Kendala dalam Membangun Karakter Anak Bangsa Harus Segera Diatasi
UPAYA membangun karakter anak bangsa harus konsisten dilakukan. Sejumlah kendala harus diatasi dengan langkah nyata, agar kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh di masa depan dapat terwujud.
"Sejatinya pemerintah sudah mengagendakan gerakan Revolusi Mental dalam tahapan pembangunan nasional yang merupakan bagian dari upaya membangun karakter anak bangsa," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/7). Namun, ujar Lestari, sejumlah kendala untuk mewujudkan karakter anak bangsa yang kuat belum sepenuhnya ditangani dengan baik.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) mendefinisikan revolusi mental sebagai gerakan mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong berdasarkan Pancasila yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan. Pada pelaksanaan gerakan Revolusi Mental dalam sistem sosial memiliki beberapa isu strategis yang mendesak untuk ditangani segera seperti antara lain masih maraknya pernikahan anak, stunting, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan isu ekonomi keluarga.
Catatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA), terdapat 3.173 kasus KDRT sejak 1 Januari 2022 hingga 14 Februari 2023. Pada akhir 2022 UNICEF menempatkan Indonesia pada peringkat ke-8 di dunia dengan angka absolut pengantin anak sebesar 1.459.000 kasus.
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, keluarga merupakan satuan masyarakat terpenting dalam proses pembentukan karakter anak bangsa. Ini karena, ujar Rerie, di lingkungan keluargalah fondasi karakter yang baik ditanamkan sejak dini.
Dengan banyak isu yang mengganggu terwujudnya keluarga yang sejahtera, tambah Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah, dikhawatirkan akan mengganggu proses penanaman karakter baik di keluarga tersebut. Karena itu, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem tersebut, dibutuhkan political will yang kuat dari pemerintah untuk segera menuntaskan sejumlah instrumen kebijakan yang mampu melindungi dan memastikan terbentuknya keluarga yang sejahtera.
Di sisi lain, Rerie sangat berharap, para tokoh masyarakat dan para pemangku kebijakan memberikan keteladanan dalam penerapan nilai-nilai integritas, menjunjung tinggi etika dan kepatuhan terhadap konstitusi dalam keseharian mereka. Dengan demikian, tegas Rerie, upaya membangun karakter anak bangsa yang kuat untuk melanjutkan proses pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan negara yang adil makmur berdasarkan Pancasila, dapat segera terwujud. (Z-2)
Terkini Lainnya
Angka Stunting di Kota Padang Tembus 1.598 Kasus
Sukses Tangani Stunting, Pemkab Klungkung Terima Penghargaan dari Kemenkes
5,8 Juta Balita Alami Masalah Gizi
Pemkot Bandung Targetkan Angka Tengkes 14% Tahun ini
Kolaborasi Turunkan Angka Stunting lewat 100 Hari Pendampingan Gizi
Pemerintah Perlu Ambil Peran untuk Ciptakan Keluarga yang Positif
Dukung Pemberdayaan Desa Wisata demi Tumbuhnya Pusat Ekonomi Baru yang Merata
Pengembangan Produk Pariwisata Berkelanjutan Harus Konsisten Dilakukan
Dorong Pengembangan Kewirausahaan Topang Indonesia Menjadi Negara Maju
Peningkatan Literasi Digital Masyarakat Harus Dapat Perhatian Serius
Tingkatkan Daya Adaptasi Pendidikan Nasional terhadap Perkembangan Tantangan Global
Butuh Kerja Bersama Meningkatkan Rasio Kewirausahaan yang Signifikan
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Ujaran Kebencian Menggerus Erosi Budaya
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap