visitaaponce.com

Ini Alasan Masyarakat Rela Bermacet Ria saat Liburan

Ini Alasan Masyarakat Rela Bermacet Ria saat Liburan
Kepadatan kendaraan di jalur wisata Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (28/2/2022).(ANTARA/YULIUS SATRIA WIJAYA )

BERMACET ria di setiap kesempatan liburan ternyata sudah menjadi tradisi di Indonesia. Banyak orang yang rela mengunjungi tempat wisata dan rela terjebak di jalanan untuk meluangkan waktu bersama keluarga. Namun ternyata bermacet ria juga memiliki sejarah tersendiri yang sudah terjadi sejak lama.

Diketahui pada libur Nataru kali ini, pemerintah memperkirakan ada pergerakan 107 juta orang.

Pengamat sosial Rissalwan Habdy Lubis menjelaskan fenomena macet di saat liburan natal tahun baru, puasa lebaran, hingga liburan sekolah tengah tahun merupakan bentuk tradisi migrasi masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu.

Baca juga: 69.930 Kendaraan Tinggalkan Jakarta via Tol Cikampek Utama

"Secara sosiologis-historis, tradisi dan gaya hidup orang Indonesia adalah pengembara atau sering berpindah tempat untuk mencari nafkah. Namun di zaman modern sekarang ini, pola pekerjaan mencari nafkah sudah lebih banyak yang harus menetap di suatu tempat," kata Rissalwan saat dihubungi, Senin (25/12).

Sehingga saat ada masa liburan, akan dimanfaatkan untuk bermigrasi mengikuti tradisi bertemu dan silaturahmi dengan kerabat, keluarga, atau mencari momen baru di tempat yang baru.

Faktor lainnya adalah melepas kepenatan dan rutinitas bersama keluarga, di mana hanya pada saat musim liburan ini anak dan orang tua bisa menikmati waktu bersama. Dengan pola yang sama yang dilakukan banyak keluarga, maka terjadilah kemacetan di beberapa tempat wisata atau tempat lain di luar perkotaan.

Baca juga: Borobudur Siap Sambut Wisatawan saat Liburan Akhir Tahun

"Migrasi temporer ini memang selalu memanfaatkan momen liburan hari raya keagamaan dan liburan sekolah," ujar dia.

Secara konsep perbedaan migrasi dan mobilisasi sosial adalah mobilisasi bersifat individu dan dapat dibedakan dalam mobilisasi sosial vertikal dan horizontal. Sedangkan migrasi bersifat kolektif keluarga atau grup pertemanan dan tidak dilakukan secara reguler atau membutuhkan alasan khusus tertentu, misalnya kondisi bencana atau ritual keagamaan. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat