visitaaponce.com

Muhadjir Yakin Masalah Papua tidak Bisa Diselesaikan dengan Bunyi-Bunyian Saja

Muhadjir Yakin Masalah Papua tidak Bisa Diselesaikan dengan Bunyi-Bunyian Saja
Menko PMK Muhadjir Effendy(DOK Kemenko PMK )

MENTERI Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy percaya bahwa penyelesaian masalah di Papua bisa melalui pendekatan budaya, kesadaran, dan sosial. Sehingga jika menyelesaikan masalah di Papua dengan bunyi-bunyian atau tembak-tembakan tidak akan selesai.

"Kalau main bunyi-bunyian saja tidak akan selesai itu. Bunyi-bunyian itu istilah khas di Papua itu suara bedil atau tembakan. Jadi pendekatan bunyi-bunyian itu tidak akan selesaikan masalah di Papua," kaya Muhadjir dalam seminar Menuju Papua Maju di Kantor Kemenkopmk, Jakarta Pusat, Rabu (18/10).

Selain itu, penyelesaian di papua juga harus diselesaikan dari hati tidak bisa dengan pikiran-pikiran politik sekecil apapun. Selama masih ada pikiran politik dan hitung-hitungan maka tidak akan selesai.

Baca juga: Menko PMK : Alokasi Santunan Korban GGAPA Masih Dibahas

Ia menceritakan ketika dirinya pergi ke Dogiyai Papua Tengah membawa bantuan karena ada kerusuhan dan pembakaran rumah, banyak masyarakat yang merasa tidak menjadi korban pembakaran menolak untuk menerima bansos dan mengalihkannya kepada korban yang lebih berhak.

Cerita tersebut menjadi pelajaran bahwa masyarakat di Papua memiliki budaya, keagungan budi, dan hatinya sangat tajam sehingga pendekatan yang dilakukan adalah dengan hati.

Baca juga: Indonesia Siapkan Bantuan Kemanusiaan Untuk Bencana Libya

"Jika hati dengan hati bisa nyambung. Ada 2 provinsi yang masih perubahan serius yaitu Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah," ujar dia.

Di kesempatan yang sama PJ Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo jika bicara tentang roda perekonomian banyak faktor yang mempengaruhi. Minimal tiga titik yang perlu kita perhatikan pertama titik produksi, distribusi, dan pasar. Pada titik produksi misalnya dalam sektor pertanian perlu lahan, bibit, pupuk, alat-alat teknologi pertanian, SDM yang terlatih untuk meningkatkan produksi.

"Yang kedua di sektor distribusi, kita perlu transportasi dan konektivitas antarmoda dan juga tersedianya pasar untuk memasarkan hasil produksi. Kalau produksinya tinggi tapi distribusinya tidak ada maka pasar akan mati," ujar dia.

Kalau pasar mati maka produksinya juga akan mati. Demikian juga sebaliknya pasarnya ada, konektivitas antarmoda bagus, tersedia tranpotasi yang bagus. Tapi kalau produksinya tidak ada ini akan mati juga, sehingga semua sangat berkaitan.

"Jadi semuanya ini saling berkaitan jadi apa yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah sangat tepat. Kita membangun secara masif dengan mengedepankan pembangunan infrastruktur di periode pertama dan periode kedua beliau memprioritaskan sektor pembangunan sumber daya manusia oleh karena itu apa yang dilakukan kemenko PMK ini sangat sesuai dengan apa yang kita harapkan," pungkasnya. (Iam/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat