Toleransi Membangun Peradaban dalam Perbedaan
![Toleransi Membangun Peradaban dalam Perbedaan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/beb9012eb9f99f9f43de1ed523982793.jpg)
BIKSU muda Bhante Dhirapunno mengatakan bahwa toleransi adalah membangun peradaban bersama di dalam perbedaan.
"Toleransi adalah ketika kita bisa bersama membangun peradaban dalam perbedaan. Pada saat itu kita akan lebih mudah menyebarkan kebaikan pada orang lain," kata Bhante Dhirapunno seperti dilansir Antara di Jakarta, Kamis (12/10).
Untuk itu, kata dia, generasi muda maupun pemuka agama apa pun latar belakangnya perlu menyebarkan konten yang berisi pesan perdamaian dalam perbedaan.
"Walaupun terlihat seperti bercanda ria, namun konten yang seperti ini memberikan dampak positif dalam harmonisasi Indonesia sebagai sebuah bangsa," ujarnya.
Dia juga menyebut tantangan ideologi transnasional dengan segala bentuknya harus dijawab dengan semangat perdamaian dalam keberagaman.
"Jika ayat-ayat agama tidak mampu membuat kita damai dalam kebersamaan, mungkin ayat-ayat cinta lah yang bisa mempersatukan kita. Hiduplah dengan damai dan cinta kasih hingga tidak ada lagi perasaan kita untuk membenci," tuturnya.
Baca juga: Kebudayaan Diharapkan Beri Sumbangsih pada Agenda Penyelamatan Bumi
Dia menilai bahwa kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila umat manusia bisa menghargai semua kehidupan dengan menunjukkannya lewat toleransi yang tinggi, serta memenangkan hati para orang-orang yang belum toleran.
"Salahnya, terkadang kita justru membenci orang yang intoleran. Kebencian yang dibalas dengan kebencian akan melahirkan kebencian yang lebih besar lagi. Kita harus bisa menerima kehadiran mereka. Perlahan kita coba untuk menyadarkan teman-teman kita tanpa perlu menghujat-nya atau memberikan perlakuan buruk lainnya," ujarnya.
Bhante juga menilai bahwa segala bentuk kekerasan sejati-nya tidak berlandaskan pada nilai-nilai luhur dalam agama, sekalipun para pelakunya menjual jargon-jargon agama dalam tindak kekerasan yang dilakukannya.
"Kebaikan sejati tidak akan pernah bercampur dengan keburukan," ucapnya.
Terakhir, dia mengingatkan agar Indonesia tidak menjadi bangsa yang masyarakatnya terpecah belah karena saling membenci. Dia mencontohkan, Kota Medan, Sumatra Utara, adalah salah satu kota di Indonesia yang memiliki pluralisme sangat baik.
"Di sana terdapat Masjid Al Osmani yang jaraknya cukup berdekatan dengan Vihara Siu San Keng. Masyarakat di sana bisa pergi dan pulang ke rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus takut akan kehadiran kelompok agama yang berbeda," ujar dia. (Ant/I-2)
Terkini Lainnya
Gereja Katedral Jakarta Sumbang Seekor Sapi Kurban ke Masjid Istiqlal
Fatwa MUI Haramkan Salam Lintas Agama Lemahkan Toleransi dan Kebinekaan
Fatwa Salam Lintas Agama, Menag Yaqut tidak Sepakat dengan MUI
Makna dan Pengamalan Sila Pertama Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Nana Sudjana Ajak Masyarakat Membumikan Nilai-nilai Pancasila
PITI Sesalkan Ceramah yang Melecehkan Islam
Peduli Generasi Muda, Pundi Adakan Talkshow Ramadan Pengarusutamaan Moderasi Beragama
Hadir di Sekolah Buddha Nalanda, Said Aqil Bicara soal Kebhinekaan yang Harmonis
Dukung Penguatan Moderasi Beragama, Menag : Keragaman Merupakan Takdir Tuhan yang Harus Diterima
Perusahaan Johnson & Johnson Terapkan Kultur Kesetaraan dan Inklusivitas
Keuskupan Bandung Rayakan Keberagaman Bersama 700 Pemuda Lintas Agama
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap