Lansia dan Penderita Komorbid Paling Rentan Terdampak Cuaca Panas
![Lansia dan Penderita Komorbid Paling Rentan Terdampak Cuaca Panas](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/2d76993caa2336581f8d4e84580d8953.jpg)
Pakar kesehatan Zubairi Djoerban mengungkapkan penderita komorbid, bayi dan anak-anak, lansia, hingga atlet yang berlatih di luar ruangan lebih rentan terkena dampak buruk cuaca panas ekstrem ketimbang masyarakat umum.
"Kalau udara panas 40 derajat celcius, hampir semua orang kesehatannya akan terpengaruh, akan menurun. Namun, yang paling terdampak adalah yang berusia lanjut, penderita komorbid, bayi dan anak kecil, orang-orang miskin yang kerjaan sehari-harinya di tempat terbuka, serta atlet," kata Zubairi di Jakarta, Jumat (6/10).
Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu juga menyampaikan salah satu dampak buruk dari cuaca panas ekstrem. Kondisi itu bisa menyebabkan dehidrasi hingga yang paling serius adalah serangan heat stroke atau kondisi ketika tubuh mengalami peningkatan suhu secara drastis. Bahkan, Zubairi menambahkan, cuaca panas ekstrem seperti gelombang panas dapat berakibat pada kematian, sebagaimana yang terjadi di beberapa negara.
"Ini saya sampaikan data angka kematian. Di Amerika Serikat, setiap tahun lebih dari 1.200 orang meninggal akibat gelombang panas. Pada 2022, jumlah meninggal akibat gelombang panas itu 1.714 di sana," tuturnya.
Sementara itu, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama menyebut ada dua kategori dampak buruk cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh manusia. Pertama dampak ringan dan sedang dan kedua dampak berat.
"Dampak ringan dan sedang, seperti berkeringat, sakit kepala dan pusing, keram otot, kehausan sampai dehidrasi. Dampak berat, yaitu gangguan kesadaran sampai heat stroke," jelasnya.
Untuk mencegah terkena heat stroke, masyarakat bisa menerapkan stay cool, stay hydrated, and stay informed. Masyarakat perlu tetap menjaga tubuh tetap dingin dengan membatasi aktivitas di luar ruangan, melakukan aktivitas fisik secara bertahap, mengenakan baju berwarna cerah dan berbahan ringan, serta menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF
minimal SPF30.
"Masyarakat juga perlu tetap terhidrasi dengan banyak mengonsumsi air putih serta tetap mengikuti informasi terkini seputar cuaca panas dan langkah pencegahan terhadap dampak buruknya untuk kesehatan," tandasnya. (Ant/Z-11)
Terkini Lainnya
BMKG: Fenomena Tingginya Suhu Perkotaan Harus segera Ditangani
Prediksi Cuaca Jumat 28 Juni 2024
1.301 Jamaah Meninggal pada Ibadah Haji Tahun Ini
Hampir 500 Jemaah Haji Meninggal Karena Kekurangan Fasilitas dan Medis di Tengah Panas Terik
Gelombang Panas Tewaskan Puluhan Orang di India
Cara Menjaga Suhu Ruangan Tetap Dingin tanpa Gunakan AC
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Awas Longsor, 6 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Prakiraan Cuaca Selasa 11 Juni 2024, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap