visitaaponce.com

Dukung Tekan Polusi Udara, Siswi SMA Ini BuatBatu Bata Ramah Lingkungan

Dukung Tekan Polusi Udara, Siswi SMA Ini Buat Batu Bata Ramah Lingkungan
Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas III SMA dari Jakarta Intercultural School.(Ist)

PERMASALAHAN polusi udara tengah dihadapi masyakat Indonesia terutama di daerah perkotaan. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan peningkatan partiikel polutan di udara.

Di tengah persoalan polusi udara, seorang siswa sekolah menengah atas (SMA) melakukan terobosan dengan membuat bahan bangunan atau batu bata yang ramah lingkungan.

Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas 12 atau kelas III SMA dari Jakarta Intercultural School yang menginisasi proyek ACE atau proyek yang digagas untuk membuat bahan bahan ramah lingkungan yang menekan emisi karbon. 

Baca juga: Perajin Batu Bata di Temanggung Kesulitan Air

"Proyek ACE bertujuan untuk menggantikan batu bata semen, tanah liat yang menimbulkan polusi. Caranya dengan mengganti sebagian besar semen pada batu bata dengan fly ash," kata Sheina dalam keterangan pers, Senin (9/10).

."Fly ash adalah produk sampingan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Jika tidak dimanfaatkan untuk pembuatan semen ini, fly ash hanya jadi sampah yang dapat mencemari saluran air dan berakhir di tempat pembuangan sampah," kata Sheina dalam perbincangan dengan wartawan, ditulis Minggu (8/10/2023).

Melalui proyek ini, Sheina ingin meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menggunakan bahan bangunan rendah polusi. Tujuan akhirnya ialah memperlambat dampak perubahan iklim.

Baca juga:  Batu Bata Hidup Ramah Lingkungan

"Idenya muncul saat kursus solusi tentang lingkungan di Stanford tahun lalu. Saya banyak konsultasi dengan Profesor, insinyur dan mempraktikkannya sendiri di Jakarta," kata Sheina yang meraih Technovation Girls Indonesia tahun 2023

"Saya bereksperimen sendiri, membuat prototipe rumah sampai menguji prototipe di laboratorium. Formula yang terakhir dapat mencegah 50% lepasnya karbondioksida. Setiap kilogram semen yang diganti dengan fly ash menghemat 0.9 kilogram karbondioksida agar tidak terbuang ke atmosfer," tutur Sheina..

Pengujian berikutnya adalah uji kekuatan. Sembilan prototipe batu bata terkuat diuji di laboratorium Universitas Tarumanegara Jakarta untuk dilakukan penguatan dengan uji kompresi.

"Formula terakhir bisa melampaui standar FC20 (mutu sedang beton standar Kementerian PUPR)," ucap Sheina.

Kini, batu bata ramah lingkungan tersebut mulai diproduksi. Sheina dibantu melalui lokakarya lokal di Bogor untuk memproduksi dengan bahan baku fly ash dari PLTU Paiton Malang. Sementara untuk desain, Sheina banyak dibantu pamannya, yang kebetulan seorang arsitek.

Baca juga: Inovasi Baru, Sampo dan Sabun Bubuk Ini Usung Konsep Ramah Lingkungan

Batu bata temuan Sheina ini untuk sementara masih diperuntukkan membangun kepentingan umum. Salah satunya untuk membangun trotoar yang rusak. Seperti yang sudah dibangun di trotoar di kawasan sekolah Al-Firdaus di BSD. Sedangkan untuk tujuan komersil, Sheina mengatakan belum dulu.

"Meskipun kami punya harapan di masa depan, proyek ini tidak bertujuan menjual batu bata secara komersial. Batu bata ini akan digunakan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan," katanya.

Atas batu bata temuannya ini, Sheina telah menerima hibah dari The Iris Project yang memungkinkan dirinya membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan.

"Semoga ke depan temuan ini bisa dipatenkan dan bisa mengembangkan produk ini bermitra dengan perusahaan bangunan di Indonesia agar bisa memproduksi secara massal untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan, untuk mengurangi emisi karbon," pungkas finalis Global RISE for The World 2023 ini. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat