Pencahayaan di Film Bisa Gambarkan Karakter Manusia
PENCAHAYAAN dalam dunia fotografi, video, dan film memegang peran vital. Intinya, ketika seseorang menguasai teknik pencahayaan (lighting) dia akan eksis di tiga dunia tersebut.
Pasalnya, tidak akan ada visual tanpa cahaya. Lensa secanggih apapun jika tak ada cahaya tidak akan bisa menampilkan visual yang diharapkan.
"Itu sebabnya lighting sangat penting dalam membuat sebuah konten. Dengan lighting, konten menjadi lebih bermakna sebagaimana ungkapan content is the king," ujar Yongki Ongestu, sosok yang menjadi sutradara film, director of photography (DOP), dan founder Aenigma Picture di workshop Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) dan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) IISIP Jakarta bekerja sama dengan ACTOUR (Aputure Campus Tour), di Jakarta, Kamis (14/12).
Sebanyak 80 peserta workshop yang merupakan adalah mahasiswa IISIP dan dosen antusias mengikuti ajang tersebut. Mereka menyimak paparan pakar dan sesekali melontarkan pertanyaan.
Yongki menambahkan, dalam film garapannya selalu menekankan empat hal yaitu intensitas cahaya, kualitas cahaya, warna cahaya, dan arah cahaya. Sebab semua itu akan berpengaruh pada kualitas film yang dibuat.
"Warna cahaya itu bisa mempengaruhi mood manusia, dan arah cahaya akan menampilkan karakter manusia," tutur Yongki. Film garapannya yang selalu mengangkat budaya Indonesia walaupun bergenre horor, thriller, dan drama, amat memperhatikan detil cahaya tersebut.
Sementara itu, pekerja kreatif dan dosen IISIP Jakarta Dedet R Boer menegaskan bahwa film itu adalah seni budaya. Di Indonesia ini ada sekitar 728 budaya yang seharusnya bisa dijadikan income buat negara.
"Budaya Indonesia ini sangat mahal dan harusnya bisa dijadikan sumber pemasukan. Jadi kalau apa yang digarap Yongki itu jadi nyambung dengan khasanah budaya Indonesia," ungkap Dedet.
Kalau bicara film, lanjutnya, berarti bicara kamera yang merupakan kekuatan film. Bisa dibayangkan bagaimana sebuah kekuatan sebuah film bisa muncul kalau pencahayaannya tak mendukung.
"Itu sebabnya bicara cahaya ada 4 fungsi yaitu memberi emosi pada penonton, memanjakan mata bagi yang nonton, menguraikan apa yang terjadi dalam adegan, dan memanjakan tontonan," tandas Dedet lagi.
Sedangkan Pembantu I Rektor Bidang Akademik IISIP Jakarta Asrul M Mustaqim menyambut baik workshop ini. Terlebih materinya bisa menjawab kebutuhan dan perkembangan di mata kuliah content creation dasar dan lanjutan, bahasa dan sistem tanda visual, komunikasi visual, film dan dokumenter. (RO/O-2)
Terkini Lainnya
Isu Pangan Harus Dipandang Secara Multidimensi
Gen Z tidak Boleh Apatis Terhadap Pemilu
Efektivitas Iklan Politik Capres di Media Massa
IISIP Jakarta Gelar Rangkaian Wisuda
Bawaslu Gandeng IISIP Jakarta Sosialisasi Pengawasan Partisipatif
Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams Tayang di Netflix Besok
Inner Drive, Potret Perjalanan Inovasi Rintisan dalam Film Dokumenter
Sutradara dan Produser Film Vina Sebelum 7 Hari Jalani Pemeriksaan di Polda Jabar
Ini Alasan Garin Nugroho Pilih Juliet Burnett Jadi Sinta di Film Samsara
Rudi Soedjarwo Sebut Film Saat Menghadap Tuhan Terinspirasi dari Sisi Gelap Remaja
Sutradara How to Make Millions Before Grandma Dies Ingin Masukkan Indonesia dalam Film Berikutnya
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap