Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang, Cara Mengetahui Kemasan Bebas Bisphenol A
![Bahaya BPA pada Galon Isi Ulang, Cara Mengetahui Kemasan (Bebas Bisphenol A)](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/324d7e927a451b13d6e99ab09c4d268e.jpg)
BISPHENOL A, atau yang lebih dikenal sebagai BPA, adalah senyawa kimia yang telah menjadi perhatian selama beberapa tahun terakhir. Menyusul banyaknya informasi potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia.
Dilansir dari MayoClinic, BPA adalah bahan kimia industri yang digunakan untuk membuat plastik polikarbonat dan resin epoksi. Bahan kimia ini bukan barang baru dalam industri kemasan dan barang-barang rumah tangga, tapi telah digunakan sejak 1950an silam.
Plastik polikarbonat dan resin epoksi kerap digunakan untuk membuat botol minum, botol bayi, kemasan air minum, tempat makan, kacamata, pelapis makanan kalengan, tutup botol, pipa saluran air, sampai jendela anti-pecah. Dikutip dari Healthline, setiap orang perlu lebih berhati-hati dengan produk yang mengandung BPA. Pasalnya, BPA bisa merembes dari kemasan berbahan plastik ke makanan atau minuman yang Anda konsumsi.
Baca juga: Pengusaha Depot Air Minum Tolak Pelabelan BPA
Terutama makanan atau minuman yang disimpan dalam waktu lama dalam kemasan mengandung BPA, seperti sejumlah makanan kalengan, minuman dalam kemasan, atau galon air mineral.
BPA juga bisa menguar dari kemasan plastik dan masuk ke tubuh ketika Anda mengonsumsi makanan atau minuman dari kemasan plastik mengandung BPA dipanaskan, digunakan untuk memasak, dihangatkan dalam microwave, atau terpapar sinar matahari lebih dari sehari.
Baca juga: Kandungan BPA pada Plastik Bisa Picu Gangguan Reproduksi
Bahaya BPA bagi kesehatan
Paparan BPA dalam konsentrasi tinggi bisa berbahaya pada kesehatan. Pasalnya, zat kimia ini bisa meniru struktur dan kinerja hormon estrogen dan tiroid.
Dengan kata lain, zat ini dapat mengikat reseptor estrogen dan tiroid, memengaruhi proses pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, metabolisme tubuh, sampai reproduksi.
Untuk diketahui, tubuh kita sangat sensitif dengan perubahan hormon. Jadi, ketika terpapar BPA dalam ambang batas yang tidak aman, kinerja tubuh bisa terganggu. Berikut beberapa potensi bahaya BPA untuk kesehatan:
- Memengaruhi kesuburan pria dan perempuan
- Meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung
- Meningkatkan risiko kelainan bawaan dan gangguan perkembangan otak pada janin dan anak
- Meningkatkan risiko kanker ovarium, payudara, prostat, dan usus besar
Mengingat ada banyak potensi bahaya BPA untuk kesehatan, pastikan Anda meminimalkan paparan zat kimia ini, terutama dari barang-barang yang berhubungan dengan makanan dan minuman.
Caranya dengan menggunakan produk yang berlabel “BPA free”, hindari atau minimalkan mengonsumsi makanan kalengan, batasi mengonsumsi makanan dan minuman yang dikenal dengan wadah plastik berkode nomor 3 atau 7.
Agar lebih aman dari paparan BPA, gunakan wadah makanan dan minuman berbahan kaca, keramik, atau stainless steel, terutama untuk makanan dan minuman panas.
Jangan memanaskan wadah plastik, seperti menyimpan di bawah paparan sinar matahari atau menggunakan wadah plastik untuk mengukus atau menghangatkan makanan.
Apa itu Bebas BPA?
BPA adalah singkatan dari bisphenol A. Bisphenol A adalah zat kimia yang sudah digunakan secara luas sejak tahun 1950-an. Bahan ini digunakan dalam plastik polikarbonat dan resin epoxy.
Plastik polikarbonat adalah bahan yang digunakan untuk wadah penyimpanan makanan, seperti stoples, botol minum, dan tempat makan. Sedangkan resin epoxy adalah bahan yang digunakan sebagai pelapis dalam kemasan kaleng yang berfungsi untuk mencegah permukaan kaleng berkarat. BPA free artinya kemasan tersebut terbebas dari bisphenol A yang sering digunakan dalam bahan yang telah disebutkan di atas.
Cara mengetahui kemasan bebas BPA
Untuk mengetahui apakah sebuah kemasan plastik atau produk makanan bebas BPA (Bisphenol A), Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Periksa Label Produk
Biasanya, produk yang bebas BPA akan mencantumkan label atau klaim "BPA-Free" atau "No BPA" pada kemasannya. Ini adalah cara paling mudah untuk mengidentifikasi produk yang aman dari BPA.
2. Cari Tanda Recycle
Lihat tanda daur ulang pada kemasan. Kode daur ulang yang sering digunakan untuk plastik adalah angka 1 (PET atau PETE), 2 (HDPE), 4 (LDPE), dan 5 (PP). Plastik dengan kode daur ulang 7 seringkali mengandung BPA. Namun perlu diingat bahwa ini hanya panduan umum dan tidak selalu menunjukkan keberadaan BPA.
3. Hubungi Produsen
Jika Anda tidak dapat menemukan informasi yang cukup pada label produk, coba hubungi produsen atau perusahaan yang membuat kemasan atau produk tersebut. Mereka dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang komposisi kemasan.
4. Gunakan Produk Kaca atau Logam
Jika Anda sangat peduli mengenai potensi paparan BPA, bersiaplah untuk menggunakan kemasan kaca atau logam untuk makanan dan minuman. Kemasan ini biasanya lebih aman dari BPA.
5. Hindari Pemanasan Plastik
Hindari memanaskan makanan atau minuman dalam wadah plastik di microwave, terutama jika wadah tersebut tidak ditujukan untuk microwave. Pemanasan plastik dapat menyebabkan zat-zat berbahaya, termasuk BPA, lepas ke dalam makanan atau minuman.
6. Perhatikan Tanda-tanda Fisik
Kemasan plastik yang telah terkena panas atau aus dapat melepaskan BPA dalam jumlah yang lebih besar. Perhatikan apakah kemasan tersebut tampak retak, pecah, atau aus.
Ingatlah bahwa meskipun produk mungkin bebas BPA, masih ada kemungkinan mengandung zat pengganti BPA, yang disebut bisphenol S (BPS) atau bisphenol F (BPF). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPS dan BPF juga dapat memiliki efek serupa dengan BPA. Oleh karena itu, jika Anda ingin menghindari semua bisphenol, produk kaca atau logam mungkin menjadi pilihan terbaik. (Z-3)
Terkini Lainnya
Bahaya BPA bagi kesehatan
Apa itu Bebas BPA?
Cara mengetahui kemasan bebas BPA
1. Periksa Label Produk
2. Cari Tanda Recycle
3. Hubungi Produsen
4. Gunakan Produk Kaca atau Logam
5. Hindari Pemanasan Plastik
6. Perhatikan Tanda-tanda Fisik
Peneliti: Dorong Pencegahan Kontaminasi Bromat
IBI: Ibu Hamil Perlu Air Mineral Berkualitas
Industri Minuman Ringan belum Pulih dari Pandemi
Ini Rekomendasi Takaran Konsumsi Air Berdasarkan Usia
Balita 3 Tahun Dikasih Minuman Sabu, Dua Hari Tidak Makan dan Tidur
Cegah Galon Oplosan, Warganet Minta Produsen Lakukan Pembenahan
Donor Darah Berikan Sejumlah Manfaat Kesehatan
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Ini Makanan Berwana Putih yang Harus Di Waspadai Penderita Diabetes dan Hipertensi!
8 Manfaat Buah Sawo Bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui
Bakteri Pemakan Daging Menyebar Cepat, Indonesia Perlu Waspada
Kata Dokter, Olahraga Sambil Nonton Drakor Cukup
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap