Ini yang Bisa Terjadi Jika Anak Gunakan Internet Berlebihan
![Ini yang Bisa Terjadi Jika Anak Gunakan Internet Berlebihan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/e070376105885f7a3f7443042a76d9d9.jpg)
PAKAR kejiwaan subspesialis anak dan remaja lulusan Universitas Indonesia Anggia Hapsari mengatakan anak rentan mengalami adiksi perilaku bila menggunakan internet berlebihan, yakni lebih dari empat jam sehari.
"Anak sulit mengendalikan dorongan dalam diri mereka untuk, misalnya setop main gim," kata Anggia, dikutip Jumat (18/8).
Anggia, yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, juga mengatakan anak-anak yang mengakses internet berlebihan rentan terkena gangguan pengendalian impuls berupa gerakan psikomotor atau vokal yang tak disadari.
Baca juga: Ini Tips Agar Anak Bersemangat Makan dari Nikita Willy
Hal itu, sambung dia, kemudian akan membuat anak-anak terlihat berbeda dari anak-anak seusianya.
Masalah kesehatan lain yang juga bisa dialami anak yakni gangguan subtipe obsesif kompulsif.
Dia mencontohkan, anak-anak yang terbiasa bermain gim daring kemudian karena suatu sebab tidak bisa memainkannya, akan terus menerus memikirkan hal ini. Anak kemudian menyikapi dengan perilaku-perilaku tertentu untuk meniadakan pikiran tersebut.
Baca juga: Ini Tips Mengelola Emosi Saat Anak Didiagnosis Penyakit Kronis
Di sisi lain, kemudahan mengakses internet dan gawai pada anak tanpa disertai kemampuan penilaian dan pengendalian yang baik dapat menempatkan mereka pada risiko terkena eksploitasi dan kekerasan secara daring.
Anggia lalu menyebut bentuk baru kekerasan dan eksploitasi pada anak yang mungkin tidak disadari orangtua antara lain interaksi terkait kekerasan seksual berupa sexting atau praktik mengirim pesan, foto, atau video yang eksplisit secara seksual melalui pesan teks, serta live video.
"Dampaknya,terhadap anak kalau mengalami kekerasan secara daring bisa mereka menjadi malu terhadap apa yang mereka alami," kata dia.
Menurut dia, anak korban kekerasan yang merasa malu dengan apa dialami pasti akan menyalahkan diri sendiri. Mereka juga rentan disalahkan orangtua atau guru dan orang-orang di sekitarnya, merasa tertuduh hingga dikhianati oleh orang yang telah dipercayainya.
Ini, kata Anggia, pada akhirnya dapat memunculkan gangguan psikologis lain seperti kecemasan, gangguan perilaku dan suasana hati seperti depresi. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Perpres Perlindungan Anak di Ranah Daring dalam Proses Sinkronisasi
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ayah di Alor Ditangkap Karena Aniaya Anak
Apakah Telepati Pada Anak Kembar Benar Ada?
Pertengkaran Anak-anak saat Liburan, Ini Cara Mengatasinya
DAK Non Fisik Perlu Dimaksimalkan untuk Tangani Isu Perempuan dan Anak
Orangtua Harus Tahu Cara Mengatasi Migrain pada Anak
Orangtua Diingatkan Isi Liburan Anak dengan Aktivitas Riil
Ada Luka Memar di Tubuh Balita yang Tewas Diduga Dianiaya Orangtua
Dear Orangtua, Kenali Gejala dan Dampak dari Gangguan Anak Alergi Susu Sapi
MPASI Buatan Sendiri Dipastikan Lebih Baik Dibandingkan yang Dijual di Pinggir Jalan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap