visitaaponce.com

Isu Populasi Kucing Liar Antar Mahasiswi ITB Juarai Beswan Djarum

Isu Populasi Kucing Liar Antar Mahasiswi ITB Juarai Beswan Djarum
Pemenang Essay Contest Beswan Djarum 2022/2023(Dok Bakti Pendidikan Djarum Foundation)

Berbeda dengan kucing peliharaan, fenomena tingginya populasi kucing liar yang tidak berpemilik kerapkali menjadi pemandangan umum di berbagai sudut kota dan perumahan di Indonesia.

Berangkat dari keresahannya, Febrina Valencia, 21, mahasiswa jurusan Teknik Pangan, Institut Teknologi Bandung melihat situasi ini sebagai permasalahan yang perlu didorong untuk mendapatkan solusi bersama. Lewat esai berjudul “Mengendalikan Populasi Kucing Agar Tidak Mengganggu Ekosistem".

Febrina berhasil unggul dari 500 tulisan lain yang masuk dan berhasil menjadi juara pertama dalam ajang Essay Contest Beswan Djarum yang diselenggarakan di Padma Resort Legian, Bali pada 1 – 2 September 2023 lalu.

“Saat ini, banyak orang memberikan makan dan minum untuk kucing-kucing liar di jalan atau street feeding. Menurut saya, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah populasi kucing liar. Sebaliknya, fenomena tersebut dapat menimbulkan populasi berlebihan yang berpotensi fatal karena mengganggu keseimbangan ekosistem. Melalui esai ini, saya mengajak masyarakat untuk memahami program TNR (Trap, Neuter, and Release). Agar TNR ini dapat berjalan dengan masif, tentunya diperlukan dorongan dan sinergi empat pemangku kepentingan, yakni pemerintah, komunitas, masyarakat umum, hingga petugas medis,” kata Febrina.

Essay Contest Beswan Djarum 2022/2023, diikuti oleh 500 Beswan Djarum (sebutan penerima program Djarum Beasiswa Plus) angkatan 38. Kompetisi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan Beswan Djarum dalam mencari gagasan orisinal, menyusun argumentasi dan menyampaikan presentasi di hadapan dewan juri sehingga bisa menjadi diskursus publik. Menurut Febrina, kompetisi ini menjadi ajang untuk menerapkan pelatihan-pelatihan yang sudah diberikan Djarum Foundation, terutama dalam berpikir kritis terhadap isu lingkungan di sekitar peserta dan mengasah welas asih (compassion) sehingga menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Tahun ini, kita memiliki 12 finalis dari berbagai daerah yang mengusung beragam isu, mulai dari topik lansia, limbah, hingga hewan kesayangan. Dari esai-esai yang ditulis, Beswan Djarum terlihat lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mereka mendalami informasi dan data pendukung sebelum berupaya mencari solusi terhadap permasalahan tersebut,” kata Guru Besar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ronny Rachman Noor yang juga merupakan Ketua Dewan Juri.

Prof. Ronny menjelaskan, Essay Contest mencerminkan kemampuan mahasiswa dalam mengolah pikiran dan kepeduliannya terhadap masyarakat. Sebagai juri, yang perlu dilihat adalah bagaimana mahasiswa memilah permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dan membawa ide-ide unik, kompleksitas berpikir, dan kualitas argumen yang baik.

Program Manager Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Abraham Delta Oktaviari mengungkapkan bahwa adanya kompetisi penulisan esai seperti ini merupakan kesempatan bagi para penerima Beasiswa Djarum Plus untuk mengasah kepercayaan diri dan kesadaran mereka terhadap masalah sosial di lingkungan sekitarnya. “Kualitas berpikir kreatif dan inovatif dari para Beswan Djarum dapat dilihat salah satunya melalui tulisan dan bagaimana mereka mengemukakannya di publik. Melalui Essay Contest ini, kami berhadap, kepekaan dan kepedulian mereka terhadap isu sosial bisa tercermin lewat gagasan yang solutif dan konstruktif sehingga bisa menjadi bekal mereka nantinya di masa depan,” kata Abraham. (B-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat