visitaaponce.com

Prof Emil Salim Pembangunan Harus Selaras dengan Kelestarian Lingkungan

Prof Emil Salim: Pembangunan Harus Selaras dengan Kelestarian Lingkungan
Acara peringatan hari ulang tahun ke-40 Dana Mitra Lingkungan (DML) di Jakarta, Sabtu (28/10).(Ist)

DANA Mitra Lingkungan (DML) menggelar acara peringatan 40 tahun berdirinya DML yang dihadiri para pendiri, pembina, pengawas, pengurus, dan mitra kerja selama perjalanan empat dasa warsa DML di Jakarta, Sabtu (28/10).

Acara yang bertajuk "Perjalanan Panjang Selembar Daun Sirih" ini dihadiri oleh Prof Emil Salim dan Ir Erna Witoelar selaku Pendiri Yayasan DML, Rachmad Gobel (Wakil Ketua DPR) mewakili keluarga para pendiri DML, Agustanzil Sjahroezah selaku Ketua Pembina DML, dan Nina Meilina selaku Ketua Pengurus DML.

Dana Mitra Lingkungan (DML) berdiri pada tahun 1983, saat yang kritis dalam lini masa isu lingkungan hidup di Indonesia.

Baca juga: Target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, 140 Juta Ton CO2e

Pada tahun itu, pengelolaan lingkungan hidup dan kependudukan disatukan di bawah Kementerian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (Kemeneg LH), dipimpin oleh Emil. 

"Kunci persoalannya adalah mengedepankan pembangunan yang selaras dan bersinergi dengan kelestarian lingkungan dan kemanusiaan," ujar Emil, salah satu pendiri DML yang selama memimpin Kementerian Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (1977-1983) dinilai berbagai kalangan berhasil mengarusutamakan isu lingkungan hidup dalam pembangunan nasional dan kehidupan masyarakat.

Pada awalnya, DML menghimpun tokoh pengusaha strategis, bekerja sama dengan organisasi kemasyarakatan dan pemerintah, merintis berbagai program pelestarian lingkungan hidup di Indonesia, yang kemudian turut menumbuhkan inisiatif lain. Dengan demikian, kolaborasi telah menjadi bagian dari perjalanan panjang DML sejak awal.

Baca juga: Emil Salim Institute Laksanakan Tanam Pohon Mangrove di Pantura Jakarta

"Memasuki usia 40 tahun, DML telah melakukan refleksi dan menyusun rencana strategis sebagai penentu arah program DML 10 tahun ke depan,"  kata Nina Meilina, Ketua Pengurus DML.

"Dari sepuluh masalah lingkungan hidup terbesar di Indonesia, DML memberikan perhatian besar kepada masalah sampah dan perubahan iklim, khususnya isu karbon. DML tetap berusaha menemukan dan merangkul para perintis, mitra lingkungan di berbagai isu," ujar Nina.

"Kami menyadari saat ini adalah zaman era kolaboratif, oleh karenanya DML akan terus berperan aktif menjadi mediator antara pemerintah, pelaku industri/pengusaha, masyarakat luas, serta LSM di bidang lingkungan hidup," kata Nina.

"DML akan terus menjalankan fungsinya merajut pola hubungan kemitraan yang sinergis dengan keempat pihak tersebut untuk menjadi Centre of Excellence (Pusat Keunggulan) Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan," lanjut Nina Meilina dalam sambutan pembuka. 

Baca juga: Walhi Berencana Gugat PP 26/2023 Soal Ekspor Pasir Laut

Acara ini diisi dengan berbagi gagasan dan pandangan masa depan DML baik dari para pendiri, pembina, pengurus maupun mitra strategis terkait. 

Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan plakat penghargaan kepada Pendiri DML, serta penyerahan buku "40 tahun Yayasan Dana Mitra Lingkungan (DML), Perjalanan Panjang Selembar Daun Sirih" dan "Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS)".

Menutup rangkaian acara 40 tahunnya, DML menampilkan demo salah satu Program Unggulan DML, yaitu Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS).

Turut hadir beberapa mitra kerja seperti Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti; Direktur Pertamina Foundations, Yulius Bulo; dan Direktur Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, serta perwakilan berbagai perusahaan, industri dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memiliki keperdulian tinggi terhadap lingkungan hidup. (RO/S-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat