visitaaponce.com

Mengenal Properti yang Digunakan dalam Tari Merak

Mengenal Properti yang Digunakan dalam Tari Merak
Tari Merak(Antara)

TARI Merak telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2020, menandakan nilai dan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Sejarah Tari Merak bermula dari kreasi Rd Tjeje Somantri tahun 1955, seorang seniman yang berperan penting dalam memperkenalkan keindahan dan keunikan tradisi tari di Indonesia.

Gerakan yang terdapat dalam Tari Merak merupakan hasil pengembangan dari gaya tari Sunda yang dipelopori Tjetje. Penciptaan tarian ini tidak hanya sekadar sebuah pertunjukan seni, tetapi awalnya diproduksi untuk menghibur delegasi Konferensi Asia Afrika tahun 1955, yang menjadi momen bersejarah bagi diplomasi Indonesia. Tjetje menciptakan koreografi yang memukau, menggambarkan keanggunan dan keelokan burung merak, yang kemudian menjadi identitas utama dari tarian ini.

Tari Merak berasal dari daerah Bandung, Jawa Barat, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas seni dan budaya Jawa Barat. Inspirasi untuk menciptakan tarian ini diambil dari burung merak, yang dikenal karena keindahan bulunya. Tari Merak bukan sekadar representasi fisik dari merak betina. Sebaliknya, tarian ini lebih menggambarkan tingkah laku merak jantan yang memiliki bulu ekor yang memikat perhatian.

Baca juga: Jatuh Bangun Lestarikan Kain Sasirangan, Agustinus Sandi Raih Gelar Pemuda Pelopor

Keunikan dari Tari Merak tidak hanya terletak pada gerakan dan ekspresi artistiknya, tetapi juga tercermin dalam keindahan kostum, terutama pada ornamen-ornamen sayap yang mempesona. Kostum yang digunakan dalam tarian ini mencerminkan perpaduan antara tradisi dan inovasi, menciptakan visual yang memukau dan mengesankan.

Selain sebagai sebuah pertunjukan seni, Tari Merak juga memberikan inspirasi bagi pengembangan karya seni lainnya. Keunikan karya tari ini dapat dijadikan contoh untuk menciptakan karya seni yang memiliki ciri khas dan daya tarik sendiri. Sebagai ilustrasi, dalam menciptakan tarian yang menggambarkan perang makhluk planet, seseorang dapat mengeksplorasi berbagai elemen seperti desain kostum yang futuristik, senjata yang unik, dan penggunaan warna musik pengiring yang menciptakan atmosfer yang epik. 

Baca juga: Indonesia Tampilkan Karya Seni Jalan Nusantara di Markas Besar UNESCO

Properti Tari Merak

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, gerakan Tari Merak tidak hanya sekadar menampilkan tingkah laku burung merak jantan dan betina, melainkan juga merinci aspek-aspek tertentu yang menjadikan tarian ini sebuah karya seni yang sangat terperinci. Karena itu, setiap elemen dari kostum dan properti yang digunakan dalam Tari Merak dirancang dengan sangat cermat agar menyerupai burung merak yang sebenarnya, menambah keaslian dan keelokan pertunjukan.

Berikut ini adalah elemen-elemen yang membentuk properti tari Merak dengan segala keunikan dan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya:

1. Siger/Mahkota

Siger, atau mahkota yang megah, adalah salah satu elemen utama yang dipakai penari Merak di bagian atas kepalanya. Mahkota ini tidak hanya sekadar aksesori, melainkan simbol keagungan dan keelokan yang menjadi identitas kuat dari tarian ini. Detail pada siger ini tidak hanya terbatas pada bentuknya saja, tetapi juga mencakup penggunaan payet dengan variasi warna yang mencakup hijau, putih, kuning, dan keemasan, menambah dimensi estetika yang lebih mendalam.

2. Garuda Mungkur

Garuda Mungkur, hiasan indah yang dipasang di bagian belakang kepala penari, membentuk siluet menyerupai kepala burung merak. Elemen ini tidak hanya berfungsi sebagai ornamen, melainkan juga menggambarkan keanggunan dan keindahan burung merak dalam bentuk artistik yang mencengangkan.

3. Sesuping

Sesuping, hiasan yang terletak di telinga penari, memberikan sentuhan estetika tambahan pada tarian Merak. Elemen ini bukan hanya sebagai dekorasi, tetapi juga menjadi bagian yang memperkuat karakter dan nuansa keseluruhan penampilan. Elemen-elemen bulu merak pada sesuping diukir dengan presisi dan dipercantik dengan sentuhan cat berwarna keemasan. Tidak hanya itu, payet warna-warni yang menghiasi sesuping, mulai dari kuning keemasan hingga hijau tua, memberikan kilauan yang memperkaya keseluruhan penampilan.

4. Apok

Apok, kain yang melingkar di bagian bawah leher dan menutupi dada penari, tidak hanya berperan sebagai elemen busana, tetapi juga menyimbolkan nilai keagamaan dan keseimbangan dalam gerakan tari Merak. Apok, yang merupakan bagian kain beludru pada kostum Tari Merak, memiliki warna dasar hitam yang kontras. Bentuk apok terdiri dari garis lengkung yang membentuk lingkaran dari depan ke belakang, menambah sentuhan artistik pada kostum ini. Semua detail ini menunjukkan betapa setiap elemen kostum dan properti Tari Merak dirancang secara cermat dan terperinci untuk menghadirkan pengalaman visual yang luar biasa.

5. Baju Atas

Baju atas penari dirancang dengan corak dan warna yang dipilih secara cermat untuk menciptakan tampilan serupa dengan bulu-bulu merak. Detail-detail ini bukan sekadar perincian kosmetik, tetapi merupakan penghormatan terhadap keindahan alam dan keunikan burung merak sebagai simbol tari ini.

6. Sayap

Sayap yang menyerupai selendang adalah salah satu aspek paling mencolok dari kostum tari Merak. Fungsinya bukan hanya sebagai elemen dekoratif, tetapi juga sebagai alat visual yang kuat, menekankan bahwa kostum ini bukan semata-mata pakaian, melainkan karya seni hidup yang menciptakan ilusi indah tentang kebebasan dan keanggunan burung merak.

7. Sabuk

Sabuk merupakan sehelai kain dengan fungsi ganda, berperan sebagai ikat pinggang yang tidak hanya bertugas sebagai pengikat busana, tetapi juga memberikan sentuhan elegan pada tampilan akhir. Sabuk tidak hanya sekadar aksesori praktis untuk mengencangkan busana merak, tetapi juga menjadi unsur yang mencerminkan gaya dan keanggunan.

8. Sampur

Sampur, sebagai hiasan yang terbuat dari berbagai bahan tisu, memberikan nuansa mewah yang menyerupai bulu merak. Dengan detail-detail halus dan kerumitan dalam desainnya, sampur menjadi pilihan yang tepat untuk menambahkan sentuhan artistik pada berbagai pakaian formal maupun tradisional. Bahan-bahan tisu yang digunakan untuk membuat sampur tidak hanya sekadar menciptakan kesan estetis, tetapi juga memberikan dimensi tekstur yang unik.

9. Kilat Bahu

Kilat bahu bukan hanya sekadar gelang biasa, melainkan aksesori yang dikenakan di bahu untuk menambahkan kilauan dan daya tarik pada tampilan keseluruhan. Dengan perpaduan desain yang inovatif dan bahan-bahan berkualitas, kilat bahu memberikan sentuhan glamor yang memikat mata. Penggunaannya tidak hanya bersifat dekoratif, tetapi juga menunjukkan perhatian terhadap detail dan estetika dalam memilih aksesori.

Kilat bahu, dengan bentuknya yang menggambarkan burung merak, juga dirinci dengan garis-garis lengkung dan dekoratif yang menciptakan kesan yang artistik. Warna hijau tua, hijau muda, putih, kuning, dan kuning keemasan yang diaplikasikan pada kilat bahu tidak hanya memberikan keautentikan, tetapi juga menambahkan nuansa warna yang memperkaya estetika keseluruhan penampilan.

10. Gelang

Gelang, yang dikenakan di pergelangan tangan, hadir dalam bentuk lingkaran yang mengundang perhatian. Dengan palet warna yang senada dengan kostum, gelang tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, melainkan juga sebagai penyeimbang dan pemanis pada tampilan keseluruhan. Keberagaman warna dan desain gelang menciptakan harmoni visual yang memperkaya estetika pakaian yang dikenakan.

11. Rok

Rok, sebagai bawahan kostum yang identik dengan corak dan warna yang menyerupai burung merak, bukan hanya pakaian biasa. Desainnya yang khas menciptakan kesan yang kuat dan menghadirkan keindahan alam dalam setiap detailnya. Rok bukan hanya sekadar busana, tetapi juga merupakan ekspresi seni yang memadukan keanggunan dan keunikan dalam setiap jahitan.

Semua properti ini bersatu dalam harmoni yang mengagumkan, menciptakan penampilan tari Merak yang tidak hanya memukau mata, tetapi juga meresapi jiwa penonton dengan keindahan, keanggunan, dan makna yang dalam.

Tari Merak tidak hanya menjadi bagian dari sejarah budaya Indonesia, tetapi juga sumber inspirasi untuk pengembangan seni yang kreatif dan inovatif. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat