visitaaponce.com

Peran Komunitas Turunkan Angka HIVAIDS Perlu Ditingkatkan

Peran Komunitas Turunkan Angka HIV/AIDS Perlu Ditingkatkan
Anggota komunitas Jaringan Lintas Isu (JATI) menunjukkan pita merah saat berunjuk rasa memperingati Hari AIDS Sedunia 2022(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

DIREKTUR Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengatakan peran komunitas dalam menekan angka kasus HIV/AIDS menjadi sangat penting. Orang dengan HIV (ODHIV) disarankan bergabung dengan sebuah komunitas agar mendapat dukungan secara medis dan psikososial.

“Peran komunitas menjadi sangat penting karena yang bisa menjangkau para ODHIV adalah mereka yang bergerak di akar rumput. Secara pendekatan, komunitas juga lebih terbuka dan paham, bisa menemani waktu down dan depresi karena (mereka) pernah berada di dalam titik itu. Kalau tenaga kesehatan hanya bisa ngomong, tidak bisa merasakan (apa yang dirasakan ODHIV),” kata Imran saat konferensi pers ‘World AIDS Day: Let Communities Lead’ di Jakarta pada Selasa (28/11) malam.

Beberapa kendala yang dihadapi oleh ODHIV bisa ditangani secara lebih baik jika menggunakan pendekatan komunitas. Misalnya jika seorang ODHIV melewatkan jadwal kontrol di sebuah fasilitas kesehatan (faskes), para ODHIV bisa dirangkul untuk menjalani pengobatan. Sebab dikatakan Imam bahwa tenaga kesehatan (nakes) masih memiliki keterbatasan untuk menjangkau mereka satu per satu secara langsung.

Baca juga:

Warga Kupang Tolak Penyebaran Wolbachia, si Nyamuk Berdasi

Sejarah Hari AIDS Sedunia dan Tema 2023: Let Communities Lead

“Komunitas sangat berperan penting untuk memasukkan dan menjaga para ODHIV agar tetap di dalam pengobatan. Selain itu, kemampuan komunitas mempunyai presidensial berupa kepercayaan dan bisa mengadvokasi pemerintah daerah untuk mengakses dana karena jika hanya mengandalkan donor dan pusat, jumlahnya sangat terbatas,” jelasnya.

Untuk menciptakan endemik HIV/AIDS tahun 2023, Imran menjelaskan bahwa dibutuhkan yang tidak sedikit sehingga semua pihak harus berkolaborasi khususnya pemerintah daerah yang telah diberi mandat untuk menjalankan program pencegahan dan penanganan HIV/AIDS.

“Dengan adanya desentralisasi, dana juga tersedia di pemerintah daerah, jika hanya menggantungkan pada lembaga internasional, posisi indonesia saat ini bukan lagi termasuk dalam kategori negara miskin. Sehingga, proporsi dana global tidak lagi masuk ke Indonesia, dibutuhkan juga kemampuan dana dari pemda dan filantropis,” tuturnya. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat