visitaaponce.com

Ciptakan Transisi PAUD ke SD dengan Cara Menyenangkan

Ciptakan Transisi PAUD ke SD dengan Cara Menyenangkan
Ilustrasi(Freepik)

UNTUK menciptakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, ibu PAUD Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan Sri Widiyati Irwan menerapkan sejumlah terobosan. Langkah ini penting sebagai titik awal pengenalan anak kepada lingkungan barunya, sehingga ilmu mudah terserap.

Sri berupaya membuat suasana belajar seperti bermain dan tidak ada tekanan dalam setiap belajar terutama mengenai baca, tulis, hitung (calistung).

"Di TK ibu memperkenalkan anak-anak kepada membaca tulis hitung tapi tanpa memaksakan calistung tersebut," kata Sri di Jakarta Utara, Rabu (8/11).

Baca juga : Storytelling Jadi Cara Efektif Mendidik Anak Usia Dini

Ia menjelaskan pada dasarnya belajarannya seperti biasa, diusahakan oleh guru-guru Merdeka Belajar namun dengan tidak memaksakan maka membuat anak tidak tertekan dan senang untuk belajar.

Sri menceritakan tantangan yang dihadapi oleh anak di Kabupaten Pinrang yakni masih terbatasnya akses PAUD karena pegunungan sehingga anak mengalami telat belajar. Anak di kota-kota besar sekitar Kabupaten Pinrang sudah mulai mahir calistung sejak dini.

Baca juga : Setelah Hapus Syarat Calistung, Kemendikbud Mesti Perbaiki Buku Teks SD

Sementara di wilayah pegunungan ada beberapa KK yang jauh dari kota, anaknya pun terbatas mengakses pendidikan dasar mengenai calistung. Kekurangan lainnya karena antara TK dengan tempat tinggal mereka berjauhan dan tidak ada guru les.

Terobosan lainnya yakni ia dan ibu PAUD lainnya berencana melihat kondisi mental anak saat pertama kali menghadapi ulangan semester. Selain itu dilihat juga persiapan anak menghadapi ulangan yang pertama kali yang akan mereka lakukan.

"Tantangan lainnya yakni cuma kadang kalau yang PAUD di tempat kami karena lahan kurang, rata-rata masih ada yang di bawah rumah masyarakat. Kan banyak rumah panggung deh jadi kalau yang pegunungan masih belum punya tempat yang permanent," ujar dia.

Ia juga mendukung bahwa menghapus calistung sebagai syarat penerimaan siswa baru.

"Kadang orang tuanya yang protes. Nanti anak kita tidak bisa membaca karena dia orang tuanya yang tidak bisa membaca. Jadi kita menjelaskan Inshaallah nanti di kelas awal SD anak-anak ibu akan diajarkan membaca dan menulis," pungkasnya. (Z-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat