visitaaponce.com

Penyembelihan Kurban Waktu, Cara, dan Doanya

Penyembelihan Kurban: Waktu, Cara, dan Doanya
Iustrasi.(MI/Widjajadi )

IBADAH kurban segera dilakukan umat Islam di seluruh dunia. Biasanya mereka mulai melakukan penyembelihan kurban setelah salat Idul Adha pada 10 Zulhijah.

Nah, kapan waktu penyembelihan kurban dan cara serta doanya? Berikut paparannya sebagaimana dikutip dari tulisan berjudul Fiqh Qurban dalam Pandangan Imam Empat Mazhab karya Gus Arifin.

Waktu penyembelihan kurban

Penyembelihan kurban dimulai dari terbitnya matahari pada 10 Zulhijah ditambah seukuran waktu untuk salat dua rakaat beserta khutbahnya dan berakhir dengan terbenamnya matahari akhir hari tasyrik di 13 Zulhijah. Sebagaimana hadis riwayat Ibn Hibban, "Semua hari-hari tasyrik ialah waktu yang diperbolehkan untuk menyembelih kurban."

Baca juga : Panitia Kurban: Pengertian, Rukun, dan Tugasnya

Waktu yang paling afdhal atau utama ialah setelah salat hari raya. Ini disebutkan dalam shahih Imam Bukhari.

"Pertama kali yang kita lakukan di hari raya Idul Adha ialah salat Ied kemudian pulang dan menyembelih kurban. Barang siapa yang mengerjakan ini (setelah masuk waktunya) benar-benar sesuai dengan syariatku. Dan barang siapa menyembelih sebelum masuk waktunya, (sembelihannya) hanyalah daging yang disajikan untuk keluarga dan bukan termasuk kurban."

Berikut waktu penyembelihan hewan kurban menurut empat mazhab.

Baca juga : Syarat Hewan Kurban dari Kualitas, Kuantitas, dan Urutan Keutamaan

1. Hanafi. 

Tiga hari: 10 Zulhijah bakda salat Idul Adha sampai 12 Zulhijah. Pendapat ini disandarkan kepada tiga sahabat Nabi SAW yaitu Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Ibnu Abbas.

2. Maliki.

Tiga hari: 10 Zulhijah bakda salat Idul Adha sampai 12 Zulhijah.

3. Syafii.

Empat hari: 10 Zulhijjah bakda salat Idul Adha dan hari tasyrik 11, 12, 13 Zulhijah.

Baca juga : Hukum Berkurban untuk Sendiri dan Orang Lain dalam Empat Mazhab

4. Hanbali.

Tiga hari: 10 Zulhijah bakda salat Idul Adha sampai 12 Zulhijah. 

Cara Menyembelih kurban 

Hadis riwayat Anas bin Malik menjabarkan cara Nabi SAW menyembelih kurban.

"Sesungguhnya Rasulullah SAW menyembelih dua domba putih yang bertanduk dengan tangan sendiri seraya mengucapkan basmalah dan bertakbir. Beliau meletakkan kakinya di samping leher domba. (HR Bukhari-Muslim).

Baca juga : Rukun Haji, Kewajiban, dan Perbuatan yang Diharamkan

1. Lima sunah menyembelih kurban.

Dalam kitab-kitab fikih, ulama menyebutkan sedikitnya lima hal yang dianjurkan untuk dilakukan pada penyembelihan. Syeikh Abu Syuja dalam Ghayatut Taqrib dan Syeikh Wahbah Az Zuhaili dalam Al-Fiqh Islami Wa Adillatuhu menyebutkan bahwa ketika menyembelih disunahkan melakukan lima hal. 

a. Menyebut nama Allah yaitu bismillah.

b. Mengucapkan selawat bagi Rasulullah. 

c. Mengarah kiblat. 

d. Membaca takbir. 

e. Mengucap doa agar amal kurbannya diterima Allah.

Baca juga: Empat Pojokan Kakbah, Pintu, dan Pemegang Kuncinya

Lima sunah ini berlaku untuk penyembelihan hewan kapan pun kecuali membaca takbir dan doa. Karena keduanya merupakan kesunahan khusus bagi penyembelihan hewan kurban Idul Adha seperti dikatakan Syekh Nawawi Al-Bantani dalam syarh Fathul Qarib, Tausyih Ibni Qasîm. 

Dalam Tausyih Ibni Qasim, Syekh Nawawi Banten mengatakan sunah menyembelih sebenarnya ada sembilan, termasuk lima yang disebutkan di atas. Berikut empat sunah yang lain. 

f. Mempertajam golok serta tidak di hadapan hewan sembelihan lain.  

Itu berdasarkan hadis dari Ibnu Umar, "Rasulullah memerintahkan untuk mengasah pisau tanpa memperlihatkannya kepada hewan." (HR Ahmad, Ibnu Majah). 

g. Menjalankan dan menekan golok potong di saat memajumundurkan golok pada leher hewan sembelihan.

h. Membaringkan kambing pada sisi kiri tubuhnya dengan mengikat tiga kakinya kecuali kaki kanan bagian belakang. Cara ini juga berlaku bagi unta (termasuk sapi atau kerbau). Hanya, kaki unta yang tidak diikat ialah kaki kiri bagian depan.

h. Menyediakan air untuk kemungkinan minum hewan kurban yang akan disembelih. Wallahu a'lam.

Baca juga: Kakbah Rumah Pertama yang Dibangun Manusia 

2. Doa menyembelih kurban.

Dalam kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzab, Imam Nawawi menjelaskan doa menyembelih kurban.

a. Doa menyembelih kurban sendiri.

بِسْمِ اللّٰهِ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ

Bismillaahi wallaahu akbar.

Dengan nama Allah dan Allah maha besar.

اللّٰهُمَّ هَذِهِ مِنْكَ وَإِلَيْكَ تَقَبَّلْ مِنِّيْ

Allaahumma haadzihi minka wa ilaika taqabbal minnii.

Ya Allah hewan kurban ini nikmat dari-Mu dan kepada-Mu aku mendekatkan diri, terimalah ibadah kurban dariku.

Baca juga: Sejarah Peristiwa dan Keutamaan 10 Hari Pertama pada Zulhijah

b. Doa menyembelih kurban orang lain.

Doanya dapat menggunakan bacaan seperti yang dilansir kitab Tanwirul Qulub halaman 248. 

sebut nama pekurban بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَالَيْكَ فَتَقَبَّلْ مِن 

كَما تَقَبَّلْتَ مِنْ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نَبِيِّكَ وَإِبْرَاهِيمَ خَلِيْلِكَ 

Bismillaahi wallaahu akbar Allaahumma haadzaa minka wa ilaika fataqabbal min sebut nama pekurban kamaa taqabbalta min sayyidinaa muhammadin nabiyyika wa ibrahiima khaliilik.

Ya Allah kurban ini (nikmat) dari-Mu dan kepada-Mu maka terimalah dari sebut nama pekurban seperti Engkau menerimanya dari sayyidina Muhammad nabi-Mu dan dari Nabi Ibrahim kekasih-Mu.

Baca juga: Ganjaran Besar Puasa Sembilan Hari Awal Zulhijah

3. Urat atau saluran yang dipotong

Dalam kitab Hasyiyah Bujairimi 'Alal Iqna' juz 22 dijelaskan bahwa (menggerakkan pisau) yang memotong melewati khulqum (saluran nafas), mari' (saluran makanan), dan wadajain (dua urat leher). Ada yang mengatakan haram, karena hal itu menambah penyiksaan. Pendapat yang rajih boleh serta karâhah (makruh). 

4. Bagian di leher

Nahr (arab: نحر) ialah menyembelih hewan dengan melukai bagian tempat kalung (pangkal leher). Ini cara menyembelih hewan unta. Allah berfirman, "Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syiar Allah. Kamu memperoleh kebaikan yang banyak darinya. Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu. Mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS Al-Hajj (22): 36).

Baca juga: Zikir, Selawat, Doa, Amalan dalam 10 Hari Pertama Zulhijah

Ibnu Abbas menjelaskan ayat di atas. Untanya berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat (Tafsir Ibn Katsir).

Jabir bin Abdillah mengatakan bahwa Nabi SAW dan para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya (HR Abu Daud).

Dzabh (arab: ذبح) ialah menyembelih hewan dengan melukai bagian leher paling atas (ujung leher). Ini cara menyembelih umumnya binatang, seperti kambing, ayam, dan lain-lain. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat