3 Fokus Pembahasan Kongres Bahasa Indonesia 2023
KEPALA Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Abdul Khak Mengatakan bahwa Kongres Bahasa Indonesia XII yang akan berlangsung pada akhir Oktober 2023 akan memiliki 3 fokus isu pembahasan.
Pertama ialah terkait dengan literasi. Menurutnya, di samping persoalan akses atas buku bacaan sebagai persoalan mendasar untuk meningkatkan literasi di Indonesia, aspek bagaimana memanfaatkan dan merawat buku juga masih menjadi persoalan utama di daerah 3T.
“Hal lain yang juga sekarang menjadi perhatian pemerintah adalah tentang buku yang bermutu bagi anak didik. Buku bermutu adalah buku yang baik (bukan hanya dari kacamata orangtua), tetapi juga buku yang diminati/disukai untuk dibaca oleh anak, serta buku yang sesuai dgn jenjang baca anak,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Minggu (15/10).
Baca juga : Kongres Bahasa Indonesia Digelar 26-29 Oktober, Angkat Isu Literasi Masyarakat
Lebih lanjut, isu kedua ialah mengenai persoalan pelindungan bahasa daerah, di mana hal utama yang akan dibahas mengenenai revitalisasi bahasa daerah, yaitu suatu upaya menghidupkan kembali atau memperbanyak jumlah penutur muda atas bahasa daerah.
“Upaya ini perlu kerja sama secara serius antara pemerintah pusat, pemda kabupaten, kota, dan provinsi. Dari sisi lain, agar kosakata dalam bahasa daerah terus hidup, kita perlu mendorong agar beberapa kosakata dari bahasa daerah dapat dimasukkan ke KBBI sehingga tersimpan di dalam khazanah kosakata Indonesia,” tegas Abdul.
Baca juga : Adibasa, Adiwangsa Jadi Slogan Kongres Bahasa Indonesia 2023
Isu ketiga mengenai upaya internasionalisasi bahasa Indonesia. Dia menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya menyebarkan bahasa Indonesia melalui jalur BIPA, pengiriman guru, bahan ajar, dan fasilitasi lembaga yang ada di luar negeri.
“Pemerintah juga sedang menempuh jalur strategi lompat katak, yaitu peluasan penggunaan bahasa Indonesia di luar kawasan terdekat. Saat ini yang sedang kita tunggu hasilnya adalah upaya menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa konferensi umum pada persidangan UNESCO. Kita sedang menunggu hasil pembahasan usulan Indonesia, yang akan dibahas dalam konferensi UNESCO pada 7-22 November 2023,” pungkasnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Aplikasi Gemini Kini Sediakan Opsi Bahasa Indonesia
Buronan Thailand Pakai Google Translate Selama Sembunyi di Indonesia
Rumah Akademik Masa Depan Profesional dan Kreatif di Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng
Megawati Heran Banyak Orang Bilang “Saranghaeyo” daripada “Aku Cinta Kamu”
Prosa: Penjelasan, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contoh
Mengenal Penokohan yang Umum Digunakan dalam Cerita Fiksi, Novel, ataupun Cerpen
Kemendikbud Optimalkan Kekayaan Intelektual untuk Memajukan Industri Film Indonesia
Kemendikbud-Ristek Siapkan Berbagai Anggaran untuk Program Tahun Depan
Cak Imin: Pemerintah Wajib Hadirkan Pendidikan Murah
Mendikbudristek Nadiem Makarim Yakin Program Merdika Belajar Beri Dampak Positif
Berubah Jumlah Soal dan Waktu Pengerjaan UTBK SNBT 2024
Seragam Baru Siswa, Dinas Pendidikan: Belum Ada Surat Resmi Menteri
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap