visitaaponce.com

Karya Homage to Basoeki Abdullah Hiasi ArtMoments Jakarta 2023

Karya 'Homage to Basoeki Abdullah' Hiasi ArtMoments Jakarta 2023
Dua pelukis yang beraliran genre pop art, Peter Rhian Gunawan dan Arkiv Vilmansa, turut menyemarakkan ArtMoments Jakarta 2023.(Ist)

DALAM ArtMoments Jakarta 2023, G3N Project x Museum of Toys menghadirkan karya "Homage to Basoeki Abdullah".

ArtMoments Jakarta 2023 merupakan sebuah acara tahunan yang menyatukan para penggemar seni dan kolektor dengan galeri-galeri ternama yang hadir di Grand Ballroom Hotel Sheraton Grand, Gandaria City, Jakarta, pada 18-20 Agustus 2023.

Dua pelukis yang beraliran genre pop art, Peter Rhian Gunawan dan Arkiv Vilmansa, turut menyemarakkan ArtMoments Jakarta 2023.

Baca juga: Studio Seni Multimedia dari Bandung, The Fox, The Folks, Raih Juara I di Jerman

Peter dan Arkiv menghadirkan karya dengan inspirasi dari dua karya Basoeki Abdullah yakni "Sang Pemenang" dan "Tegar.. Kokoh Bagai Batu Karang, 1981".

Selain itu, Arkiv juga membuat patung setinggi 3,5 meter. Patungnya akan dipajang di lobi Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel selama pameran ArtMoments Jakarta 2023 berlangsung.

Kurator sekaligus Direktur Artistik ArtMoments Jakarta Rizki Zaelani mengatakan, Arkiv punya latar belakang di jurusan Arsitektur.

Baca juga: Dunia yang Kian Antroposentik di Mata Iwan Suastika

 "Arkiv itu mulanya arsitek, dia punya pemikiran mengenai ruang yang berbeda. Tahun ini Arkiv buat patung 3,5 meter itu tidak aneh. Bagi saya tidak aneh karena seorang arsitek buat karya di luar ruang memang bisa seperti itu," katanya.

Arkiv juga dinilai mampu memadukan antara dimensi warna yang halus dan dimensi ruang yang ada.

Arkiv, Seniman Muda Tembus Pasar Internasional 

Sementara itu, Co-founder ArtMoments Jakarta Sendy Widjaja mengatakan Arkiv merupakan salah satu contoh sosok seniman muda yang mampu menembus pasar internasional.

"Dia akan menggelar pameran di ArtMoments Jakarta lalu ke New York, dan Tokyo. Menurut saya Arkiv adalah salah satu seniman fenomenal yang mendapatkan kesempatan tersebut," katanya.

Baca juga: Imajinasi dan Semesta Alternatif Rendy Raka Pramudya

Sendy menambahkan bahwa patung 3,5 meter yang dibuat oleh Arkiv pun sudah diborong oleh kolektor seni.

Patung Karya Arkiv Sold Out 

"Sebelum dipamerkan sudah sold out, ada tiga patung yang dibuat. Ini artinya begitu besarnya animo seni rupa Indonesia sekalian menampilkan karya ikonik tersebut," tegasnya.

Dalam kesempatan ini, Peter mengenalkan karakter Redmiller Blood, sosok cilik menggemaskan dengan rambut merahnya. Memiliki ciri lelehan air mata yang menyimpan pesan tentang isu kesehatan mental.

 Baca juga: Museum of Toys Tampilkan Karya Seni Bertema Cyberpunk dan Animatrix

Dalam pameran "Homage to Basoeki Abdullah", dua karya yang ditampilkan Dosen Komunikasi Visual Universitas Maranatha ini berjudul "Soaring in the Sky" dan "Final Destiny".

Keduanya mengisaratkan isu tentang bagaimana kesehatan mental, proses kehidupan seseorang dalam kehidupan dan bagaimana perjuangan seorang manusia dalam kesehariannya.

"Mencoba riset dua karya Basuki Abdullah, berbicara perjuangan proses kehidupan manusia itu relate (berhubungan) dengan Redmiller Blood," jelas Peter.

"Sosok cute mengemaskan rambut merah, ingin diterima lingkungan ia menggunakan topeng agar bisa diterima lingkungan korbankan true identity," tuturnya.

Baca juga: Museum of Toys Hadirkan 'Crystallize' di Pullman Jakarta Central Park

"Air mata pelangi penggambaran pesan hidup manusia selama masih punya tekad pasti akan indah pada waktunya," katanya.

Peter juga menggambarkan bagaimana karya pop art-nya  yang berjudul "Soaring in the Sky" mengarah ke kesehatan mental.

Representasi Karya Basoeki Abdullah

Lewat sosok Redmiller Blood ini menggambarkan mata jiwa seseorang. Bagaimana sebuah kehidupan, perjuangan seorang manusia dan bagaimana seseorang tidak menyerah sebagai representasi karya Basoeki Abdullah "Sang Pemenang".

"Secara riset dua lukisan mitologi Pak Basuki secara pesan belum menemukan literatur yang jelaskan lukisan ini. Tapi intinya tentang perjuangan," katanya. 

"Sedangkan Final Destiny karya yang bicara tribute, proses perjuangan manusia ke garis finish atau belum. Manusia punya khidmat tujuan hidup, memiliki rasa, kasih sayang, kesadaran hidup dia berguna. Yanbg harus dihargai step by step perjuangannya," jelas Peter. (RO/S-4)

 

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat