanti akan makan enak dan banyak merupakan sebuah kesalahan. Dilansir dari eat this, not that, tidak sarapan justru akan meningkatkan nafsu makan sehingga makan menjadi tidak terkendali.

Tidak sarapan juga akan meningkatkan asam di perut karena saat lapar, tubuh akan melepaskan asam yang diperlukan untuk pencernaan. Asam yang tidak menemukan makanan untuk dicerna akan naik ke kerongkongan (esofagus) dan jantung.

* Perbanyak minum air putih saat makan daging karena daging rendah serat dan hindari minuman bersoda.

Dilansir dari BMC Nutrition, sebuah studi kecil terhadap 27 orang dewasa sehat menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan berprotein tinggi dengan sugar-sweetened beverage (jenis minuman yang ditambahkan pemanis seperti soda) mengakibatkan tubuh menyimpan lebih banyak lemak.

Baca juga: Hindari Proses Marinasi Daging di Suhu Ruang

Konsumsi sugar-sweetened beverage (SSB) selama makan secara nyata mengurangi oksidasi lemak terlepas dari komposisi makronutrien (kombinasi SSB dengan makanan berprotein tinggi).

Oksidasi lemak merupakan proses yang memulai pemecahan molekul lemak. Konsumsi SSB selama makan juga menekan kerja metabolisme tubuh serta meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan gurih dan asin.

* Makan dalam porsi kecil.

Karena makan berlebihan tanpa jeda hanya akan membuat perut kembung dan memicu masalah di lambung. Hindari pula makanan pedas karena dapat memicu asam lambung.

* Tetap bergerak.

Setelah makan banyak daging daripada hari biasanya, jangan lupa untuk melakukan olahraga ringan di sore hari untuk mencegah peningkatan berat badan. Setidaknya, luangkan waktu 10 menit untuk olahraga ringan atau berjalan-jalan santai sebelum tidur. (RO/S-4)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat