visitaaponce.com

Universitas di Jepang Kembangkan AI untuk Obat Asam Lambung

Universitas di Jepang Kembangkan AI untuk Obat Asam Lambung
Universitas di Jepang kembangkan AI sebagai pencegah asam lambung(Freepik)

PENELITI di Universitas Nagoya, Jepang, menggabungkan senyawa kandidat untuk penghambat asam lambung menggunakan bantuan dari kecerdasan buatan (AI).

Asam lambung adalah komponen penting dalam pencernaan makanan. Namun, ketika keseimbangan sekresi mukosa lambung terganggu, asam lambung dapat menyebabkan ketidaknyamanan, mual, muntah, hingga sulit bernapas.

Sehingga banyak orang yang minum obat penekan asam lambung untuk membantu menetralkan asam lambung.

Baca juga: Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Tanpa Obat

Ketua Penelitian Associate Professor Kazuhiro Abe menceritakan telah melakukan pendekatan baru dalam pengembangan obat yakni berfokus pada struktur sterik pompa proton lambung, struktur protein kompleks di lapisan lambung yang mengangkut proton H+ yang membentuk HCl yang membentuk asam lambung.

Kemudian dianalisis menggunakan Deep Quartet, sebuah platform penemuan obat yang digerakkan oleh kecerdasan buatan atau AI.

Baca juga: Sereal Campuran Umbi Garut dan Bahan Alami Lain Bisa Atasi Asam Lambung

Dengan menggunakan AI, para peneliti merancang senyawa kandidat baru dengan struktur kimia untuk secara efektif menargetkan pompa proton atau proton pump untuk mencegah atau menyembuhkan asam lambung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang secara bersamaan dapat mengikat pompa proton dan meningkatkan efektivitas obat secara keseluruhan. Para peneliti menggunakan AI untuk menghasilkan lebih dari 100 kandidat senyawa.

"Saya sempat skeptis ketika melihat beberapa struktur kimia yang aneh, termasuk DQ-02 (senyawa yang diuji) dan senyawa-senyawa terkait," kata Abe, dikutip dari laporan penelitiannya, Jumat (27/10).

Selanjutnya, untuk mengetahui hasil mekanisme pengikatan digunakan mikroskop cryo-elektron untuk memvisualisasikan interaksi molekul dengan pompa proton lambung.

Berdasarkan penelitian ini ditemukan senyawa baru, DQ-18, disintesis dengan memasukkan atom klorin ke dalam DQ-06, yang menghasilkan peningkatan yang lebih kuat.

"Kami menemukan bahwa masih ada ruang antara kantong pengikat senyawa dan protein. Jika kita mengisi celah ini, senyawa akan lebih pas, menghasilkan ikatan yang lebih kuat," ungkapnya.

Pendekatan inovatif ini mengarah pada penciptaan senyawa dengan afinitas pengikatan hampir 10 kali lebih tinggi daripada senyawa SCH28080, sebuah senyawa prototipe untuk penghambat asam lambung.

Abe percaya bahwa hal ini menunjukkan pentingnya sinergi antara manusia dan AI dalam penemuan obat.

"Kita dapat melihat AI berguna untuk menciptakan pengobatan, tetapi tidak sepenuhnya atau secara otomatis. Kami menggunakan AI untuk desain obat berbasis struktur, yang mana manusia tidak begitu ahli dalam hal ini. Tetapi kami memilih kandidat nyata untuk disintesis," tandas dia. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat