visitaaponce.com

Kisah Nabi Sulaiman a.s. Lengkap dari Pertemuannya dengan Ratu Balqis Hingga Jadi Hakim

Kisah Nabi Sulaiman a.s. Lengkap dari Pertemuannya dengan Ratu Balqis Hingga Jadi Hakim
Kisah Nabi Sulaiman a.s.(Freepik.com & Pngtree.com)

Kisah Nabi Sulaiman a.s. ini menceritakan mukjizat-mukjizat Nabi Sulaiman a.s. dan hikmah yang dapat kita renungkan.

Nabi Sulaiman a.s. merupakan anak dari Nabi Daud a.s. dan masih keturunan dari Nabi Ibrahim a.s.

Silsilah Nabi Sulaiman a.s. yakni Sulaiman bin Daud bin Isya bin Uwaed bin Abir bin Salmun bin Nakhsyun bin Awinadzab bin Aram bin Hashrun bin Faridh bin Yahudza bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim.

Baca juga : Apakah Perlu Tabir Surya Saat Hujan?

Nabi Sulaiman a.s. mewarisi kerajaan sang ayah, Nabi Daud a.s. Ia menjadi seorang nabi sekaligus raja, sama seperti Nabi Daud a.s.

Berikut ini kisah Nabi Sulaiman a.s. mulai dari berbicara dengan semut hingga bertemu dengan Ratu Balqis.

Kisah Nabi Sulaiman a.s. yang Dapat Memahami Bahasa Hewan

Allah Swt memberikan banyak kelebihan bagi Nabi Sulaiman a.s., salah satunya adalah dapat memahami dan berbicara dengan hewan. Ini menjadi mukjizat Nabi Sulaiman a.s.

Baca juga : Jokowi akan Undang Semua Pimpinan Parpol ke Istana

Dalam Al-Qur'an Surat An-Naml dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. mendengar perkataan koloni semut. Saat itu, Nabi Sulaiman a.s. dan bala tentaranya melintas melewati sebuah lembah di mana terdapat sarang semut.

Hingga akhirnya seekor ratu semut berkata pada bangsanya:

"Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Baca juga : Jokowi akan Melantik Menteri Baru

Nabi Sulaiman a.s. yang bisa memahami perkataan semut tersebut pun tersenyum seraya tertawa. Kemudian, Nabi Sulaiman a.s. berdoa:

"Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”

Selain itu, sebuah hadis Abu Hurairah meriwayatkan ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:

Baca juga : Kasus DBD di Tasikmalaya Meningkat, 120 Orang Dirawat dalam Dua Bulan

"Nabi Sulaiman keluar menemui orang-orang dan melihat mereka sedang meminta hujan. Di antara mereka terdapat seekor semut yang menengadahkan tangannya ke langit. Lantas Nabi Sulaiman a.s. berkata, "Pulanglah! Doa kalian telah dikabulkan karena seekor semut"."

Nabi Sulaiman a.s. juga mempunyai burung yang menjadi kesayangannya, yakni burung Hud-Hud. Burung ini nantinya akan membawa kabar terdapat sebuah kerajaan makmur yang penduduknya menyembah matahari.

Kisah Nabi Sulaiman a.s. dengan Bangsa Jin

Nabi Sulaiman a.s. juga dikenal dapat menaklukan bangsa jin atas izin dari Allah Swt. Bangsa jin ini bekerja di bawah perintah Nabi Sulaiman a.s. untuk membangun gedung dan menjadi bala tentara kerajaan Nabi Sulaiman.

Baca juga : BMKG: Empat Daerah di Banten Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem

Kisah Nabi Sulaiman a.s. ini pun tertuang dalam Al-Qur'an di tiga surat sekaligus.

"(Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain itu. Kamilah yang memelihara mereka itu." (QS. Al-Anbiya ayat 76).

"Bagi Sulaiman (Kami tundukkan) angin yang (jarak tempuh) perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula) serta Kami alirkan cairan tembaga baginya. Sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab (neraka) Sa‘ir (yang apinya menyala-nyala)." (QS. Saba' ayat 12).

Baca juga : Dipanggil Presiden, Surya Paloh Temui Jokowi Sore Ini

"Mereka (para jin) selalu bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan kehendaknya. Di antaranya (membuat) gedung-gedung tinggi, patung-patung, piring-piring (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur. Sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang banyak bersyukur." (QS. Saba' ayat 13).

"(Kami menundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan, dan penyelam. (Begitu juga setan-setan) lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami. Maka, berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) tanpa perhitungan." (QS. Sad ayat 37-39).

Kisah Nabi Sulaiman a.s. dengan Ratu Balqis

Alkisah, Nabi Sulaiman a.s. sedang mengecek para pasukannya yang terdiri dari bangsa manusia, bangsa jin, dan hewan-hewan. Saat pemeriksaan tersebut, diketahuilah bahwa burung Hud-Hud tidak ada di tempatnya. 

Baca juga : Menyongsong Pemilu Jujur Adil: Mengambil Hikmah dari Kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan

"Mengapa aku tidak melihat Hud-Hud? Ataukah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas.”

Tidak lama kemudian, burung Hud-Hud pun datang dan segera meminta maaf atas keterlambatannya. Burung Hud-Hud juga membawa kabar bahwa dirinya melihat sebuah negeri yang besar dan makmur dan diperintah oleh seorang ratu.

Namun, negeri tersebut tidak menyembah Allah Swt, melainkan menyembah matahari. Negeri tersebut bernama negeri Saba'.

Baca juga : 3 Sekolah dan Ratusan Rumah di Sidoarjo Terendam Banjir

“Aku telah mengetahui sesuatu yang belum engkau ketahui. Aku datang kepadamu dari negeri Saba’ membawa suatu berita penting yang meyakinkan (kebenarannya.) Sesungguhnya aku mendapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka (penduduk negeri Saba’). Dia dianugerahi segala sesuatu dan memiliki singgasana yang besar," kata burung Hud-Hud kepada Nabi Sulaiman.

"Mereka (juga) tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi549) dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan yang kamu nyatakan," kata Burung Hud-Hud melanjutkan.

Mendengar kabar dari burung Hud-Hud, Nabi Sulaiman a.s. pun mengutus burung Hud-Hud untuk membawakan surat darinya bagi penguasa negeri Saba', yakni Ratu Balqis untuk mengajaknya menyembah Allah Swt.

Baca juga : Aksi Kamisan: Kemenangan 02, Kekalahan Demokrasi dan HAM

"Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka. Kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan!” perintah Nabi Sulaiman a.s. kepada Burung Hud-Hud.

Surat tersebut pun sampai kepada Ratu Balqis. Surat itu berbunyi:

"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri."

Baca juga : Cuaca Ekstrem Ancam Jateng, Waspadai Bencana Hidrometeorologi

Mendapat surat seperti itu, Ratu Balqis pun meminta pendapat dari orang-orang kepercayaannya di kerajaan. 

"Wahai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini). Aku tidak pernah memutuskan suatu urusan sebelum kamu hadir (dalam majelisku),” kata Ratu Balqis.

"Kita memiliki kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa (untuk berperang), tetapi keputusan berada di tanganmu. Maka, pertimbangkanlah apa yang akan engkau perintahkan,” ujar orang kepercayaan di kerajaan.

Baca juga : Petugas KPPS di Kupang Kelelahan Hitung Suara hingga Pagi

"Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukkan suatu negeri, mereka tentu membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina. Demikianlah yang mereka akan perbuat," kata Ratu Balqis.

Kemudian, Ratu Balqis sampai pada keputusan jika ia akan memberikan hadiah kepada Nabi Sulaiman a.s. dan menunggu balasan dari nabi Allah Swt tersebut.

"Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku) akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu.”

Baca juga : Waspada Cuaca Ekstrem, Dinas SDA DKI Jakarta Siagakan Pompa Air

Ratu Balqis mengirimkan berbagai hadiah dengan jumlah yang banyak dan mewah untuk Nabi Sulaiman a.s. Mendapat beragam hadiah dari Ratu Balqis, Nabi Sulaiman a.s. tidak mau menerimanya. Ia kemudian mengirimkan pesan pada utusan Negeri Saba' untuk menyampaikan pesannya kepada Ratu Balqis.

"Apakah kamu akan memberi harta kepadaku (sebagai hadiah)? Apa yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu."

"Pulanglah kepada mereka (dengan membawa kembali hadiahmu)! Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang tidak mungkin dikalahkan. Kami pasti akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba’) dalam keadaan terhina lagi tunduk," begitu pesan dari Nabi Sulaiman a.s. untuk Ratu Balqis.

Baca juga : BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem di Jakarta Hingga Akhir Bulan Ini

Saat utusannya kembali ke Negeri Saba' dan mendengar pesan dari Nabi Sulaiman a.s., Ratu Balqis kemudian hendak datang ke istana Nabi Sulaiman a.s.

Sementara itu, Nabi Sulaiman a.s. berunding denan para pembesarnya di istana. Nabi Allah Swt tersebut bertanya kepada para pembesar serta bala tentaranya siapa yang sanggup memindahkan istana Ratu Balqis ke istananya.

“Wahai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawakanku singgasananya sebelum mereka datang menyerahkan diri?”

Baca juga : 2 Kelurahan di Jakarta Barat masih Terendam Banjir hingga Kamis Pagi

Setelahnya, makhluk dari golongan jin muslim yang disebut Ifrit menawarkan diri. Jin Ifrit menyebutkan bahwa dirinya bisa membawa istana Ratu Balqis ke istana Nabi Sulaiman a.s. sebelum Nabi Sulaiman a.s. berdiri dari tempat duduknya dan riwayat lain mengatakan hanya "sekejap mata".

"Akulah yang akan membawanya kepadamu sebelum engkau berdiri dari singgasanamu. Sesungguhnya aku benar-benar kuat lagi dapat dipercaya."

Nabi Sulaiman a.s. juga mengubah singgasananya agar serupa dengan singgasana milik Ratu Balqis. Saat sang ratu bersama rombongannya datang, Nabi Sulaiman a.s. pun bertanya, “Serupa inikah singgasanamu?”

Baca juga : Rhoma Irama Harap Pemimpin Indonesia Taat Konstitusi

"Sepertinya ya. Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)," kata Ratu Balqis.

Nabi Sulaiman a.s. pun mempersilakan Ratu Balqis dan rombongannya masuk ke dalam istana. Ketika itu, Ratu Balqis melihat kolam air yang besar di istana Nabi Sulaiman a.s. dan menyingkapkan gaunnya hingga terlihat kedua betisnya.

Kemudian, Nabi Sulaiman a.s. mengatakan bahwa itu adalah lantai yang terbuat dari kaca sehingga kejernihannya tampak seperti kolam sungguhan.

Baca juga : KPU Jaktim Perpanjang Waktu Pencoblosan bagi TPS yang Kebanjiran

"Sesungguhnya ini hanyalah lantai licin (berkilap) yang terbuat dari kaca," ucap Nabi Sulaiman a.s. 

Lalu, Ratu Balqis yang terpesona akan kebesaran Tuhan yang diutus melalui Nabi Sulaiman a.s. berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku. Aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”

Kisah Nabi Sulaiman a.s. dengan Ratu Balqis ini tertulis dalam Al-Qur'an Surat An-Naml ayat 20-44.

Baca juga : Momen Berinteraksi Usai Pencoblosan, Warga Berteriak 'Anies Presiden'

Kisah Nabi Sulaiman a.s. Jadi Hakim untuk Memutuskan Perkara

Nabi Sulaiman a.s. terkenal sebagai seseorang yang bijaksana. Bahkan, saat Nabi Daud a.s. masih menjabat sebagai seorang raja, Nabi Sulaiman a.s. pernah memutuskan suatu perkara dan solusi darinya tersebut dibenarkan oleh Nabi Daud a.s.

Diriwayatkan, ada penduduk yang mengadu kepada Nabi Daud a.s. bahwa kebun anggurnya dirusak dan tanamannya dimakan oleh kambing-kambing. Nabi Daud a.s. kemudian memutuskan bahwa sang pemilik kambing memberi ganti rugi kepada kepada sang pemilik kebun.

Namun, Nabi Sulaiman a.s. beda pendapat. Menurutnya, pemilik kambing harus menyerahkan kambingnya sementara ke pemilik kebun dan memanfaatkan susu kambing tersebut, sedangkan pemilik kambing harus memperbaiki kebun yang rusak seperti sedia kala. Setelah selesai memperbaiki kebun, kambing baru akan dikembalikan. 

Baca juga : Megawati Soekarnoputri: Masyarakat harus Pilih Pemimpin dengan Bijak

Mendengar pendapat Nabi Sulaiman a.s., Nabi Daud a.s. pun setuju dengan pendapat anaknya tersebut.

Riwayat lainnya juga mengisahkan kebijaksanaan Nabi Sulaiman a.s. di mana suatu waktu datanglah dua orang perempuan dan salah satu perempuan tersebut menggendong seorang bayi. Kedua perempuan tersebut bertemu dengan Nabi Sulaiman a.s. dan meminta keadilan.

Dua perempuan tersebut bersikukuh bahwa mereka adalah ibu dari bayi tersebut. Perseteruan pun tak terhindarkan hingga akhirnya Nabi Sulaiman a.s. memberikan solusi cerdik.

Baca juga : Hujan Lebat, TPS di Kota Kupang Tergenang Air

Nabi Sulaiman a.s. mengatakan bahwa bayi tersebut harus dibelah menjadi dua agar dua perempuan tersebut sama-sama adil. Mendengar keputusan tersebut, perempuan pertama menangis dan langsung mengikhlaskan bayinya agar dimiliki perempuan kedua asalkan bayi tersebut hidup. Sementara perempuan kedua sepakat dengan solusi yang ditawarkan oleh Nabi Sulaiman a.s.

Melihat hal itu, Nabi Sulaiman a.s. lantas menyerahkan bayi kepada perempuan pertama dan menyatakan bahwa perempuan pertama adalah ibu dari bayi tersebut. Hal ini bukan tanpa alasan, Nabi Sulaiman a.s. melihat rasa keibuan pada perempuan pertama.

Wafatnya Nabi Sulaiman a.s.

Tidak ada yang mengetahui pasti perihal wafatnya Nabi Sulaiman a.s. Menurut riwayat, wafatnya Nabi Sulaiman a.s. diketahui saat tongkatnya rapuh dimakan rayap dan membuatnya jatuh. Barulah jin dan bala tentaranya mengetahui bahwa Nabi Sulaiman a.s. telah meninggal dunia. Ini menjadi tanda bahwa tidak ada yang mengetahui hal ghaib melainkan Allah Swt.

Baca juga : 2 TPS di Kelapa Gading Roboh, Pencoblosan Ditunda

"Maka, ketika telah Kami tetapkan kematian (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu, kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Ketika dia telah tersungkur, jin menyadari bahwa sekiranya mengetahui yang gaib, tentu mereka tidak berada dalam siksa yang menghinakan." (QS. Saba' ayat 14).

Wallahu a'lam bishawab.

Begitulah kisah Nabi Sulaiman a.s. yang dikenal dengan ketaatannya, kebijaksanaannya, serta kekuasaannya. 

Dari kisah Nabi Sulaiman a.s., kita semakin mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah Swt, yakni memberikan mukjizat kepada nabi-Nya.

Kita juga mendapatkan hikmah untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah senantiasa bersyukur atas pemberian Allah Swt dan tidak besar kepala atas kelebihan yang kita punya, menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, serta senantiasa mengingat Allah Swt.  

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sabrina Alisa

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat