Dinamika Atmosfer Tingkatkan Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
![Dinamika Atmosfer Tingkatkan Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/d832fac3adb884082cf5a80f2d32ef93.jpg)
Dinamika atmosfer yang terjadi beberapa waktu ke belakang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia hingga 1 Desember 2023 mendatang. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan setidaknya ada lima fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
Pertama, fenomena madden julian oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan diprediksi dapat terus aktif hingga periode Dasarian I Desember 2023. Itu dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
“Fenomena skala regional lainnya adalah gelombang Equatorial Rossby (ER) yang terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan resmi, Minggu (26/11).
Baca juga: Hujan Angin, Menara Masjid Setinggi 20 Meter Ambruk
Fenomena lain yang terjadi ialah adanya penguatan monsun Asia. Itu terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam).
Di samping itu, muncul Bibit Siklon Tropis 99W di Laut Natuna Utara dan Sirkulasi Siklonik di barat Sumatra dan Selat Karimata yang memicu pembentukan daerah pertemuan dan perlambatan angin.
Baca juga: Kenaikan Suhu Laut Cina Selatan Sebabkan Cuaca Ekstrem di Tanah Air
“Bibit Siklon Tropis 99W tersebut memiliki kecepatan angin maksimum hingga 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1006 hPa dengan pergerakan sistem ke arah Barat,” ucap Guswanto.
Terakhir, anomali positif suhu muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga 3 derajat celcius menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Menurut Guswanto, berdasarkan kondisi itu sebagian wilayah Indonesia berpotensi diguyur hujan sedang sampai lebat hingga 1 Desember 2023 mendatang. Wilayah itu meliputi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Papua Barat dan Papua.
Selain hujan lebat, terdapat potensi bencana banjir pesisir rob. Adanya fenomena fase jarak terdekat dengan bumi berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.
Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia, di antaranya pesisir Sumatra Utara, pesisir Bandar Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, pesisir utara Jakarta. Selain itu pesisir Jawa Tengah dan pesisir Maluku.
Untuk menghadapi cuaca ekstrem itu, Guswanto mengimbau pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan. Di antaranya memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.
Selain itu melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.
“Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang, serta papan reklame/baliho agar tidak roboh tertiup angin kencang,” ucapnya.
Guswanto meminta semua pihak terkait menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
“Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi,” kata Guswanto .
Masyarakat juga diminta untuk terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia melalui kanal resmi BMKG. (Z-11)
Terkini Lainnya
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Awas Longsor, 6 Daerah di Jawa Tengah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
83 Persen Jemaah Haji Meninggal pada 2024 Tidak Miliki Izin Resmi
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Prakiraan Cuaca Selasa 11 Juni 2024, BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
Bumi Sedang Tidak Baik, Transisi Energi Diminta Segera Dilakukan
BMKG Ingatkan Empat Pulau di NTT Berpotensi Dilanda Angin Kencang
BMKG: Musim Kemarau di Indonesia Diprediksi Mundur
Musim Hujan di India akan Terlambat
Karena Keragaman Iklim, Musim Hujan Tidak Terjadi Serentak. Ini Kata BMKG
Suhu Bandung Dingin di Puncak Kemarau, Begini Penjelasan BMKG
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap