visitaaponce.com

Kisah Nabi Zakaria a.s. yang Sabar Berdoa untuk Mendapatkan Keturunan

Kisah Nabi Zakaria a.s. yang Sabar Berdoa untuk Mendapatkan Keturunan
Kisah Nabi Zakaria a.s. yang mendapat keturunan di usia tua(freepik.com & pngtree.com)

Kisah Nabi Zakaria Alaihissalam sangat menginspirasi untuk kehidupan kita sekarang ini. 

Seperti yang umat muslim ketahui, Nabi Zakaria Alaihissalam termasuk ke dalam 25 nabi yang wajib diimani. 

Dalam kisahnya, kita diajarkan untuk sabar dan teguh hati terhadap takdir dari Allah Swt.

Kita juga diajarkan untuk tetap istiqomah dalam memanjatkan doa kepada Allah Swt.

Seperti apa kisahnya? Baca di sini sampai tuntas ya.

Baca juga: Kisah Nabi Yusya, Hizqiyal, Asya'ya Mendidik Bani Israil

Kisah Nabi Zakaria Alaihissalam

Diutus untuk Bani Israil di Palestina

Nabi Zakaria a.s. mempunyai nama lengkap Zakaria bin Dan bin Muslim. Nabi Zakaria merupakan keturunan Nabi Sulaiman a.s. dan beliau merupakan seorang pendakwah yang diteladani kaum Bani Israil di Palestina.

Nabi Zakaria a.s. memiliki istri bernama Ilyasya binti Faqud bin Qabil. Istri Nabi Zakaria a.s. ini merupakan keturunan Nabi Harun a.s. dan ia memiliki saudara perempuan bernama Hannah, yang nantinya dikaruniai seorang anak perempuan, yakni Maryam, ibunda Nabi Isa a.s.

Nabi Zakaria a.s. diutus ditengah-tengah kaum Bani Israil di Palestina. Beliau mengajak kaum Bani Israil untuk bertaubat dan kembali beriman kepada Allah Swt. Pusat dakwah Nabi Zakaria a.s. berada di Baitul Maqdis, tempat di mana kuil Nabi Sulaiman a.s. pernah didirikan. 

Walaupun menjadi utusan Allah Swt, kisah Nabi Zakaria a.s. berdakwah untuk Bani Israil di Palestina ini tidak selalu menemukan kemudahan. Bani Israil terkadang tidak mendengarkan dan cenderung mengabaikan dakwahnya untuk taat kepada Allah Swt. Kendati demikian, Bani Israil menyegani dan menghormati Nabi Zakaria a.s. karena sifatnya yang lembut dan sikapnya yang bijaksana.

Baca juga: Kisah Nabi Syam'un Perkasa, Uzair Hidup kembali, Irmiya yang Dipenjara

Nabi Zakaria a.s. Berdoa Meminta Keturunan

Selain dakwahnya yang selalu mendapat penolakan dari Bani Israil, Nabi Zakaria a.s. juga diuji perihal keturunan. Beliau sangat menginginkan keturunan untuk meneruskan dakwahnya. Padahal, ia tahu bahwa dirinya dan sang istri sudah sama-sama berusia lanjut sehingga rasanya mustahil jika istrinya mengandung dan melahirkan seorang anak.

Walau begitu, Nabi Zakaria a.s. tidak pernah berputus asa atas rahmat Allah Swt. Ia memanjatkan doa setiap waktu tanpa mengenal lelah. Nabi Zakaria a.s. bermunajat kepada Allah Swt agar ia dikaruniai seorang anak laki-laki.

Anak asuh Nabi Zakaria a.s., Maryam, tidak dapat meneruskan jejak dakwah. Hal itu dikarenakan belum ada pendakwah perempuan pada zaman tersebut. 

Kisah Nabi Zakaria a.s. dalam meminta keturunan ini diabadikan di Al-Qur'an, yakni surat Ali 'Imran ayat 38 dan ayat 41, surat Maryam ayat 3-6 dan ayat 9-11, dan surat Al-Anbiya ayat 89.

Nabi Zakaria a.s. tak pernah putus berdoa untuk meminta kepada Allah Swt ahli waris yang baik. 

"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai," doa Nabi Zakaria a.s. dengan perkataan yang lembut sesuai yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 4-6.

Kemudian, doa lain yang dipanjatkan oleh Nabi Zakaria a.s. dalam meminta keturunan adalah:

"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar Doa," (QS. Ali 'Imran ayat 38).

"Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik," (QS. Al-Anbiya ayat 89).

Doa meminta keturunan dari kisah Nabi Zakaria a.s. ini pun akhirnya menjadi salah satu doa mustajab yang sering dipanjatkan oleh pasangan suami itri yang menginginkan seorang anak.

Baca juga: Cerita Nabi Syits, Hanzalah, Daniel yang tidak Disebutkan Al-Qur'an

Kelahiran Nabi Yahya a.s.

Doa Nabi Zakaria a.s. pun dikabulkan oleh Allah Swt. Pada saat itu, turun Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada Nabi Zakaria a.s. yang sedang beribadah di Mihrabnya. 

Kabar gembira yang disampaikan oleh Malaikat Jibril tersebut tertulis dalam Al-Qur'an Surat Maryam ayat 7.

"Wahai Zakaria, Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki yang bernama Yahya yang nama itu tidak pernah Kami berikan sebelumnya.”

Nabi Zakaria a.s. merasa bahagia, kaget, sekaligus bertanya-tanya. Ia tahu bahwa dirinya telah berusia senja. Begitu pula dengan istrinya yang juga disebut mandul alias tidak bisa memiliki anak.

"Wahai Tuhanku, bagaimana (mungkin) aku akan mempunyai anak, sedangkan istriku seorang yang mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua?" ucap Nabi Zakaria a.s. seperti yang tertera pada Al-Qur'an Surat Maryam ayat 8.

Kemudian, Allah Swt berfirman pada ayat selanjutnya, yakni Surat Maryam ayat 9.

"Dia (Allah) berfirman, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ”Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali.”

Kisah Nabi Zakaria a.s. yang mendapat kabar gembira ini pun meminta pertanda kepada Allah Swt perihal lahirnya seorang anak laki-laki untuk meneruskan perjuangannya dalam menyiarkan agama.

Pertanda tersebut turun dalam Surah Maryam ayat 10.

"Dia (Zakaria) berkata, “Wahai Tuhanku, berilah aku suatu tanda.” (Allah) berfirman, “Tandanya bagimu ialah bahwa engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama (tiga hari) tiga malam, padahal engkau sehat.”

Dalam riwayat tafsir Ibnu Zaid Ibnu Aslam menyebutkan bahwa Nabi Zakaria a.s. hanya menggunakan lisannya untuk bertasbih memuja dan memuji Allah Swt dan ia hanya menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara pada kaumnya.

"Lalu, (Zakaria) keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu dia memberi isyarat kepada mereka agar bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang" (QS. Maryam ayat 11).

Nabi Zakaria a.s. mengucap syukur atas rahmat Allah Swt karena doanya dikabulkan oleh Yang Maha Pengasih. Kemudian, lahirlah seorang bayi laki-laki bernama Yahya yang memiliki arti "menghidupkan" atau "membuat hidup".

Disebutkan, momen lahirnya Nabi Yahya a.s. berdekatan dengan momen kelahiran Nabi Isa a.s. Namun, ada pula riwayat yang menyebutkan jika Nabi Yahya a.s. lahir 3 bulan sebelum Nabi Isa a.s.

Sewaktu kecil, Nabi Yahya a.s. terkenal sebagai sosok yang gemar belajar dan rajin. Bukan hanya disegani oleh manusia saja, Nabi Yahya a.s. bahkan dihormati di kalangan hewan karena sikapnya yang selalu menyayangi sesama makhluk hidup.

Baca juga: Sejarah 1 Muharam, Prakarsa Khalifah Umar bin Khattab hingga Peran Usman dan Ali

Nabi Zakaria a.s. dan Maryam

Kisah Nabi Zakaria a.s. juga bersinggungan dengan kisah ibunda Nabi Isa a.s., Maryam. Diketahui, Nabi Zakaria a.s. adalah paman Maryam. Ibu dari Maryam, yakni Hannah adalah saudara perempuan Ilyasya, istri Nabi Zakaria a.s. Suami dari Hannah bernama Imran, seorang ahli ibadah sekaligus pembesar di Palestina. Namanya pun diabadikan di Al-Qur'an.

Ilyasya dan Hannah sama-sama menginginkan keturunan. Dua pasangan suami istri ini tak henti-hentinya berdoa kepada Allah Swt agar diberikan anak yang saleh. Hannah pun berjanji kepada Allah Swt. Jika dirinya dikaruniai seorang anak, maka anak tersebut akan diserahkan untuk mengabdi di Baitul Maqdis.

Doa Hannah pun terkabul. Ia dianugerahi seorang bayi perempuan yang dinamakan Maryam binti Imran. Sayangnya, menjelang kelahiran Maryam, suami Hannah meninggal dunia. Untuk menepati janjinya, Hannah menyerahkan Maryam kepada Nabi Zakaria a.s. untuk diasuh.

Nabi Zakaria a.s. dan istrinya menyambut baik dan memperlakukan Maryam dengan penuh kelembutan dan kasih sayang layaknya anak kandung. Nabi Zakaria a.s. lantas membuatkan tempat ibadah khusus untuk Maryam di Baitul Maqdis yang disebut dengan Mihrab. 

Maryam menghabiskan hidupnya di Mihrab untuk beribadah kepada Allah Swt sehingga terkenal sebagai wanita ahli ibadah serta wanita suci.

Baca juga: Doa-Doa Mohon Rezeki dan Kaya yang Dipanjatkan Rasulullah

Akhir Kisah Nabi Zakaria a.s.

Nabi Zakaria a.s. diangkat menjadi Nabi oleh Allah Swt pada usia 90 tahun. Ia bersama sang anak, Nabi Yahya a.s. berdakwah untuk mengajak Bani Israil keluar dari kemungkaran serta mau menaati perintah Allah Swt. 

Dikisahkan, Nabi Zakaria a.s. bersama dengan Nabi Yahya a.s. melawan raja zalim, penguasa Bani Israil, yaitu Raja Herodus. Dua nabi Allah Swt ini ingin mengingatkan Raja Herodus soal pernikahan sedarah.

Diketahui, Raja Herodus ingin menikahi anak perempuan tirinya sendiri, yakni Putri Herodia yang memang terkenal cantik jelita. Raja Herodus pun jatuh hati pada Putri Herodia.

Nabi Zakaria a.s. dan Nabi Yahya a.s. pun mengingatkan Raja Herodus bahwa perkawinan tersebut adalah hal yang dilarang di dalam agama dan di dalam kitab.

Tak terima, Raja Herodus kemudian memerintahkan pengikutnya untuk membunuh Nabi Yahya a.s. dan Nabi Zakaria a.s. Diriwayatkan, Nabi Yahya a.s. tertangkap dan dibunuh. 

Sementara itu, Nabi Zakaria a.s. melarikan diri ke sebuah tempat yang banyak ditumbuhi pepohonan dan bersembunyi di salah satu pohon tersebut. 

Ada dua riwayat tentang wafatnya Nabi Zakaria a.s. Bersumber dari Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir disebutkan bahwa Nabi Zakaria a.s. meninggal secara wajar, namun ada pula yang berpendapat meninggal karena dibunuh.

Kisah Nabi Zakaria a.s. diceritakan bahwa setelah melarikan diri, pepohonan yang berada di sana pun memanggilnya. Pepohonan tersebut kemudian membuka dirinya dan mempersilakan Nabi Zakaria a.s. masuk ke dalamnya.

Namun, iblis melihat hal tersebut dan menarik sebagian kecil pakaian Nabi Zakaria a.s. hingga keluar dari pepohonan agar terlihat pasukan Herodus. Hingga akhirnya pasukan Herodus mengetahui tempat persembunyian Nabi Zakaria a.s.

Kemudian, pasukan Herodus menggergaji pohon tersebut dan dari dalam pohon keluar cairan berwarna merah yang dipercaya itu adalah darah Nabi Zakaria a.s.

Tetapi, dalam riwayat lain disebutkan ada dua pohon yang sama persis sehingga mengecoh pasukan Herodus. Saat digergaji, pohon itu juga mengeluarkan cairan merah yang diduga sebagai darah. Diriwayatkan dari Ishaq bin Bisyr yang meriwayatkan dari Idris bin Sinan, dari Wahab bin Munabbih, Wahab mengatakan bahwa orang yang berada di dalam pohon tersebut adalah Yesaya, sementara Nabi Zakaria a.s. meninggal dunia secara wajar.

Yesaya merupakan nabi umat Yahudi dan merupakan nabi yang muncul sebelum era Nabi Zakaria a.s. dan Nabi Yahya a.s. Kisahnya tidak tercantum dalam Al-Qur'an maupun dalam hadis, hanya saja Ibnu Katsir memasukkannya ke Kisah Para Nabi.

Wallahu 'alam bissawab.

Baca juga: 5 Pilihan Doa Pernikahan setelah Akad Beserta Artinya

Itu dia kisah Nabi Zakaria a.s. yang bisa kita teladani dan kita petik hikmahnya. Nabi Zakaria a.s. tidak mengenal lelah dalam berdakwah untuk kaumnya yang sering memberontak. Apabila beliau menghadapi kesulitan, ia adukan semuanya kepada Allah Swt. 

Selain tak kenal lelah dalam berdakwah, Nabi Zakaria a.s. juga tak putus asa meminta keturunan. Ia terus berdoa kepada Allah Swt agar dirinya diberikan keturunan yang saleh untuk melanjutkan dakwahnya kelak.

Di sini kita diajarkan untuk istiqomah dalam berdoa. Setelah sekian lama berdoa, Nabi Zakaria a.s. pun dianugerahi seorang anak laki-laki yang juga menjadi seorang nabi bernama Yahya.

Semoga dengan kisah Nabi Zakaria a.s. tersebut, kita bisa mengambil pelajaran baiknya dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sabrina Alisa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat