visitaaponce.com

Kongres Bahasa XII Hadirkan 56 Ahli, Nasib Bahasa Ibu Jadi Sorotan

Kongres Bahasa XII Hadirkan 56 Ahli, Nasib Bahasa Ibu Jadi Sorotan
Ilustrasi(Antara)

KEPALA Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Aminudin Aziz mengatakan bahwa Kongres Bahasa Indonesia XII tahun ini fokus membahas tentang masalah kebahasaan dan kesastraan khususnya mengenai kondisi, potensi, tantangan, permasalahan, serta perkembangan bahasa dan sastra di Indonesia.

“KBI XII akan berfokus pada kerangka berpikir ihwal penguatan literasi dalam bingkai kebinekatunggalikaan dan pemanfaatannya untuk kemajuan bangsa,” ungkapnya, Kamis (26/10).

Berkaitan dengan hal itu, kongres kali ini mengangkat tema Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa. Tema tersebut dipumpunkan pada tiga subtema yang selaras dengan kegiatan prioritas Badan Bahasa, yaitu literasi bahasa dan sastra Indonesia, revitalisasi bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa Indonesia.

Baca juga : 3 Fokus Pembahasan Kongres Bahasa Indonesia 2023

Dalam sidang kongres yang dilaksanakan pada 26-27 Oktober 2023, terdapat 56 orang pemakalah yang terdiri atas 20 orang pemakalah undangan dan 36 orang pemakalah hasil seleksi yang akan membahas tiga subtema tersebut.

Materi disampaikan kepada para peserta undangan dan peserta hasil seleksi yang terdiri dari akademisi, praktisi, pendidik dan tenaga kependidikan, sastrawan, budayawan, pejabat publik, perwakilan organisasi profesi, mahasiswa, serta pemerhati bahasa dan sastra yang berasal dari dalam dan luar negeri.

“Peserta yang akan hadir secara langsung di tempat penyelenggaraan sebanyak 442 orang, sedangkan peserta yang akan hadir secara daring sebanyak 1.000 orang,” ujar Amin.

Baca juga : Kongres Bahasa Indonesia Digelar 26-29 Oktober, Angkat Isu Literasi Masyarakat

Secara rinci, sidang mengenai revitalisasi bahasa daerah membahas tentang pewarisan bahasa ibu atau bahasa daerah di ranah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lalu dibahas pula tentang pendokumentasian bahasa, sastra, dan aksara daerah. Selanjutnya ialah peran pemerintah daerah dan komunitas dalam pelestarian bahasa daerah, penelitian mutakhir tentang bahasa daerah, serta strategi pemanfaatan teknologi informasi dalam pelindungan bahasa dan sastra daerah.

Terkait dengan literasi bahasa dan sastra Indonesia dibahas tentang literasi di era digital, bahan ajar literasi, pengukuran kecakapan literasi dalam bahasa Indonesia, peran masyarakat dalam penguatan literasi, dan pemartabatan bahasa negara di ruang publik.

Internasionalisasi bahasa Indonesia

Sementara itu, untuk pembahasan internasionalisasi bahasa Indonesia mencakup optimalisasi diplomasi bahasa Indonesia melalui bahasa indonesia untuk penutur asing (BIPA), optimalisasi peran perwakilan, mitra kerja, dan diaspora Indonesia di luar negeri dalam internasionalisasi bahasa Indonesia. 

Baca juga : 4 Butir Rekomendasi Kongres Bahasa Indonesia 2023

Lalu optimalisasi peran kementerian dan lembaga di dalam negeri dalam internasionalisasi bahasa Indonesia, peran sastra dan budaya dalam diplomasi bahasa, serta penerjemahan sebagai strategi diplomasi bahasa Indonesia.

“Dengan tema dan subtema tersebut diharapkan kongres kali ini dapat menghasilkan rumusan atau rekomendasi yang dapat dijadikan arah kebijakan nasional maupun internasional kebahasaan dan kesastraan yang adaptif terhadap perkembangan peradaban dunia,” ujar Amin.

Bahasa skill yang dibutuhkan pekerja

Dalam pembukaan Kongres Bahasa Indonesia XII, Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury juga mengatakan bahwa bahasa menjadi salah satu skill atau kemampuan yang sangat dibutuhkan bagi tenaga kerja.

Baca juga : Forum Widyabasa Indonesia Dukung Iklim Kebahasaan yang Baik

“Kalau mereka enggak mampu pakai bahasa Indonesia, tentu kemampuan mereka untuk efektif melaksanakan pekerjaan enggak akan baik. Sekarang memang jumlah tenaga asing tidak terlalu banyak. Tapi ke depan setelah Indonesia masuk negara G20 dan di 2045 diperkirakan kita akan menjadi negara dengan ranking nomor 5 dan kesempatan orang bekerja di Indonesia akan meningkat,” ujar Pahala.

Pahala menambahkan bahwa Kemenlu sendiri sudah bekerja sama dengan Kemendikbudristek dalam hal BIPA. Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 154 ribu orang yang mendapatkan pelatihan dari kerja sama tersebut.

“Perkembangan ini seperti menjadi salah satu upaya untuk mengembangkan bahasa Indonesia untuk digunakan negara lain. Ini bukan hal yang tidak mungkin,” tuturnya.

Baca juga : Tasyrih Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII

Sementara itu, Dewi Dee Lestari menegaskan bahwa meningkatkan minat baca itu merupakan tugas bersama dan upaya kolektif. Maka dari itu, upaya meningkatkan literasi tidak bisa meminta tanggung jawab satu atau beberapa pihak saja.

“Dengan upaya yang tepat misalnya dari mulai di rumah yang dapat kita lakukan dengan mengenalkan bacaan dan kegiatan membaca kepada anak sudah dapat menjadi kontribusi untuk meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (Z-4)

Baca juga : Badan Bahasa Beberkan Dua Kendala Pelestarian Aksara Daerah

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat