visitaaponce.com

Dengan Zikir, Ketum MDHW Semoga Tahun Politik 2024 Berjalan Damai

Dengan Zikir, Ketum MDHW: Semoga Tahun Politik 2024 Berjalan Damai
Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj saat acara zikir bersama di Istana Negara, Selasa (1/8).(Ist)

KETUA Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj mengatakan, tahun politik dan hajatan demokrasi sebentar lagi digelar. Melalui zikir yang kini menjadi acara resmi kenegaraan setiap 1 Agustus di Istana Negara, pihaknya berharap tahun politik dan hajatan demokrasi 2024 berjalan damai.

"Dengan zikir, semoga tahun politik dan hajatan demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung di negeri ini dapat berjalan dengan damai, tidak ada ujaran kebencian, tidak ada adu domba, dan tidak ada saling sikut-menyikut. Yang ada adalah semua berjalan baik dan sejuk," ujarnya saat menyampaikan laporan di halaman Istana Negara, Selasa (1/8/2023).

Karena itu, lanjut Kiai Musthofa, sebagai sebuah tradisi baik dan agung dalam mengawali bulan kemerdekaan, pihaknya berharap zikir di Istana Negara tidak pernah berhenti, namun terus lestari hingga sampai kapan pun.

“Kita diperintahkan oleh Allah swt agar kita membangun negara untuk kesejahteraan rakyat. Namun, pembangunan punya syarat mutlak, yaitu keamanan. Jika negara tidak aman, maka tidak mungkin kita bisa membangun. Karena itu, kita harus punya andil menciptakan negara yang aman, sejahtera, dan damai,” tuturnya.

Dalam keterangannya, Rabu (2/8), Kiai asal Kempek Cirebon, Jawa Barat, ini menambahkan bahwa sebagai negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-negara lain, bahkan negara-negara Timur Tengah. Sebab, meski di Indonesia terdiri atas berbagai suku, bahasa, dan agama, namun mampu menunjukkan Islam yang ramah dan toleran.


Baca juga: Peran Sayuti Melik dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI


"Antara ulama dan umara saling menghormati dan mengisi, saling bahu-membahu untuk menciptakan kedamian dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia ulama dan umara bisa duduk bersama saling menghormati satu sama lain," ungkapnya.

"Kita lihat di Aljazair, Maroko, Turki, dan negara Arab lainnya, khutbah saja harus punya kartu izin khatib. Kalau tidak, maka dilarang khutbah. Di Indonesia begitu nikmatnya. Khutbah bisa jam berapa saja, zikir bisa kapan saja, bahkan di Istana pun ada zikir. Ini sungguh luar biasa dan patut kita syukuri," sambung adik kandung Kiai Said Aqil Siroj ini.

Oleh karena itu, pihaknya sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menginstruksikan dan mengagendakan zikir menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus.

"Sekali lagi, kami haturkan terima kasih kepada Bapak Presiden yang terus men-support terlaksananya zikir di Istana Negara dan memberikan mandat kepada Majelis Dzikir Hubbul Wathon. Sampai saat ini, zikir di Istana Negara sudah berlangsung sebanyak lima kali," ujarnya lagi.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, juga beberapa menteri dan para tokoh agama.
Terpantau menteri yang hadir, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Acara zikir kebangsaan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ustaz Wahyu Andi Saputra, kemudian pembacaan laporan dari penyelenggara laporan oleh KH Musthofa Aqil Siroj dan pembacaan tausiyah dari Wapres Ma'ruf Amin, serta pembacaan doa kebangsaan oleh Habib Luthfi bin Yahya. (RO/I-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat