visitaaponce.com

Sesuai Deklarasi ASEAN, Pengembangan Anak Usia Dini Harus Holistik Integratif

Sesuai Deklarasi ASEAN, Pengembangan Anak Usia Dini Harus Holistik Integratif
ASEAN Leaders' Declaration on Early Childhood Care and Education in Southeast Asia di Jakarta.(Ist/Tanoto Foundation)

PADA 5 September 2023, negara-negara di Asia Tenggara mengadopsi ASEAN Leaders' Declaration on Early Childhood Care and Education in Southeast Asia.

Tujuh tema yang disepakati untuk menjadi fokus untuk pengembangan anak usia dini dari semua negara ASEAN adalah mengenai Kualitas, Akses, Tenaga Kerja Pengembangan Anak Usia Dini, Tata Kelola dan Kemitraan, Orang tua dan Pengasuh, Teknologi Digital, dan Pembiayaan.

Deklarasi ini menyerukan kolaborasi untuk memperkuat kemitraan dan kerja sama yang berkelanjutan antara pemerintah dengan masyarakat sipil, lembaga internasional, lembaga akademik, lembaga filantropi, dan sektor swasta.

Baca jugaMendukung Ketahanan Pangan dapat Dimulai Dari Diri Sendiri, Ini Caranya

Kemitraan ini harus diperkuat untuk mendukung terbentuknya ekosistem yang mendukung anak usia dini dapat tumbuh dan berkembang optimal sesuai usianya.

Tumbuh kembang yang optimal akan menjadi fondasi untuk pengembangan individu di masa depan yang tangguh, dan mendorong kesetaraan sosial yang lebih besar.

Selain itu, layanan pengembangan anak usia dini juga harus dipastikan sebagai layanan yanginklusif, berkualitas, menyeluruh/holistik dan terintegrasi dalam beragam program untuk pemenuhan kebutuhan esensial anak usia dini, termasuk bagaimana menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang ramah dan sesuai kebutuhan anak.

Isu Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) sendiri telah diimplementasikan di kawasan Asia Tenggara, dengan dimensi yang sebagian besar identik dan selaras dengan panduan global perawatan dan pengasuhan anak usia dini (Nurturing Care Framework) yang diluncurkan bersama oleh WHO, UNICEF, The World Bank pada tahun 2018.

Baca juga: Wapres RI Beri Tanoto Foundation Penghargaan Program Percepatan Penurunan Stunting

Namun demikian, ada variasi dalam terminologi yang digunakan di setiap negara, dandalam pelaksanaannya, implementasi PAUDHI tidak luput dari berbagai tantanganselain jugamenghasilkan sejumlah praktik baik.

Berangkat dari perhatian atas tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan PAUD HI yang berkualitas tersebut, Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) bersama dengan Tanoto Foundation menyelenggarakan pertemuan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan pendidikan anak usia dini di Asia Tenggara yang disebut dengan Forum Tahunan Regional PAUD dan Pengasuhan (Parenting). 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhajir Effendy yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama, Prof. Warsito, yang membuka forum ini mengatakan, deklarasi ini menjadi momentum terbentuknya kerangka kerja mendorong perkembangan optimal anak usia dini bagi negara-negara di ASEAN.

“Momentum ini akan memicu lahirnya para pemimpin bangsa di masa depan,” sambung Warsito.

Forum regional kali ini menjadi forum tahunan ketiga yang diselenggarakan secara rutin oleh SEAMEO CECCEP,dan berfungsi sebagai platform penting untuk menganalisis tantangan dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini yang Berkualitas.

Pada tahun 2022 di forum yang sama, telah dibahas tentang universal child care, yang kemudian menghasilkan policy brief (ringkasan kebijakan). Ringkasan kebijakan tersebut telah diluncurkan dan diserahkan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 11 Mei 2023, yang dapat pula diakses di: #.

Di tahun ini, forum regional membahas “Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif” di negara-negara Asia Tenggara dari berbagai perspektif, sekaligus menjadi media diseminasi Deklarasi Pemimpin ASEAN.

Forum tersebut juga menjadi sarana berkumpulnya berbagai pihak yang memiliki perhatian besar pada anak usia dini, seperti Anggota Dewan Pengurus SEAMEO CECCEP, pemerintah pusat dan daerah, praktisi, mitra pembangunan di tingkatnasional maupun regional, dan akademisi.

Diskusi yang terjadi diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas layanan PAUD HI di Asia Tenggaradengan menggunakan kerangka kerja dari tema-tema deklarasi yang telah diadopsi dalam KTT ASEAN di Jakarta pada tanggal 5-7 September 2023. 

Baca juga: Komitmen Pemda dan Kolaborasi Semua Pihak Hantarkan Brebes Raih ECCNE Awards 2023

“Deklarasi ini menjadi momentum terbentuknya kerangka kerja mendorong perkembangan optimal anak usia dini bagi negara-negara di ASEAN. Momentum ini akan memicu lahirnya para pemimpin bangsa di masa depan,” sambung Warsito.

Adopsi deklarasi tersebut berasal darihasilDialog Kebijakan Pengasuhan dan Pendidikan Anak Usia Dini Menteri Pendidikan Negara-negara Asia Tenggara (SEAPD 2023: Southeast Asia Policy Dialogue) yang sebelumnya telah dilaksanakan pada 26 Juli 2023.

Rangkaian usaha bersama yang dimulai dari Dialog Kebijakan, Deklarasi Pemimpin ASEAN, hingga ke Forum Regional ini merupakan upaya mempromosikan kemitraan yang kohesif untuk memenuhi kebutuhan esensial anak usia dini dalam aspek kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraananak di kawasan Asia Tenggara. 

Warsito mengatakan bahwa di Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 60tahun 2013 telah diluncurkan mengenai Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif, yang terdiri dari tiga komponen yaitu: Aspek Kesehatan dan Gizi, Aspek Pendidikan, dan Aspek Pengasuhan; serta Aspek Perlindungan, Pengasuhan,dan Kesejahteraan.

“Indonesia juga telah memiliki Rencana Aksi Nasional Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (RAN PAUD HI) tahun 2020-2024 yang disusun berdasarkan RPJMN 2020-2024 bersama 11 Kementerian/ Lembaga dan memuat indikator program serta capaian output dan outcome target pemenuhan hak tumbuh kembang anak usia 0-6 tahun,” ucap Warsito.

Forum ini dihadiri oleh sekurang-kurangnya 120 peserta dari seluruh dunia, baik secara daring maupun luring, dan akan ditindaklanjuti dengan penyusunan Ringkasan Kebijakan mengenai PAUD HI yang akan disampaikan pada Kementerian Pendidikan ASEAN. Rencananya penyusunan ringkasan kebijakan ini akan diselesaikan pada awal tahun 2024.

“Saya sampaikan apresiasi dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, yang juga selaku Ketua gugus Tugas PAUD HI di Indonesia atas penyelenggaraan forum regional PAUD-HI yang diselenggarakan atas kerjasama SEAMEO CECCEP bersama Tanoto Foundation ini. Semoga kemitraan-kemitraan lain akan terus berkembang karena kewajiban mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak usia dini adalah tanggungjawab kita bersama,” tutup Warsito.

Sementara itu, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation Eddy Henry menjelaskan bahwa Tanoto Foundation turut bangga dapat menjadi bagian dari kegiatan ini dan terus mendukung berbagai kerja sama untuk peningkatan praktik pengasuhan anak usia dini. 

“Semangat dan ajakan berkolaborasi dan bekerja bersama menjadi pernyataan yang konsisten disampaikan oleh para pembicara di forum ini. Tanoto Foundation mendukung kolaborasi lintas sektor dan lintas bidang untuk memastikan setiap anak mendapatkan layanan yang holistik dan integrative, karena kebutuhan anak usia dini tidak bisa disegmentasikan,” tutup Eddy. (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat