visitaaponce.com

Pasangan yang akan Menikah Disarankan Skrining Talasemia

Pasangan yang akan Menikah Disarankan Skrining Talasemia
Sejumlah anak-anak penderita talasemia tengah melakukan transfusi darah di RS. Cipto Mangunkusomo, Jakarta.(MI/SUMARYANTO)

DOKTER spesialis patologi klinik di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Reiva Wisdharilla Meidyandra, menyarankan skrining talasemia bisa dilakukan salah satunya sebelum menikah demi mencegah anak terkena penyakit tersebut.

"Kalau di orang sehat, kelihatan tanpa gejala, tapi, mungkin ada bakat talasemia, sebaiknya dilakukan skrining sebelum menikah. Jangan-jangan calon pasangan punya bakat yang sama," kata Reiva, dikutip Selasa (21/11).

Skrining prinsipnya menjaring atau mencari orang sakit di antara orang sehat karena tidak semua orang menunjukkan gejala. Khusus untuk talasemia, gejala yang bisa muncul antara lain wajah pucat, lemas dan mudah sesak.

Baca juga: 4 Langkah yang Harus Dilakukan Saat Terdektesi Talasemia

Selain itu, ada orang-orang yang sebenarnya punya sifat pembawa talasemia, namun, tidak memperlihatkannya. Apabila orang-orang itu menikah dengan sesama pembawa sifat talasemia, anak yang lahir nantinya bisa mengalami talasemia.

"Kalau ada pembawa talasemia menikah dengan sesama, anaknya ada risiko. Supaya anaknya enggak mengalami disarankan konseling genetik. Risikonya bagaimana," kata Reiva.

Anak bisa tidak mengalami talasemia apabila salah satu antara ayah atau ibunya tidak mempunyai bakat thalasemia.

Baca juga: Cara Mendeteksi Penyakit Talasemia Sebelum Menikah

Reiva melanjutkan selain dilakukan sebelum menikah, skrining talasemia juga bisa dilakukan apabila ada salah satu dari anggota keluarga terdiagnosis talasemia, lalu apabila seorang individu mengalami anemia tidak kunjung sembuh dan membutuhkan transfusi darah terus menerus.

"Skrining bisa dengan analisis Hb (hemoglobin), molekuler kalau curiga analisis Hb kelihatan talasemia tersembunyi. Lihat dulu Hb rendah atau tidak, sel darah merah kecil-kecil atau aneh-aneh," kata dia.

Reiva mengingatkan talasemia bisa bersifat seumur hidup, pengobatannya pun berlangsung seumur hidup pasien.

"Tidak ada obatnya, hanya transfusi. Tidak nyaman bagi anak walau untuk menyelamatkan hidup anak (transfusi), kelebihan besi nanti lama-lama kulitnya jadi hitam," tutur Reiva. (Ant/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat