visitaaponce.com

Sering Konsumsi Mi Instan Ternyata Berisiko Obesitas

Sering Konsumsi Mi Instan Ternyata Berisiko Obesitas
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR gizi Eva Kurniawati mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu sering dan rutin mengonsumsi mi instan karena bisa berdampak buruk bagi tubuh, seperti obesitas dan sindrom metabolik.

Dokter yang juga anggota tim dokter spesialis RS Pelni itu, dikutip Sabtu (18/8), mengatakan kandungan mi instan yakni karbohidrat, lemak, serta natrium yang tinggi, namun rendah protein, serat, vitamin, dan mineral.

Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi dengan energi yang digunakan dalam waktu lama, kata dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia itu.

Baca juga: Waspadai Leher Hitam pada Anak

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8% dan pada usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. 

Angka itu menunjukkan kenaikan khususnya pada usia di atas 18 tahun, bila dibandingkan dengan data Riskesdas 2013 yakni sebesar 15,4%.

Kondisi obesitas bisa disebabkan beberapa faktor seperti makanan, kurangnya aktivitas fisik, stres yang menimbulkan inflamasi dan berujung penumpukan lemak, serta kurang tidur atau kelebihan tidur.

Baca juga: Cegah Naiknya Kasus Obesitas dan Diabetes, Pemerintah Perlu Terapkan Cukai MBDK

Khusus untuk makanan, merujuk analisis survei konsumsi Kementerian Kesehatan pada 2014, sekitar 40,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan berlemak, kemudian 53,1% mengonsumsi makanan manis, 93,5% kurang konsumsi sayur dan buah, serta 26,1% kurang beraktivitas fisik.

Kementerian Kesehatan merekomendasikan Isi Piringku, yang mengacu pada lima kelompok pangan yakni makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan air putih, guna mencegah obesitas.

Rekomendasi ini membagi piring untuk sekali makan yakni sepertiga piring lauk pauk, sepertiga piring berisi buah, dua per tiga berisi sayuran dan dua per tiga sisanya makanan pokok. 

Selain itu, direkomendasikan pula konsumsi delapan gelas air putih, serta rutin beraktivitas fisik selama 30 menit per hari.

Senada seperti yang disampaikan Eva, studi yang dilakukan peneliti dari Harvard School of Public Health (HSPH) pada 2014 menunjukkan mereka yang sering mengonsumsi mi instan ditemukan lebih mungkin mengalami sindrom metabolik, obesitas, dan tekanan darah tinggi, kolesterol, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat