visitaaponce.com

Kenaikan Suhu Laut Cina Selatan Sebabkan Cuaca Ekstrem di Tanah Air

Kenaikan Suhu Laut Cina Selatan Sebabkan Cuaca Ekstrem di Tanah Air
Salah satu dampak cuaca ekstrem berupa banjir di Pariaman, Sumatra Barat.(Antara)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut masyarakat perlu waspada akan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Ancaman cuaca ekstrem tersebut terjadi akibat beberapa fenomena iklim global. Salah satunya pemanasan atau kenaikan suhu di Laut Cina Selatan.

“Kombinasi antara pemanasan Laut Cina Selatan dan awan-awan tinggi di udara Sumatra dan Borneo dapat menjalarkan cuaca ekstrem sporadis di berbagai lokasi barat Indonesia,” kata Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Brin Erma Yulihastin dalam acara bertajuk Memahami Cuaca Laut Ekstrem di Benua Maritim Indonesia, Rabu (15/11).

Menurut Erma, hujan yang turun di berbagai wilayah Indonesia saat ini bukan menandakan masuknya musim penghujan, melainkan adanya anomali suhu di Laut Cina Selatan yang dapat memodulasi hujan. Beberapa wilayah yang terdampak di antaranya Sumatra, Kalimantan, dan Jawa bagian barat.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Dominasi Bencana di Kota Sukabumi

“Ini adalah hujan-hujan sporadis yang belum bisa kita katakan sebagai musim hujan, karena angin secara umum masih angin timuran,” tuturnya.

Berdasarkan pengamatannya, cuaca ekstrem di berbagai wilayah juga disebabkan karena terbentuknya high cloud atau awan dingin. Umumnya, awan itu terbentuk ketika musim kemarau. Namun, karena adanya el nino, awan itu terbentuk saat ini.

Dengan adanya awan dingin dan penguapan di Laut Cina Selatan, terjadilah pencairan yang cepat dan menimbulkan cuaca ekstrem seperti hujan es.

Baca jugag: Jawa Barat bakal Terus Diguyur Hujan Seminggu Ini, BMKG: Waspada!

Mitigasi Bencana

Untuk itu, Erma meminta kepada semua pihak untuk melakukan mitigasi. Dalam hal pemerintah dan lembaga, ia meminta agar BMKG dan BNPB agar terus bekoordinasi untuk memberikan peringatan dini pada pemerintah daerah dan masyarakat terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem.

Selain itu, masyarakat juga harus meningkatkan intuisinya terkait dengan cuaca ekstrem. Salah satu hal yang bisa dilakukan ialah dengan mengamati kondisi awan di pagi hari. Umumnya, munculnya cuaca ekstrem ditandai dengan adanya awan altokumulus, kumulonimbus dan awan stratocumulus.

“Kalau ada tiga awan itu ditambah dengan awan nimbostratus, ini kemungkinan ekstremnya tinggi di hari itu, bisa enam jam kemudian atau bisa di seore hari,” kata Erma.
 

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat