Ciptakan Transisi PAUD ke SD dengan Cara Menyenangkan
![Ciptakan Transisi PAUD ke SD dengan Cara Menyenangkan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/7a25c5f044c76111c11011b37829085d.jpg)
UNTUK menciptakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, ibu PAUD Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Sri Widiyati Irwan menerapkan sejumlah terobosan. Langkah ini penting sebagai titik awal pengenalan anak kepada lingkungan barunya, sehingga ilmu mudah terserap.
Sri berupaya membuat suasana belajar seperti bermain dan tidak ada tekanan dalam setiap belajar terutama mengenai baca, tulis, hitung (calistung).
"Di TK ibu memperkenalkan anak-anak kepada membaca tulis hitung tapi tanpa memaksakan calistung tersebut," kata Sri di Jakarta Utara, Rabu (8/11).
Baca juga : Storytelling Jadi Cara Efektif Mendidik Anak Usia Dini
Ia menjelaskan pada dasarnya belajarannya seperti biasa, diusahakan oleh guru-guru Merdeka Belajar namun dengan tidak memaksakan maka membuat anak tidak tertekan dan senang untuk belajar.
Sri menceritakan tantangan yang dihadapi oleh anak di Kabupaten Pinrang yakni masih terbatasnya akses PAUD karena pegunungan sehingga anak mengalami telat belajar. Anak di kota-kota besar sekitar Kabupaten Pinrang sudah mulai mahir calistung sejak dini.
Baca juga : Setelah Hapus Syarat Calistung, Kemendikbud Mesti Perbaiki Buku Teks SD
Sementara di wilayah pegunungan ada beberapa KK yang jauh dari kota, anaknya pun terbatas mengakses pendidikan dasar mengenai calistung. Kekurangan lainnya karena antara TK dengan tempat tinggal mereka berjauhan dan tidak ada guru les.
Terobosan lainnya yakni ia dan ibu PAUD lainnya berencana melihat kondisi mental anak saat pertama kali menghadapi ulangan semester. Selain itu dilihat juga persiapan anak menghadapi ulangan yang pertama kali yang akan mereka lakukan.
"Tantangan lainnya yakni cuma kadang kalau yang PAUD di tempat kami karena lahan kurang, rata-rata masih ada yang di bawah rumah masyarakat. Kan banyak rumah panggung deh jadi kalau yang pegunungan masih belum punya tempat yang permanent," ujar dia.
Ia juga mendukung bahwa menghapus calistung sebagai syarat penerimaan siswa baru.
"Kadang orang tuanya yang protes. Nanti anak kita tidak bisa membaca karena dia orang tuanya yang tidak bisa membaca. Jadi kita menjelaskan Inshaallah nanti di kelas awal SD anak-anak ibu akan diajarkan membaca dan menulis," pungkasnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Renovasi SDN Roboh di Sawangan Depok Ditunda hingga 2025
Bus Rombongan Wisata Siswa SD Terguling di Jepara
Anak Usia di Bawah 6 Tahun Wajib Bawa Surat Rekomendasi Psikolog untuk PPDB SD
Pelajaran Bahasa Inggris kembali Wajib di SD, Bagaimana Kompetensi Guru?
34 Tim Sepak Bola Junior Ramaikan MilkLife Soccer Challenge
Rumus Keliling Lingkaran untuk Kelas 6 SD
Nadiem Sebut Banyak SD Sudah Hapus Syarat Calistung untuk Peserta Didik Baru
Penghapusan Tes Calistung Masuk SD Untuk Hasilkan Transisi Pendidikan yang Menyenangkan
Setelah Hapus Syarat Calistung, Kemendikbud Mesti Perbaiki Buku Teks SD
Tes Calistung Masuk SD Masih Marak, P2G: Minim Pengawasan dan tidak Ada Sanksi
Kemendikbud Hapus Syarat Calistung untuk Masuk SD
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap