visitaaponce.com

Strategi Akad Group Pikat Pembaca Milenial dan Gen Z

Strategi Akad Group Pikat Pembaca Milenial dan Gen Z
Sejak hadir 2021 hingga sekarang, Akad Group memiliki empat perusahaan, yakni Akad, Skuad, Be Our, dan Tekad.(Dokumentasi pribadi.)

MILENIAL dan Gen-Z dikenal sebagai segmen digital savvy atau melek digital. Kendati keseharian mereka tak bisa lepas dari platform digital, ternyata mereka masih menyukai membaca fiksi atau novel dalam bentuk fisik (buku). 

CEO Akad Group Andri Agus Fabianto mengungkapkan berdasarkan insight di akun Instagram, Twitter, dan Tiktok--baik akun penerbit maupun penulis di Akad--rata-rata pengikut akun di platform tersebut berusia 13-17 tahun sebanyak 35% dan 18-24 tahun sebanyak 50%. "Artinya, 85% pengikut kami ialah anak-anak Gen-Z. Itu sebabnya, sejak awal kami menyasar milenial dan Gen Z," ujar Andri dalam keterangan tertulis, Selasa (11/7).

Lebih jauh ia menjelaskan berbeda dengan generasi milenial yang membaca buku benar-benar untuk membaca, Gen Z yang mayoritas penggemar buku fiksi atau novel meiliki kebiasaan membaca mereka bergeser ke arah yang lebih unik. "Buku tidak hanya sebagai bahan bacaan, tetapi juga sebagai alat untuk bisa masuk ke komunitas digital (bersosialisasi), kebutuhan konten media sosial, dan FOMO (Fear of Missing Out) atau tidak mau ketinggalan tren," tambah Andri.

Baca juga: Jangan Salah, Membaca Buku Punya 12 Manfaat Ini Loh!

Sebagai pendatang baru di industri penerbitan buku, diakui Andri, Akad Group berhasil mencatatkan kinerja positif. Sejak hadir 2021 hingga sekarang, Akad Group memiliki empat perusahaan, yakni Akad, Skuad, Be Our, dan Tekad. "Jumlah karyawan kami yang awalnya hanya lima orang pada 2021, saat ini sudah menjadi lebih dari 32 pada semester pertama 2023. Seiring dengan pertumbuhan anak usaha dan karyawan, revenue Akad Group juga bertumbuh tiap tahun. Kalau dari 2021 ke 2022, pertumbuhannya 159%. Kalau dari 2022 hingga Mei 2023, pertumbuhannya sudah mencapai 50%," kata Andri.

Sebagai salah satu penguasa pasar di industri penerbit buku atau novel yang menyasar segmen milenial dan Gen Z, sejak awal Akad memilih metode penjualan online. "Artinya, kami lebih dulu menjual novel-novel kami melalui platform online," paparnya.

Baca juga: Peningkatan Jumlah Pustakawan Perlu Bantuan dan Usulan dari Pemerintah Daerah

Secara angka persentase, lanjutnya, pada 2021, porsi penjualan Akad di online sekitar 95% dan offline 5% serta pada 2022 sekitar 80% online dan 20% offline. Pada semester pertama 2023, porsi antara online dan offline menjadi 75%:25%. "Jika mengacu pada angka penjualan online di para reseller toko online, kami hampir selalu menempati peringkat pertama berdasarkan total penjualan mereka. Berdasarkan penjualan online relasi yang juga menjual buku dari penerbit lain, mereka mengakui kalau penjualan Akad Group berkontribusi sekitar 50% dari total jumlah pendapatan mereka," papar Andri.

Untuk kategori gerai offline, Andri menambahkan, sebagian besar judul novel keluaran Akad Group sudah masuk jajaran best seller. Tak hanya revenue, Akad Group mampu menyabet sejumlah penghargaan bergengsi. Sebut saja, Penerbit Terfavorit selama dua tahun berturut-turut, yakni 2021 dan 2022, pada ajang penghargaan Bumi Fiksi Choice Award; Penulis Wanita Pendatang Baru Terfavorit tahun 2021 pada ajang penghargaan Bumi Fiksi Choice Award; Buku Wattpad Terfavorit selama dua tahun berturut-turut, 2021 dan 2022, pada ajang penghargaan Bumi Fiksi Choice Award; Penulis Wanita Wattpad Terfavorit tahun 2022 pada ajang Bumi Fiksi Choice Award; dan Penulis Wanita Terfavorit tahun 2022 pada ajang Bumi Fiksi Choice Award.

Strategi 

Kinerja moncer dengan usia yang belum seumur jagung memang tidak mudah. Diakui Andri, Akad Group harus melancarkan strategi yang berbeda dengan incumbent ataupun pesaingnya. Pertama, Akad Group melakukan inovasi dalam memonetisasi berbagai produknya. Andri mencontohkan, produk novelnya dimonetisasi dalam bentuk series di platform OTT (Over the Top) atau film, produksi merchandise terkait aneka karakter di dalam fiksi (novel), berkolaborasi dengan brand, memproduksi album lagu, hingga konser online yang menghadirkan sekaligus menghidupkan para karakter atau tokoh di dalam novel.

Kedua, strategi dirancang secara custom atau disesuaikan dengan karakteristik dari para pengikut si penulis maupun Akad Group, mulai dari membentuk komunitas organik, menggunakan jasa KOL (Key Opinion Leader) dan influencer, menggelar event offline ke sekolah-sekolah dan toko buku offline, menggelar aksi sosial, hingga media sosial internal. Ketiga, untuk strategi penjualan di platform online, produk dijual dengan bundling merchandise. Akad Group juga mendesain cover-nya secara estetik untuk memenuhi kebutuhan foto di media sosial para milenial dan Gen Z.

Setiap tahun perusahaan memiliki target pertumbuhan sebanyak 30% dari tahun lalu. Realisasinya, ternyata lebih dari itu. Target selanjutnya, pihaknya melakukan kerja sama dengan perusahaan lain atau brand untuk pengelolaan IP (Intellectual Property) dari karakter fiksi, mengembangkan sekolah kreatif dan rumah produksi, hingga layanan berbagi untuk sesama. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat