visitaaponce.com

Kisah Nabi Ishaq a.s. dari Kelahirannya yang Dinanti Hingga Wafatnya

Kisah Nabi Ishaq a.s. dari Kelahirannya yang Dinanti Hingga Wafatnya
Kisah Nabi Ishaq a.s.(freepik.com & wikipedia.com)

Kisah Nabi Ishaq Alaihissalam adalah salah satu dari para nabi yang disebutkan dalam ajaran agama Islam. Nabi Ishaq a.s. adalah putra Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah, serta saudara dari Nabi Ismail a.s.

Kisah Nabi Ishaq a.s. terutama terkait dengan kelahirannya yang dianggap sebagai anugerah Allah Swt kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah yang pada awalnya tidak memiliki keturunan karena usia yang telah lanjut. 

Allah Swt memberikan berita kepada Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah bahwa mereka akan memiliki seorang anak laki-laki yang diberkati, yaitu Nabi Ishaq a.s., meskipun usia mereka telah tua.

Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah awalnya tidak percaya dengan berita tersebut, hingga akhirnya Sarah mengandung. Keluarga Nabi Ibrahim a.s. pun diliputi rasa bahagia teramat sangat. 

Seperti apa kisah Nabi Ishaq a.s. selengkapnya? Simak di sini sampai akhir ya!

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim a.s. yang Melawan Raja Namrud Hingga Tak Mempan Dibakar

Kisah Kelahiran Nabi Ishaq a.s.

Nabi Ishaq a.s. lahir di Kota Hebron, Negeri Syam (kini dikenal sebagai Palestina). Nabi Ishaq a.s. merupakan anak dari Nabi Ibrahim a.s. dengan Siti Sarah. Nabi Ishaq a.s. juga memiliki saudara tiri, yakni Nabi Ismail a.s., putra dari Nabi Ibrahim a.s. dengan Siti Hajar, istri kedua Nabi Ibrahim a.s.

Kisah Nabi Ishaq a.s. mengenai kelahirannya disambut rasa tak percaya dari ibu dan ayahnya. Ya, kala itu Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah sudah lanjut usia, terlebih Siti Sarah telah divonis tidak dapat mengandung alias mandul. Karena hal tersebutlah, Siti Sarah mengizinkan Nabi Ibrahim a.s. untuk menikah lagi agar memperoleh keturunan.

Namun, apabila Allah Swt berkehendak, maka hal mustahil pun dapat terjadi. Salah satunya adalah kabar bahwa Siti Sarah mengandung dan akan lahir seorang anak laki-laki yang kelak juga menjadi seorang nabi.

Kabar bahagia bagi keluarga Nabi Ibrahim a.s. dan Siti Sarah ini pun dituliskan dalam Al-Qur'an Surat Hud ayat 69-74. Kabar bahagia tersebut diturunkan berbarengan dengan kabar mengenai akan datangnya azab bagi kaum Nabi Luth a.s. 

"Sungguh, utusan Kami (malaikat) benar-benar telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira. Mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang dengan membawa (suguhan) daging anak sapi yang dipanggang."

"Ketika (Ibrahim) melihat tangan mereka tidak menjamahnya, dia mencurigai dan memendam rasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut! Sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut (untuk menghancurkan mereka)"."

"Dia (istrinya) berkata, “Sungguh mengherankan! Mungkinkah aku akan melahirkan (anak) padahal aku sudah tua dan suamiku ini sudah renta? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang ajaib”."

"Mereka (para malaikat) berkata, “Apakah engkau merasa heran dengan ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat dan berkah Allah (yang) dicurahkan kepada kamu, wahai ahlulbait! Sesungguhnya Dia Maha Terpuji lagi Maha Mulia".”

"Maka, ketika rasa takut telah hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bermujadalah (berdiskusi) dengan (malaikat) Kami tentang kaum Lut." (QS Hud ayat 69-74).

Arti nama Ishaq sendiri memiliki arti tertawa atau tersenyum, yakni diambil dari kata Ibrani, Yishaq. Nama tersebut dianggap sesuai dengan keadaan Siti Sarah saat menerima kabar tersebut, yakni yang tersenyum (dalam beberapa riwayat juga disebutkan Siti Sarah tertawa) karena merasa tidak percaya dengan kabar yang dibawa oleh Malaikat tersebut.

Hingga akhirnya Siti Sarah mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak laki-laki, baik Siti Sarah dan Nabi Ibrahim a.s. sangat bersyukur atas kelahiran Nabi Ishaq a.s. Terlebih, Nabi Ibrahim a.s. yang dapat berdakwah bersama di Negeri Syam untuk menyiarkan ajaran tauhid untuk menyembah Allah Swt.

Baca juga: Kisah Nabi Ismail a.s. dan Turunnya Perintah Berkurban dari Allah Swt

Perbedaan Usia Nabi Ishaq a.s. dan Nabi Ismail a.s.

Kisah Nabi Ishaq a.s. yang sering juga menjadi pertanyaan adalah perbedaan umur Nabi Ishaq a.s. dengan Nabi Ismail a.s.

Diketahui, Nabi Ishaq a.s. merupakan putra Nabi Ibrahim a.s. dan istri pertamanya, Siti Sarah. Sedangkan, Nabi Ismail a.s. merupakan putra Nabi Ibrahim dan istri keduanya, Siti Hajar. 

Apabila dirunut, Nabi Ismail a.s. merupakan "kakak" dari Nabi Ishaq a.s. dikarenakan Beliau lahir terlebih dahulu karena saat itu Siti Sarah belum mengandung dan mengizinkan Nabi Ibrahim a.s. untuk menikahi Siti Hajar. Lalu, tidak lama setelahnya Siti Hajar mengandung dan melahirkan Nabi Ismail a.s.

Sedangkan perbedaan usia antara Nabi Ismail a.s. dan Nabi Ishaq a.s. tidak tercatat secara spesifik dalam Al-Qur'an atau hadis, sehingga sulit untuk mengetahui secara pasti perbedaan usia mereka berdasarkan sumber-sumber agama Islam

Dalam website muhammadiyah.or.id, sebuah riwayat disebutkan bahwa saat Nabi Ishaq a.s. lahir, umur Nabi Ibrahim a.s. adalah 100 tahun dan umur Siti Sarah 90 tahun. Nabi Ishaq a.s. disunat pada usia 8 hari setelah kelahirannya.

Sementara Nabi Ismail a.s. lahir pada saat Nabi Ibrahim a.s. berusia 86 tahun dan Nabi Ismail a.s. dikhitankan pada waktu usia 13 tahun. Dengan demikian, Nabi Ismail a.s. lebih tua 14 tahun daripada Nabi Ishaq a.s. (melihat perbandingan umur Nabi Ibrahim a.s.). Wallahu alam bissawab.

Baca juga: Kisah Nabi Luth a.s. dan Azab Bagi Kota Sodom yang Doyan Maksiat

Kisah Nabi Ishaq a.s. dan Masa Berdakwah

Nabi Ishaq a.s. memiliki akhlak yang mulia. Beliau, Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Yaqub a.s. (anak dari Nabi Ishaq a.s.) adalah orang-orang terpuji dan hal ini dituliskan di dalam Al-Qur'an Surat Shaad ayat 45-47.

"Dan ingatlah hamba-hamba kami: Ibrahim, Ishaq, dan Yaqub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) pada negeri akhirat. Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS Shaad ayat 45-47).

Nabi Ishaq a.s. dididik langsung oleh sang ayah untuk dapat berdakwah bersama kepada kaum Negeri Syam agar menyembah Allah Swt. Kelak, Nabi Ishaq a.s. meneruskan dakwah Nabi Ibrahim a.s. di tanah Syam.

Nabi Ishaq a.s. juga dikenal sebagai orang yang ramah dan bijaksana hingga Beliau dihormati oleh penduduk Syam walaupun waktu itu masih banyak penduduk Syam yang belum beriman kepada Allah Swt.

Baca juga: Kisah Nabi Daud a.s. Melawan Raja Jalut yang Cuma Pakai Katapel

Kisah Nabi Ishaq a.s. yang Dijodohkan oleh Nabi Ibrahim a.s.

Saat Nabi Ibrahim a.s. telah berusia lanjut dan akan "pensiun" dari perjalanan dakwahnya untuk dilanjutkan oleh Nabi Ishaq a.s., Nabi Ibrahim a.s. merasa khawatir karena takut meninggalkan Nabi Ishaq a.s. sendirian.

Ya, kala itu, saat usia Nabi Ishaq a.s. 40 tahun, Nabi Ishaq a.s. belum kunjung menikah. Hal itu membuat Nabi Ibrahim a.s. merasa khawatir. Sehingga, Beliau memerintahkan salah satu pelayannya untuk pergi ke Irak guna mencarikan calon pendamping hidup bagi Nabi Ishaq a.s.

Saat itu, Nabi Ibrahim a.s. memang melarang Nabi Ishaq a.s. untuk tidak mengambil wanita dari Negeri Syam karena mereka belum banyak yang beriman kepada Allah Swt.

Hingga akhirnya, pelayan yang diutus oleh Nabi Ibrahim a.s. membawa seorang wanita shalihah dari Negeri Irak bernama Ribka yang kemudian dinikahkan oleh Nabi Ishaq a.s.

Kemudian, Nabi Ishaq a.s. dan Ribka menetap di Hebron, Negeri Syam.

Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman a.s. Lengkap dari Pertemuannya dengan Ratu Balqis Hingga Jadi Hakim

Nabi Ishaq a.s. yang Sulit Mendapat Keturunan

Kisah Nabi Ishaq a.s. dan istrinya sama seperti dengan kisah Nabi Ibrahim a.s., yakni sulit mendapatkan keturunan. Sang istri disebut sebagai perempuan mandul. Namun, itu tidak membuat Nabi Ishaq a.s. berkecil hati. Beliau dan sang istri terus berdoa memohon kepada Allah Swt agar diberi rezeki berupa seorang anak.

Diriwayatkan, Nabi Ishaq a.s. memperoleh keturunan saat Beliau menginjak usia 60 tahun atau setelah menanti selama 20 tahun pernikahan. 

Atas kuasa Allah Swt, Nabi Ishaq a.s. dan Ribka diberi keturunan, yakni anak laki-laki kembar yang diberi nama Yaqub dan Esau. Di mana nantinya Yaqub diangkat menjadi seorang nabi. 

Saat dewasa, Esau dan Yaqub mempunyai ketertarikan yang berbeda. Di mana Esau lebih menyenangi berburu, sehingga ia sering berburu dengan sang ayah, sementara Yaqub lebih senang membantu sang ibu di rumah. Yaqub lebih memiliki perasaan lemah lembut.

Sayangnya, hubungan antara Esau dan Yaqub tidaklah harmonis. Hingga akhirnya Nabi Ishaq a.s. memerintahkan Nabi Yaqub a.s. untuk pergi ke sebuah daerah di Irak. 

Baca juga: Kisah Nabi Yunus a.s. yang Meninggalkan Kaumnya dan Ditelan Paus

Wafatnya Nabi Ishaq a.s.

Diriwayatkan, Nabi Ishaq a.s. wafat dalam usia 180 tahun. Nabi Ishaq a.s. dimakamkan di Hebron, Palestina, tempat lahirnya.

Itulah kisah Nabi Ishaq a.s. dari mulai kelahirannya hingga wafatnya.

Teladan dari kisah Nabi Ishak adalah tentang kesetiaan kepada Allah, kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup, penerimaan atas anugerah Allah, dan upaya untuk membina hubungan yang baik dalam lingkungan keluarga. 

Ini adalah nilai-nilai yang dapat diambil sebagai contoh dalam menjalani kehidupan sehari-hari serta dalam memperkuat hubungan dengan Allah Swt dan sesama.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sabrina Alisa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat